Mengenal Appam

in #aceh7 years ago

IMG_20170423_140412_1518222566086.jpg

Apam merupakan salah satu jenis kue traditional Aceh yang masih digemari di era milenial. Beberapa daerah di Indonesia, makanan ini disebut serabi. Dari segi ukuran dan teksturnya, Apam Aceh berbeda dengan apam (red: serabi) daerah lainnya.

Di Aceh sendiri ada beberapa jenis serabi yang dikenal masyarakat. Pertama, serabi yang dibakar lebih dikenal dengan apam, adonannya dibuat dari tepung beras dicampur dengan santan kelapa, diberi garam dan gula secukupnya. Kedua, serabi yang dikukus dikenal dengan apem atau apom, adonannya juga terbuat dari tepung beras dan santan, namun ditambahkan tape didalamnya, didiamkan semalaman lalu dikukus.

Makanan apam ini sebenarnya berasal dari India, di negara asalnya disebut appam.
Menurut sebuah legenda, kue ini dibawa ke Nusantara oleh seorang ulama yang pulang dari Tanah Suci Mekkah, bernama Ki Ageng Gribig. Ia membawa oleh-oleh apam dari sana. Karena jumlahnya sedikit, kue apam ini dibuat ulang oleh istrinya. Setelah jadi, kue-kue ini kemudian disebarkan kepada penduduk setempat. Pada penduduk yang berebutan mendapatkannya Ki Ageng Gribig meneriakkan kata “yaqawwiyu” yang artinya “Tuhan berilah kekuatan.”

Source

Tradisi membagi-bagikan (Aceh: khanduri) kue apam masih bertahan sampai sekarang di Aceh. Tradisi ini dilakukan di Bulan Ra'jab, bahkan dalam Almanak Aceh, bulan Ra'jab disebut sebagai "Buleun Apam".

Kata apam atau appam diambil dari kata Bahasa Arab, yaitu affan yang memiliki arti ampunan. Tujuannya ialah agar masyarakat selalu bersyukur dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Berdasarkan asal katanya affan yang berarti ampun, mungkin saja karena adanya perubahan pengucapan dan penulisan bahasa, maka affan menjadi appam atau apam. Dan artinya ampun berubah menjadi apem atau apom.

Entahlah, entah benar seperti itu atau tidak, perlu kita kaji ulang asalnya dan asal katanya.
IMG_20170423_140327.jpg

Semoga kita selalu meu-appam (selalu dalam ampunan)

Sort:  

Tradisi yang bikin kangen dan bangga.
Mantap artikelnya.

Karena sudah tradisi, setiap tahunnya akan dirindui.

Oma ka hawa teuh keu apam. Sedap tulisannya, sesedap apam lam buleun moled...hehe

Sesedap apam dalam buleun Ramadhan. Hehe

apam2 ka itamong keno, memang bereh droe neuh

Bah lon peutamong Apam mantong untuk saat nyou, dang jeut ta peutamong laen.

bereh nyan aduen, heheh

Nanti mintain resepnya ya bng...hehe

Baik. Ra'jab pun sudah dekat...