Sungguh, Kematian adalah nasihat terbaik...
Hagoe Village : Sept, 6th 2024
Aku memulai hari ini, Jumat tanggal 6 September sebagai Morning Person dengan aktivitas rutin setiap paginya, sholat subuh lalu berolahraga pagi bersama keluargaku.
Kami bergerak dari rumah setelah sholat subuh sekitar jam 05.45 pagi, dimana dari mesjid kampung kami sedang berlangsung pembacaan Radja Shalawat rutin setiap subuh Jumat dan Minggu.
Ini merupakan rutinitas yang sudah berlangsung lama sekitar empat tahunan, yang awalnya merupakan anjuran dari salahsatu tokoh ulama muda yaitu Abon Bunie yang mendapatkan ijazah tariqoh Radja Shalawat secara langsung dari Allah Yarham, Abu Adnan Bakongan atau lebih dikenal dengan Nek Abu Bakongan atau Abu Bakongan.
Permulaan rutinitas pembacaan Radja Shalawat ini dimulai saat Abon Bunie menggerakkan Pengajian Tastafi di Dayah Ashhabul Yamin Bunie Kecamatan Payabakong sebelum wabah Covid 19 datang (tahun 2020).
Saat kami mulai bergerak dari rumah untuk berolahraga, langit di ufuk timur baru saja akan menampakkan sinar matahari pagi yang membuat batin kita menjadi damai dan optimis untuk menatap hari ini.
Pelan-pelan cahaya matahari mulai menyinari bumi dengan pemandangan sunrise yang cukup indah. Fabiayyi aalaaa irobbikumaa tukadzibaan (maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan...?).
Kami menempuh rute yang cukup jauh di pagi ini, melewati SD Negeri 6 menuju Puskesmas Matangkuli dan melewati persawahan di Desa Blang, tembus ke Parang Sikureung dan kembali ke rumah kami.
Sekitar jam 08 pagi, aku menuju kantor Camat Matangkuli untuk melakukan fingerprint. Dan saat perjalanan ke kantor camat, aku melihat ada orang yang ramai di sebuah rumah warga desa kami. Ternyata salah seorang warga desa kami, meninggal dunia tadi malam di Rumah Sakit Cut Meutia. Innalillahi Wainna Ilaihi Raji'un....!
Dalam agama Islam ada keterangan bahwa bila seseorang meninggal di malam Jum'at, maka Insya Allah akan "bebas" dari siksa kubur untuk satu hari, yaitu hari Jumat tersebut. Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa'afihi, wa'fuanhu. Semoga almarhum diampuni segala dosa-dosanya...!
Dan akupun berhenti sebentar di rumah duka untuk melakukan serta mengikuti prosesi pelaksanaan fardhu kifayah terhadap mayat yaitu memandikan, mengkafankan, mensholatkan dan menguburkan si mayat.
Pelaksanaan fardhu kifayah ini dilaksanakan oleh para warga desa kami dan warga sekitar, sebagaimana kebiasaan yang selama ini berlaku dalam masyarakat kami.
Aku pun sebenarnya masih memiliki hubungan kekerabatan dengan almarhum yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang servis alat-alat elektronik.
Umurnya pun belum tua-tua amat, tetapi sebagaimana keyakinan kami umat muslim bahwa semuanya itu adalah takdir dari Allah SWT, dimana dalam perspektif Aceh di kenal dengan Langkah, rezeki, jodoh dan maut itu sudah menjadi ketentuan dari Allah Azza Wajalla.
Maut atau kematian adalah rahasia Allah dan bisa terjadi pada siapa saja, tidak pandang bulu. Apakah anak-anak, orang muda maupun orang tua. Baik yang sedang mengalami sakit atau pun sedang sehat-sehat saja.
Banyak kita lihat, bahkan seseorang yang sehat dan sedang melaksanakan aktivitas seperti biasa, tiba-tiba meninggal dunia tanpa ada penyebab yang jelas.
Pertanyaan seriusnya apakah kita sudah siap bila ajal datang menjemput?
Sudah cukupkah amal perbuatan kita sebagai "modal" untuk menempuh perjalanan panjang menuju Alam Barzah, Alam Mahsyar dan Alam Akhirat?
Atau masih adakah hutang kita yang belum kita tunaikan selama kita hidup? Baik hutang dalam makna harfiah maupun kewajiban-kewajiban yang belum kita tunaikan.
Sedangkan dosa-dosa kita cukup banyak. Lidah dan mulut yang pernah mengiris hati, hati yang penuh dengan syak wasangka, tangan yang pernah menyakiti, dan berbagai dosa lainnya yang kita lakukan selama kita hidup.
Seharusnya, musibah berupa kematian bisa menjadi pembelajaran bagi kita untuk selalu berbuat baik dan menghindari perilaku yang menyakiti dan menzalimi orang lain. Dan kita akan selalu memperbaiki diri dan Amal kita setiap saat.
Siang ini, ponakanku bermain bersama si kecil Alvira di rumah kami, karena si kecil memang masuk sekolah di sore hari. Jadi mereka punya waktu yang cukup untuk bermain sebelum si kecil masuk sekolah.
Aku melaksanakan sholat Jumat di mesjid kampungku saja, yaitu Mesjid Baitul Maarif Teupin Jaloh. Cuaca di siang ini pun cukup panas ditambah dengan listrik yang padam sehingga suasana didalam mesjid terasa cukup panas karena AC nya mati.
Menjelang sore hari, cuaca berubah menjadi mendung dan juga turun hujan yang disertai dengan angin yang cukup kencang. Hampir sama dengan kejadian hujan badai yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu.
Dari media sosial aku memantau bahkan di tempat lain (seputar Lhokseumawe) juga terjadi angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang dan menimpa sebuah mobil.
Hujan dan angin ini tidak berlangsung lama sehingga di sore hari aku bisa menjemput si kecil di sekolahnya tanpa hambatan apa-apa. Ya, hanya sedikit hujan rintik-rintik tidak apalah....
Dan dimalam harinya, si kecil pergi mengaji di rumah ngaji yang tidak jauh dari rumah kami. Dia baru selesai mengaji sekitar jam 09.30 malam, dan kemudian pulang ke rumah bersama teman-temannya.
Sekian postingan ku kali ini. Stay safe and Fun.....Ciao...!
@alee75
📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Saat tiba-tiba mengingat kematian rasanya takut sekali,terkadang sampai menangis kalau membayangkan malam pertama di dalam kubur,teringat akan dosa yang lebih besar dari amal😥
Ya, buk. Kita memang harus lebih sering mengingat akan kematian agar menjadi alarm bagi kita selama hidup didunia.
Iya pak