Steemit Di Mata Seorang Introvert.

in #indonesia7 years ago (edited)

introverts_01.jpg
Sumber Gambar

Pada suatu masa, hiduplah seorang Introvert (Selanjutnya kita sebut saja namanya Intro) di daerah yang penduduknya ramai menggunakan steemit. Pada awalnya si Intro sama sekali tidak tahu-menahu tentang Steemit dan apa kegunaannya. Lalu seorang Extrovert (Selanjutnya kita sebut saja namnya Extro) kenalannya yang berbaik hati mengenalkan Intro pada steemit.

Si Extro bercerita dengan semangatnya tentang bagaimana seseorang bisa berhasil di dunia Steemit dan menghasilkan banyak pendapatan, baik itu pendapatan berupa materil maupun moril. Si Intro hanya mendengarkan dengan seksama tanpa banyak menanggapi penjelasan Extro. Ia hanya menganggapnya angin lalu, ia hanya senang mendengarkan si Extro bicara panjang lebar. Saat si Extro menyarankannya untuk membuat akun ia hanya menjawab “iya nanti” dengan setengah hati.

Hari berganti hari si Intro terus menerus di ajak bergabung ke Steemit oleh si Extro yang terbilang sukses di dunia Steemit. Akhirnya karena bosan mendapatkan teror, si Intro mendaftarkan diri untuk membuat akun Steemit. Ia berfikir “ah lagi pula aku juga suka menulis”. Bagi seorang Intro menulis menjadi media yang penting sebagai luapan pikiran yang kadang tidak berani ia ungkapkan lewat lisannya.

Setelah beberapa lama membuat akun dan akunnya terverifikasi, ia tak kunjung menulis postingan. Si Extro menyadari hal itu, lalu dengan sabarnya ia memberikan motivasi bagi si Intro untuk menulis. Berselang dua bulan kemudian si Intro menulis dengan rajin tentang hal yang dikuasainya. Ia menulis dengan semangat dan tekun, sambil terus mengecek hasil tulisannya. Setelah ia posting ia membacanya berulang kali dan mengeditnya berkali-kali agar tidak terdapat banyak kesalahan dalam penulisan. Maklumlah si Intro tidak punya banyak ilmu dalam bidang kepenulisan.

Ia sempat mengalami fase candu dalam menulis, seperti ada banyak hal dalam pikirannya yang ingin ia bagi. Setelah beberapa postingan ia buat. Ia merasa tulisannya tidak mendapat respon yang bagus dan itu mengganggu pikirannya. Ia kemudian membaca postingan banyak orang untuk menghilangkan pikiran negatifnya. Karena hal itu terus mengganggunya ia memutuskan untuk menelpon si Extro dan berkeluh kesah.

Si Intro berbicara lewat handphone dengan si Extro. Ia mengeluhkan betapa tidak adilnya Steemit di matanya. Betapa konten yang dihasilkan orang melalui pemikiran keras dapat dengan mudahnya diabaikan, sedangkan konten singkat yang tidak begitu penting dan lahir dari usaha yang minimal (menurutnya) mendapat lebih banyak vote. Si Intro berbicara dengan intonasi sarkasme.

introverts_03.jpg
Sumber Gambar

Si extro lalu menjawab bahwa steemit adalah platform media sosial yang inti dan tujuannya adalah menciptakan komunitas yang saling bertukar pikiran. Jika tidak tergabung dalam komunitas maka akan terasa sulit. Lalu si Intro bertanyalagi : lalu bagaimana dengan saya ? Apa saya harus mengubah kepribadian saya agar dapat tetap bertahan di dunia Steemit. Saya bahkan belum bergabung dalam komunitas manapun di steemit.

Apakah harus mention kesana kemari atau meminta minta vote kesana dan kemari untuk menaikkan reputasi di dunia Steemit. Si Intro sama sekali tidak suka dengan hal yang seperti itu, bahkan walaupun itu hanya dilakukan di dunia maya.

Si Extro hanya diam saja, ia tidak menemukan satu penjelasan yang tepat untuk membantah. Lagipun ia sedang tidak begitu fokus mendengarkan si Intro berbicara karena ia merasa sedikit lelah hari itu. Karena tidak mendapat jawaban yang mengena di hatinya si Intro menyudahi pembicaraan singkat itu.

Lalu si Intro memutuskan untuk berfikir keras. Sebenarnya untuk apa ia menulis di Steemit? Untuk mendapatkan banyak Vote dan menghasilkan uang ? untuk berbagi informasi dan ilmu yang mungkin akan bernilai amal ibadah? atau untuk belajar menjadi bagian komunitas dan mendapat banyak teman dari segala bidang?.

Sisi gelap si Intro membisikkan pilihan pertama sebagai tujuannya. Dan ia tidak ingin bersifat munafik dengan tidak mengiyakan bisikan tersebut. Sisi baik Intro tidak mau kalah, pilihan kedua dan ketiga pun berlomba-lomba masuk dalam perhitungannya sebagai tujuan yang lebih mulia. Kemudian ia menyimpulkan bahwa sepertinya ketiga-tiganya adalah tujuannya.

are-you-introvert_1515813150-b.jpg
Sumber Gambar

Pada pilihan ketiga ia merenung kembali, bagaimana caranya agar ia diterima dalam komunitas. Si Intro tidak pernah benar-benar bergabung dalam sebuah komunitas. Apa yang harus dia lakukan saat pertama kali memunculkan dirinya untuk bergabung. Bagaimana kalau ia tidak diterima dalam komunitas tersebut, atau yang lebih menakutkan lagi baginya adalah bagaimana kalau ia diterima bergabung tapi tidak tau harus bagaimana bersikap dan bergaul. Bagaimana jika ia diabaikan dan samasekali tidak mengerti tentang pembicaraan komunitas itu nantinya.

Ia merenung lama dan tidak menemukan solusi selain hanya mencoba menjalaninya. Ia semakin larut dalam pikirannya lalu ia memutuskan untuk menulis postingan ini, jadi bisa dibilang ini adalah sesi Curhatnya si Intro.

tentu saja semoga ada teman teman disini yang bisa ikut membantu mencerahkan apa-apa yang masih belum cerah bagi si Intro.

DQmUqYJ5yKPoLf3LLHy5RcAUXUjC25t8NXpSsdc6KzrTusG.gif

WhatsApp Image 2018-04-25 at 00.38.18.jpeg

Sort:  

Wuah. Saya sama seperti si intro ini, juga di ajak kawan untuk bergabng di steemit.. Setelah menulis lamban laun menjadi adicted tetapi tanpa hasil apa2.. Miris melihat postingan tetangga yang jauh dari kata kualitas tetapi rewardnya lebih besar. 😅😅

gak papa.. setiap hal kecil yang dilakukan terus menerus akan jadi hal besar pada akhirnya.. tetap semangat menulis yaa @zaki-youngnurse ..

Waduh, kalau gini caranya saya ikutan bingung ni Hahahaha. Butuh bantuan juga

hahahaha.. yok lah cari bantuan pak @catataniranda