Hujan, Ketakutan Kambing Merumput Diluar Kandang
Hai Steemians?
Salamat siang dan apakabar, dimanapun anda berada saya harap kita semua dalam keadaan baik-baik saja, dan segala rutinitas berjalan lancar sesuai dengan harapan yang kita harapkan. Baiklah, pada kesempatan ini saya kembali ingin berbagi cerita tentang aktivitas saya pada hari yang indah ini, hari yang tidak lepas dari suasana mendung dan hujan.
Selasa pagi, aku sambut pagiku penuh dengan semangat untuk membuka kembali apak jualan setelah semalam saya tinggalkan. Pagi ini suasana sedikit tenang karena tidak datangnya hujan hanya saja kmelingkar melayang sejauh pandangan saya memandang, mungkin ini pertanda akannya turun hujan. I don't know—when was that?, ini bisa saja terjadi saat tiba waktunya, cuaca yang sulit di tebak karena ini laginya musim hujan sehingga dalam beberapa minggu faktor cuaca sering hujan, setidaknya hujan tiga dan empat kali dalam sehari, hujan gerimis dan hujan lebat tidak mengubah semangat saya untuk berjualan.
Setelah putra tertua kami berangkat sekolah menggunakan sepeda dan istri saya menyelesaikan tugasnya datang ke lapak untuk membantu saya menjaga barang dagangan. Hal ini menyadarkan saya untuk bergegas masuk ke dalam rumah agar menyelesaikan sarapan. Saya lansung ke meja makan dan membuka penutup hidangan, disini istri saya sudah menyiapkan sarapan untuk saya makan.
Ya! Pagi ini sarapan kami ialah nasi kuning ikan sambal. Saya sangat menikmati sarapan ini, sarapan yang cocok dengan kondisi cuaca. Dengan lahap saya menikmati hidangan ini sehingga lambungku cukup kenyang. Saya selalu menjaga pola makan agar kesehatanku terawat dengan baik. Bahkan istri saya menjaga kami dengan hidangan sarapannya yang berbeda setiap hari yang membuat nafsu makan tak merasa bosan. Sesuai sarapan saya lansung kembali ke lapak jualan karena istri saya harus melanjutkan tugasnya.
Lapak terasa sepi sesuai seperti dengan kondisi cuaca yang saat ini, adem. Hingga hari kesiangan seperti harapan yang saya harapkan untuk menunggu pedagang ikan langganan datang, ini waktu yang tepat untuk menunggu pedagang ikan keliling di pondok bambu, disini saya menikmati suasana santai dan melihat ke sisi utara langit berubah mulai hitam. Tak berselang lama hingga akhirnya pedagang yang ku tunggu akhirnya datang dan berhenti di tempat saya, di depan pondok bambu saya.
Hari ini beliau datang sedikit awal, mungkin mengejar waktu sebelum turunnya hujan. Tanpa menunggu, disini saya langsung mencari ikan segar di kotak ikan yang beliau sediakan, beliau selalu menjaga kualitas ikan agar meminta para pelanggan. Diantara banyak pilihan ikan segar, saya memilih ikan cirikbuju seperti tubaka katakan, ikan ini cocok di masak asam pedas dan di goreng karena ukuran ikan sedikit besar yang membuat minat saya untuk mengambil ikan ini.
Saya membeli sesuai dengan besarnya harga uang sebesar idr15000, dan saya menyelesaikan pembayaran lalu memberikan ikan pilihan ke istri untuk di bersihkan yang menjadi menu makan siang. Sambil menunggu makan siang istriku siapkan, saya menjaga dagangan sembari bermain dengan sikecil dipondok bambu hingga masuknya waktu makan siang. Kami masuk, saya lansung menyelesaikan makan siang dan juga melaksanakan shalat dhuhur.
Siang cuaca berubah setelah melewati masa mendung kini hujan deras datang. Tidak dapat melakukan banyak hal dibawah curahnya hujan. Namun saya tetap semangat menjaga dan melayani para pelanggan di lapak jualan. Kini halaman lapak menjadi basah karena derasnya hujan. Namun saya tidak sendirian karena barista datang sebelum hujan, kini saya mempunyai teman yang dapat menghalangi rasa sepi dan bosan di bawahnya hujan.
Kami mengobrol adanya tawa sambil menghirup udara segar, hiruk piuk suasana hujan yang tidak bisa dilupakan bersama teman barita. Namun tempat saya tidak sepenuhnya memberikan kenyamanan para pelanggan bersantai dalam keadaan hujan karena kesederhanaan lapak yang sangat terbatas, tempat yang sangat terbuka sehingga butiran hujan halus harus kami rasakan ketika hembusan angin datang.
Ini menjadi perhatian sebagai pertimbangan di benakku yang membuat saya harus memperbaiki kekurangan ini dengan mengumpulkan tabungan yang cukup besar. Mungkin suatu saat saya dapat meraih tujuan dengan membangun toko yang lebih ideal untuk menjaga kenyamanan pengunjung dalam segala pengaruh kondisi cuaca, terutama di musim hujan.
Mereka juga mendukung tujuan saya untuk membangun pertumbuhan usaha ini yang membuat tekad saya lebih giat mengumpul dana sebagai pegangan tabungan untuk masa depan isaha. Namun saya sangat bersyukur dengan keterbatasan tempat sampai sekarang kami masih mengantungkan kebutuhan dari hasil jualan, saya yakin upaya keringat rezeki lebih berkat.
Beberapa menit berselang, salah satu pengguna jalan sepeda motor mampir di lapak saya untuk mengisi bahan bakar, dia terlindungi karena menggunakan jas hujan. Di bawah curahnya hujan saya harus melayani beliau sehingga saya mengambil payung sebagai pengaman saya dan segera mengisi bahan bakar ke tangki sepeda motornya. Ini tidak berlangsung lama karena kondisi cuaca, dirinya pergi setelah mendapatkan kebutuhannya.
Saya mengambil selfi dengan pelindungku sebagai momen indah di duniaku, dan para pelanggan terlihat kedinginan di belakangku, mereka menikmati hari ini dengan santainya di pondok itu, mereka terjebak di pondok bambuku yang biasanya suasana ini mereka habis berselimut di kamar. Saat-saat ini hujan menarik saya untuk jalan-jalan dengan payung andalan untuk lebih dekat menikmati suasana hujan yang membuat pikiran lepas dan segar. Tetapi saya tidak bisa lebih lama karena hujan deras membasahi sebagian peregangan ku sehingga saya kembali ke pondok bambu bersama para pelangganku.
Di seketika hujan reda hanya tersisa gerimis dan hujan pudar meninggalkan bekasan air di halaman dengan cepat pelanggan ku barusan pulang, kami bubar. Sangat kebetulan, waktunya tiba bagi saya untuk melepaskan kambing dari kandang. Saya pergi ke kandang melewati becaknya halaman akibat hujan barusan. Setibanya di kandang, saya lansung melepaskan kambing keluar, saya melepaskan mereka di awal waktu karena pengaruh cuaca takut hujan lagi nantinya.
Namun meraka tidak ingin keluar setelah kandang terbuka, mereka tetap ingin menetap di kandang karena faktor dari suasana yang menjadi kebiasaan dari mereka. Ya tentu! Kambing salah satu hewan yang takut dengan hujan dari keturunan. Kambing selalu menjaga bulunya agar tidak basah karena bulunya menjadi penghangat bagi tubuhnya sehingga kambing hewan yang berbeda dari hewan lainnya.
Mereka melihat air basah di halaman depan kandang hendak keluar yang membuat mereka sulit memilih jalan keluar. Saya harus memaksanya agar kambing keluar kandang lagian hujan sudah reda. Saya masuk ke dalam kandang untuk mengeluarkan mereka agar merumput sebelum hujan datang, . Mereka harus keluar di waktu yang luas untuk merumput di lahan dan mencari rumput segar setelah hujan, mereka lepas keluar dari kandang. Lalu saya kembali ke lapak jualan hingga hari menjelang sore.
Hari larut sore, istriku dan anak bungsu kami datang ke lapak yang menjadi teman bagi saya, kami berbagi keseruan di dalam obrolan penuh dengan canda tawa, rasa bahagia bersama keluarga, namun masih kurang karena putra tertua kami sibuk bermain di tempat bersama temannya. Lalu saya keluar setelah menitip tempat jualan untuk mencari angin segar di luar agar rasa bosan pudar yang menggangu pikiran dan sekaligus mencari keberadaan kambing di tempat biasa (ring1).
Saya pergi dengan sikecil (anak bungsu kami), ini sudah biasa untuk membuat semakin ceria. Mengajaknya jalan-jalan sambil menikmati suasana sore di area ring1 di tempat kambing kami merumput. Disana, kami berhenti dan berdiri di pinggir jaring pagar ring1 untuk melihat keberadaan kambing. Kami berada di ujung jalan masuk setapak karena jalan itu begitu licin untuk di lintasi, jalan licin setelah hujan. Saya harus berjalan kaki sambil mengendong sikecil untuk mencari tujuan.
Tiba-tiba saya melihat keberadaan kambing yang sedang merumput di tepi kolam di dalam lapangan. Saya melihat satu induk dari peliharaan saya, namun saya harus mencari induk kedua kami, ternyata mereka berada di bawah kolam setelah saya memberi isyarat untuk keluar dari clasterI. Saya mengarahkan mereka keluar melalui celah pagar, saya menakuti mereka agar pulang lebih cepat, mereka berlari dan memilih jalan pulang seperti mereka datang (jalan setapak yang berada di tengah lahan), Mereka pulang sambil merumput. Lalu saya memilih jalan pulang dengan sepeda motor bersama sikecil, hingga kembali ke lapak jualan. Dan menunggu kambing masuk ke kandang.
🙏-_-🙏
Terima banyak atas dukungannya pak 🙂