How to Anticipate Bullying in Educational Environment

Halo stemian Asalammualaikum, jumpa lagi dengan @ifatniza di teachers & student, Contest: How to Anticipate Bullying in Educational Environment yang di selenggarakan oleh @lil.albab. Sebelumnya saya juga mengundang @yaumilahya, @priya2205 dan @bahrol untuk dapat mengikuti kontes ini.

Sumber

Bullying atau perundungan merupakan tindakan mengganggu, mengusik, atau menyakiti orang lain secara fisik atau psikis. Tindakan ini bisa dalam bentuk bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik yang dilakukan secara berulang kali dan dari waktu ke waktu. Secara etimologi, asal usul kata bullying berarti penggertak, yaitu seseorang yang suka mengganggu yang lemah.Sumber

Menurut UNICEF perilaku bullying ada 3 karekteristik yaitu, disengaja, berulang-ulang, dan untuk mendapatkan kekuasaan. Pelakunya adalah satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau lebih berkuasa. Kekerasan yang di lakukan secara berulang dan terus-menerus dengan di sengaja yang bertujuan untuk menyakiti tersebut dapat dilakukan antar peserta didik, antar guru, guru terhadap peserta didik, atau sebaliknya peserta didik terhadap guru.

Macam-macam Bullying

1. Bullying fisik secara langsung.

Ini dapat kita lihat dari tindakan pelaku bullying yang terindikasi suka memukul, mencubit, menampar, menggigit, mencakar, mendorong, dan menjambak. Mengunci korban di dalam ruangan. Memeras, merusak barang-barang orang lain.

2. Bullying Verbal langsung.

Bullying juga dapat di lakukan dengan cara mengejek, merendahkan, memanggil dengan nama julukan, mencaci maki, mengintimidasi, menyebarkan berita palsu.

3. Bullying non verbal langsung.

Contohnya, memandang dengan sinis, menjulurkan lidah, mengejek dan mengancam. Biasanya bullying non verbal ini bersamaan dengan bullying fisik.

4. Bullying non verbal tidak langsung.

Contohnya mengucilkan, mendiamkan seseorang dengan sengaja, mengabaikan teman ketika berbicara, memanipulasi persahabatan sampai retak.

5. Cyber bullying

Dengan membuat vidio yang bertujuan untuk mengintimidasi seseorang lewat media sosial.

6. Pelecehan seksual.

Tindakan untuk menyakiti fisik atau merugikan orang lain dengan verbal yang bertujuan agar merusak fisik dan mental orang lain.

Sumber

Dampak Bullying Bagi Korban

Dampak bullying yang di alami oleh korban, jika tidak di hentikan dapat mengalami berbagai macam gangguan mental maupun fisik.

🔹Dapat memicu masalah mental
Dampak yang sering terjadi adalah, rasa cemas yang berlebihan, depresi, bahkan post traumatic strees disolder (PTSD) biasanya pengaruh bullying terhadap kesehatan mental akan lama di rasa oleh korban.

🔹Gangguan Tidur
Korban akan mengalami insomania yang di akibatkan oleh strees yang berkepanjangan, dan bisa menyebabkan hyperarousal, yaitu kondisi tubuh yang selalu waspada sehingga korban akan selalu terjaga.

🔹Memiliki keinginan untuk balas dendam
Hal ini harus di waspadai karena bisa saja seseorang akan melakukan hal yang sama yaitu melakukan kekerasan pada orang lain untuk melimpahkan kekesalannya.

🔹Penurunan Prestasi
Korban bullying biasanya kan sulit berkonsentrasi dan fokus saat belajar, ia akan kerap merasa enggan pergi ke sekolah karena menghindari tindakan penindasan yang di alaminya. Kondisi tersebut akan berdampak pada penurunan prestasi akademiknya.

🔹Sulit percaya pada orang lain
Kondisi ini karena dia khawatir akan mendapat perlakuan yang buruk jika dia menaruh percaya pada orang lain. Dia akan menutup diri dan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain.

🔹Masalah kesehatan
Jika kekerasan secara fisik maka akan berdampak pada tubuh korban luka atau memar. Namun jika secara
Psikis akan memicu stress berkepanjangan sehingga beresiko menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan seperti sakit kepala, penurunan daya tahan tubuh, masalah pencernaan. Bahkan jika di biarkan anak akan depresi yang berkepanjangan dan bisa mengalami kegilaan.

Dampak bagi pelaku bullying

Lalu bagaimana dengan pelaku bully/pembully apakah ada dampak bagi mereka. Tentu saja dampak yang mereka rasakan saat mereka dewasa adalah dampak Negatif berupa :
🔸Gangguan emosi.
🔸Beresiko menjadi pecandu narkoba.
🔸Sulit mendapat pekerjaan.
🔸Beresiko menjadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga KDRT.

Sumber

Cara mencegah Bullying

1. Sosialisasi pemahaman tentang bully atau perundungan
   Satuan pendidikan harus dapat memberi pemahaman tentang perundungan atau bully kepada seluruh warga sekolah, baik kepada guru, tenaga kependidikan maupun kepada murid. Pemahaman terkait perundungan dapat di mulai dari amanat pembina upacara Senin pagi, penjelasan dari guru-guru di.kelas, membuat poster anti perundungan yang di tempel di depan sekolah.

2. Sensitif terhadap tanda-tanda korban bullying
   Guru atau warga sekolah harus dapat menandai jika ada ciri-ciri siswa atau warga sekolah yang mengalami bullying, seperti sering menyendiri, pendiam, sering cemas, tidak percaya diri atau memiliki memar/luka fisik di anggota tubuhnya.
   Jika mengetahui ciri-ciri tersebut segera lakukan pendekatan dengan korban untuk mengetahui masalah perundungan yang di alami lebih lanjut. Kemudian beri semangat agar dia dapat melawan jika nanti terjadi lagi perundungan.

3. Sekolah membuat kebijakan terkait masalah perundungan
   Satuan pendidikan harus membuat peraturan yang ketat tentang perundungan, sanksi yang tegas di berikan tidak pandang bulu siapapun yang melakukan perundingan harus di beri hukuman yang sesuai dengan ketetapan sekolah.

4. Membuka jalur mekanisme pelaporan terkait perundungan.
   Agar siswa yang terkena bullying atau warga sekolah yang ingin mengungkap kasus bullying tidak takut untuk melapor, maka di buatkan mekanisme pelaporan yang aman dan sensitif, sehingga pelaku bullying dapat terungkap.

5. Mengadakan kegiatan anti bullying
   Buatkan agenda untuk menandakan bahwa anti bullying, misalkan memperingati hari tanpa bullying setiap tanggal 5 setiap bulannya, mengadakan pentas seni drama tentang bullying, membuat tanda tangan anti bullying oleh seluruh warga sekolah. Atau ide-ide kreatif dari warga sekolah.

Demikian stemians penuturanku tentang bully, yang pasti para orang tua sangat berperan aktif di sini, karena jika bukan orangtua yang harus memperjuangkan hak anak-anaknya, yang bisa menguatkan mental anak, yang akan membawanya ke psikiater, dan membela mati-matian anaknya, yang mungkin tak terselamatkan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kerja sama antar guru dan orang tua, juga wali-wali murid yang lain agar saling mengingatkan anak-anaknya untuk tidak bertindak di luar batas yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Terakhir ajarkan anak kita untuk melawan, jika di marahi balas marah, jika di pukul balas pukul. Karena pembuly sebenarnya juga takut jika di lawan. Cukup sekian jumpa lagi di postingan yang lainnya.

Wasalam

@ifatniza