"Tanggungjawab" Hutang Yang Belum Lunas
Anggaran Dasar pada pasal 4 tujuan HMI adalah "Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT"
Ada 5 point utama yang terkandung dalam tujuan HMI yang kita kenal dengan 5 Kualitas Insan Cita yaitu 1. Insan akademis 2. Pencipta 3. Pengabdi 4. Bernafaskan Islam 5. Bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur.
Atas dasar itu setiap kader HMI memiliki pertanggungjawaban kepada Allah dan kewajiban kepada ummat untuk mewujudkan 5 point di atas, bukan cilet-cilet (bahasa aceh) bukan main-main artinya jangan di anggap hanya sebatas tulisan di atas kertas yang dibaca tanpa di amalkan
Terdapat penekanan khusus pada tiap-tiap point tersebut karena HMI berzaskan Islam, yang mana tiap kalimat yang di ucapkan menjadi sebuah hutang, "Alwa'du dainun" artinya janji adalah hutang. Tidak boleh di anggap sebagai suatu pekara yang sepele ketika kader telah di sumpah dan membenarkan atas sumpahnya itu. Ketika kader telah setuju dengan konstitusi artinya ia telah berjanji dan bertanggungjawab atas tujuan HMI yang dirangkum menjadi 5 kualitas insan cita
Apa yang hari ini telah dilakukan kader untuk ummat? Berbicara ummat bukan sekedar sebagai penyambung lidah rakyat
Berbicara umat menurut saya berbicara prioritas, agama dan kewajiban. Hebat nya Khalifah Abu Bakar As-Siddiq karena menjadi khalifah yang mengabdi kepada rakyatnya, melebihi kasih sayang terhadap dirinya sendiri. Luar biasanya Saidina Umar bin Khattab karena ketika ia menjadi khalifah memikul makanan untuk ummatnya rakyatnya bukan karena kekuatan fisiknya. Jauh kita berbicara khalifah tapi harus di jadikan sebagai patron dalam mewujudkan 5 point di atas.
Minimal ikut resah, ambil fikir, niatkan segala perbuatan baik untuk kebermanfaatan ummat dalam mewujudkan point-point di atas.
Bukan tanggungjawab di dunia loh, tapi tanggungjawab yang jauh lebih berat ketika di tuntut pertanggungjawaban di akhirat. Terkadang saya merasa ngeri! Takut dalam langkah-langkah kehidupan, karena tiap kata, perbuatan, ucapan lisan manusa pasti Allah selalu meminta pertanggung jawaban.
Sekarang kader lalai dengan gamenya, lalai dengan travelingnya, lalai dengan medsosnya dan juga lalai dengan mengejar jabatan-jabatannya. Seharusnya dapat di mulai dari hal-hal kecil dengan menumbuhkan keresahan misalnya, apabila kita temui kader yang lalai dan sibuk dengan gamenya artinya untuk resah dan berfikir terhadap ummat pun ia enggan. Sebatas itupun ia abaikan padahal tanggungjawab nya sangatlah besar
Pemikiran seperti ini harus kita tanamkan sejak dini menjadi kader, agar ketika berperan aktif dalam sistem kita terbisa memikirkan ummat tidak menyimpang ke arah perusakan sistem misalnya dengan KKN
Jika 5 point itu kita pegang teguh dengan cara yang benar dan berfikir yang benar, saya kira tidak akan terjadi KKN oleh yang telah selesai menjadi kader di bangku perkuliahan sebab apabila ia berfikir benar dgn cara yang benar terkait 5 point dari tujuan HMI maka sudah tentu ia akan memperbaiki sistem yang rusak bukan makin merusak sistem yang telah rusak
Memalukan, disesalkan, dan sangat tidak enk di dengar maupun dilihat ketika kader-kader HMI tidak lagi sibuk dengan diskusi sambil ngopi dan aksi tetapi nge-game sambil ngopi. Ada pergeseran norma-norma sebagai kader intelektual Islam, bukan millenial seperti ini yang di harapkan tetapi milenial dalam penggunaan teknologi agar mempermudah berbuat untuk ummat. Dengan berdiskusi lewat Whatshap misalnya, dengan berbagi Ilmu Agama bahkan Sosialisasi dengan Medsos misalnya.
Dengan tulisan singkat dan jauh dari kesempurnaan ini saya ingin meng-introspeksi diri sendiri khususnya dan para kader HMI seperti saya umumnya. Kekhawatiran-kekhawatiran dengan keummatan itu yang telah memudar, maka jadilah kader bijak. Jangan salahkan zaman tetapi salahkan diri yang diperbudak oleh zaman, yang katanya anti kapitalis tapi malah jadi budak kapitalis.
Bagi saya, selain di dalam tulisan demikian, juga pernah didiskusikan, problema besar sebetulnya saat yang ngakunga sebagai "kader" tadi menjadi manusia yang super tidak peduli dengan keadaan.
Kader yang tidak acuh ya kanda
Mungkin tidak mau ambil pusing dengan keadaan ummat karena ingin lari dari yg nama nya "tanggungjawab" semoga tidak
Amin
Menuju 2019,