“Kei Ka Digee”
Mungkin bagi sebagian kita, ungkapan diatas relatif kasar secara budaya. namun jika kita sedikit lebih jeli dalam melihat mimik wajah orang yang mengeluarkan kalimat tersebut, akan bisa kita pahami mengapa ia berucap seperti itu. Setidaknya begitu yg penulis rasakan setelah inquery terhadap kata tadi sembari melihat wajah yg seakan geram terhadap suatu hal.
Lalu, dengan rasa penasaran penulis mencoba menanyakan mengapa beliau sampai mengeluarkan kata2 seperti itu. Beliau kemudian mengatakan “pu han digee teuh, cikakalon APBA jinohat hana meupu sapu lom, gubernur saboh lagee, dewan saboh lagee” sembari menunjukkan pemberitaan media online tentang molornya pengesahan APBA.
Kemudian saya mencoba untuk memperdalam masalah, “soe yg salah teuma nyan kanda?” Dengan berlagak objektif beliau kemudian mengatakan “ nyan mandua ihh lagee (ttiiiittt), legislatif ngen eksekutif sama saja, hana dipike keu rakyat meubacut tan, man han digee keuh lagee nyan peurangui ihh, kei beumate kuh han ku peucaya ihh lee” kemudian beliau menyela nafas sambil menyeruput segelas kopi diatas meja.
Semoga para elit di nangroe ini mampu mendengar jeritan rakyat dari warung kopi