The Diary Game (4 Juni 2024): PMS

in Hot News Community29 days ago

Tubuh saya mendadak diselimuti rasa gerah, seolah sedang dibalut oleh karung gunnysack. Saya membuka mata dan menyadari bahwa kegelapan telah menguasai seisi ruang tidur yang penuh sesak ini. Pemadaman listrik oleh PLN kembali menghantui seakan tak pernah puas menguji kesabaran masyarakat. Terhitung sudah hari kedua pemadaman bergilir yang dilakukan oleh satu-satunya perusahaan penyedia listrik di Indonesia itu.

Protes masyarakat terkait pemadaman ini mulai digaungkan di mana-mana. Protes ini terkonsentrasi di sosial media Pesbuk dan Insapgan. Kalau saya jadi direksi PLN, sih, masa bodoh saja lah, ya. Sekeras apapun protes masyarakat, paling mereka cuma mencak-mencak di sosmed doang, kok. Secara PLN tak ada perusahaan pesaingnya juga, so masyarakat tak punya alternatif lain selain PMS (Pakai, Misuh-Misuh, Selesai)

Jam masih menunjukkan pukul 3 pagi, waktu yang biasanya tergolong tanggung untuk bangkit dari tempat tidur, namun tidak dengan kali ini. Dengan sedikit rasa frustasi, saya menghidupkan lampu darurat yang sudah di-charge sejak malam sebelumnya, karena pengalaman sehari lalu mengajarkan saya bahwa pemadaman bisa terjadi kapan saja tanpa izin dulu. Lalu, saya menghidupkan kipas angin mini portabel yang baterainya masih penuh, yang tentu saja sudah diisi daya sebelumnya.

Ba’da Subuh, saya kembali men-spare waktu untuk tidur lagi sembari memanfaatkan waktu yang masih panjang hingga matahari benar-benar terbit. Tak ada agenda yang benar-benar krusial hari ini, jadi saya memutuskan untuk tidur hingga pukul 10 pagi. Beruntung yang mulia pe-el-en menghentikan pemadaman sementara serta memberikan sedikit kelegaan, meski semua orang tahu sebentar lagi juga akan padam lagi.

Ketika terbangun untuk kedua kalinya, saya merasa jauh lebih segar dari sebelumnya. Sinar matahari yang cerah cenderung panas menembus dari celah-celah jendela dan membangunkan saya. Sesaat setelah terjaga saya segera mencoba mengecek berita terbaru tentang pemadaman listrik ini.

Ternyata, pemadaman listrik bergilir ini adalah akibat dari gangguan blackout pada salah satu PLTU di Nagan Raya. Menurut laporan resmi dari PLN, gangguan tersebut memerlukan waktu untuk diperbaiki dan mereka mengupayakan agar listrik kembali normal sesegera mungkin. Katanya sih begitu.

Nahasnya, tak lama kemudian, PLN kembali berulah. Untung saja saya telah bergegas mandi sebelum pompa air juga ikut mati. Setelah mandi, saya membuka kulkas dan memilih dua botol minuman teh rasa buah yang masih dingin di sana. Tak menyia-nyiakan kesempatan, saya meneguk keduanya sekaligus untuk membunuh rasa haus yang telah mengganggu sejak tadi.

IMG_20240604_104531.jpg
Botol-botol minuman "beracun" yang saya kumpulkan sejak kemarin sore

Nasi belum saya tanak, rice cooker pun tak bisa dioperasikan. Saya memilih jalan pintas: memesan makanan ldengan memanfaatkan fitur layanan pesan antar GrabFood. Teman serumah saya, yang juga sudah diserang rasa lapar, ikut menitip makanan. Segera ia transfer biaya sejumlah pesanannya ke e-wallet saya. Ini adalah cara praktis untuk mengatasi masalah tanpa perlu menyiapkan uang cash.

Sambil menunggu pesanan datang, saya membaca beberapa postingan jurnalisme warga mengenai pemadaman listrik yang telah berlangsung selama dua hari ini. Postingan-postingan pribadi juga banyak berseliweran diiringi dengan komentar-komentar pedas.

Saya sendiri Tidak heran jika banyak orang merasa lebih mudah marah dan frustasi selama pemadaman listrik berlangsung, sebab saya juga mengalami hal yang persis apa yang mereka alami. Bayangkan jika 90% perangkat yang anda gunakan bergantung pada daya listrik dan semuanya seketika hilang fungsi saat pemadaman terjadi.

Listrik masih terus padam hingga jam 3 sore. Saya mengandalkan power bank berkapasitas 10.000 mAh untuk mengisi daya ponsel dan tablet, plus papan ketik nirkabel yang baterainya mulai melemah.

Dengan perasaan sedikit sebal, saya memutuskan untuk berganti pakaian dan berencana untuk mencari angin luar. Rencana kali ini adalah pergi ke salon khusus wanita untuk memangkas rambut yang saban hari sudah berubah jadi sapu ijuk karena kurang perawatan. Produk bleaching yang diaplikasikan ke rambut yang sehat akan merusak rambut tanpa perawatan yang mumpuni. Buat yang malas ribet, jangan coba-coba deh buat mengecat rambut kalau tidak mau rugi.

Pencarian singkat di Google Maps memberikan hasil nihil mengenai lokasi salon khusus wanita yang ada di sekitar saya. Tidak tahu juga sebenarnya ada atau tidak, namun karena Google adalah teman terdekat di detik ini, jadi saya memutuskan untuk mempercayainya.

IMG_20240604_164842.jpg
Swafoto kaca yang saya abadikan setelah memangkas rambut

Ada beberapa salon khusus perempuan di sekitar Lampriet dan Peunayong. Saya prefer pada salon yang berlokasi Peunayong, karena salon di Lampriet kabarnya terkesan mewah dan beberapa ulasan di Google mengatakan tarifnya tidak ramah di kantong. Lagi-lagi, jiwa medioker saya seketika menolak untuk datang ke sana.

Di Peunayong, saya disambut oleh pemilik salon, seorang wanita berbadan gempal yang saya taksir berusia sekitar 35 tahun. Saya meminta dipangkas dengan model rambut cepak seperti pria.

Dia menatap saya, seolah-olah sedang menilai berapa besar upeti yang akan saya bayarkan. Kemudian, dengan sopan dia mengatakan bahwa wajah saya tidak terlalu cocok dengan model cepak karena akan mengekspos jidat saya yang dalam kata-katanya yang halus, “sebesar lapangan sepak bola.”

Dengan sedikit berat hati, saya setuju dengan sarannya dan memilih model rambut yang sedikit lebih panjang. Tangan lihai sang owner mulai mengguntingkan sedikit demi sedikit rambut rusak yang ada di hadapannya kini. Kantong saya boncos usai keluar dari salon tersebut. Wajar, sih, salon khusus perempuan biasanya memang mematok harga yang lebih tinggi karena ceruk pelanggannya lebih eksklusif. Ya setidaknya hasilnya memuaskan dan rambut saya kini lebih rapi.

IMG_20240604_180500.jpg
Dalam perjalanan pulang, saya singgah di ATM terdekat untuk menarik uang imbas ke-boncos-an barusan

Sort:  

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.

 29 days ago 

Thank you for publishing a post on the Hot News Community, make sure you :

  1. Join at least #club5050.
  2. Don't plagiarize.
  3. Use original photos or copyright-free images by linking the source.
Description
Action
Verified User✔️
Club Status#club5050
steemexclusive✔️
Plagiarism Free✔️
AI Article Free✔️
Bot-Free✔️
Beneficiary Rewards
@𝘯𝘶𝘭𝘭 25%✔️
@𝘩𝘰𝘵.𝘯𝘦𝘸𝘴

Verified by : @fantvwiki

 28 days ago 

💪💪👏

STEEM DREAM TEAM

Your post has been successfully curated by our team via @𝐢𝐫𝐚𝐰𝐚𝐧𝐝𝐞𝐝𝐲 at 35%.

Thank you for your committed efforts, we urge you to do more and keep posting high-quality content for a chance to earn valuable upvotes from our team of curators and why not be selected for an additional upvote later this week in our top selection.



 28 days ago 

omaga tysm!