Pagi yang begitu cerah membuat saya sangat semangat untuk mencuci pakaian yang sudah memupuk, saya mulai memilah-milah pakaian mana yang harus di cuci secara ekstra mana yang tidak, saya larut di tempat pencucian kain selama kurang lebih 3 jam, bisa di bayangkan kan teman-teman seperti apa tumpukan kain kotornya, setelah semua pakaian selesai di jemur saya segera bersiap menuju ke tps, sengaja pergi terlambat untuk menghindari antrian panjang karena di desa saya masyarakat lumayan ramai.

Tiba di tempat benar seperti dugaan ku, langsung absensi dan masuk ke bilik tak harus mengantri lagi, setelah selesai saya juga segera pulang, dan di perjalanan pulang saya menyempatkan diri untuk melihat jalan menuju ke kampung nenek saya yang sudah penuh dengan air banjir, sangat di masyarakat ini sekitar ini dalam setahun banjir bisa sampai 20 kali, sehingga membuat mereka sering gagal panen di sawah.

Karena jalan yang sudah tak mungkin di lewati dengan kendaraan lagi maka saya tak ingin pergi ke rumah nenek lagi, tiba di kota kecilku saya singgah di toko bangunan untuk membeli kawat yang akan saya pasang di lubang udara untuk menghindari tikus yang sudah keterlaluan selama, selalu berkeliaran disaat semua anggota rumah sudah terlelap.

Seharian disibukkan dengan pemasangan kawat ini sampai akhir sore tiba, anak-anak meminta keluar untuk mencari makanan, kami segera mandi dan berangkat ke tempat permainan anak-anak, yang dulunya tempat ini di jadikan sebagai lapangan upacara di saat hari-hari tertentu, karena lahan yang sempit maka sekarang sudah dipindahkan ke lahan yang lebih besar, dan tempat yang lama di jadikan sebagai teman bermain anak-anak dan tempat olahraga yang secara gratis.

Setelah mereka bosan bermain maka diajak untuk mencari makanan, setelah berkeliling anak-anak meminta untuk makan bakso, tadinya sih berniat makan di tempat, mengingat waktu hampir magrib pesanan pun tak kunjung datang maka saya meminta kepada kasir untuk membungkus pesanan kami.