Akreditasi di Indonesia
Penyakitlah mengantar saya ke RS propinsi yang akreditasinya sudah bagus. Tapi saking takutnya saya dengan hasilnya nanti, naiklah asam lambung. Bolak-balik ke toilet.
Nah bu ibu antri cukup panjang di toilet yang akreditasi itu. Padahal satu pintu toilet terbuka. Ternyata tidak ada kunci. Padahal ada besi di lantai dekat pintu yang bisa dijadikan kunci, pikirku.
Akulah orang yang paling berani masuk kamar toiler ini. Ternyata tempat nyangkutnya sangat rentan jatuh.
Mulailah saya eek sambil mendengar ocehan bu-ibu diluar sana. Dari cerita ada dua kelompok. Yang satunya menggunjing pasien yang marahan sama lakinya. Yang satu lagi kayaknya anak muda lagi bahas model-model
Jelbab.
Baru tarik napas pertama, 'pring' suara besi neurok pintu tadi jatuh. Untuk pintunya nggak terbuka. Selamatlah.
Kalau sempat terbuka pintunya, bisa bayangkan berapa orang yang antri tadi bakal liat eek saya.
Begitulah was-wasnya mak rempong, sudah diteror hasil tes, diteror pintu pula. Akreditasi telor.
Toilet lain sama saja. Wc duduk dengan gambar yang menyeramkan. Pihak RS nggak tau apa yang datang ke sini rata-rata orang yang sudah terbiasa dengan wc jongkok. Mereka membuat fasilitas tidak sesuai dengan kebutuhan pasien.