Mungkinkah PKA VII di Takengon, Aceh Tengah ?
Hajatan akbar dan berskala internasional, Sail Sabang 2017 baru saja usai digelar dan ditutup secara resmi oleh Wagub Aceh Nova Iriansyah, selasa 5/12/2017. Sail Sabang diharapkan bisa berefek jangka panjang untuk promosi wisata Sabang dan Aceh pada dunia. Diperkirakan tahun depan 20 juta jumlah wisatawan akan memenuhi Sabang setelah suksesnya acara tersebut dilangsungkan walau dalam kondisi musim penghujan dan bencana banjir yang rutin diakhir setiap tahun di sejumlah kabupaten lainnya di Aceh.
Lalu, tahun depan 2018 even budaya terakbar di Aceh juga akan segera digelar ya, Pekan Kebudyaan Aceh (PKA) ke VII sekira bulan Agustus 2018, seolah Aceh tidak henti-hentinya menggelar piasan dan pagelaran yang menyedot perhatan banyak orang dan wisatawan untuk mengunjungi tanah rencong ini. even PKA merupakan salah satu mementum yang tepat untuk mengundang wisatawan datang ke Aceh, dan sepatutnya semua daerah bergerak merangsang itu, agar seluruh wilayah Aceh dapat dijangkau, tanpa usaha itu, layak program pariwisata Aceh dihilangkan saja.
Kiranya pemerintah Aceh melalui Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah dapat mempertimbangakan agar PKA VII ini tidak digelar di Banda Aceh yang selalu rutin menjadi tuan rumah PKA selama ini setiap lima tahunan, berilah kesempatan daeah lain untuk menjadi tuan rumah acara dan festival kebudayaan Aceh tersebut. Kota Takengon, Aceh Tengah adalah tempat yang layak untuk menjadi venue gelaran PKA VII ini, mungkinkah ? pertimbangannya utamanya adalah supaya acara budaya Aceh tersebut dapat dinikmati dan dihadiri oleh beberapa kabupaten/kota yang berdekatan, humanis dan terjangkau.
Bayangkan saja bila selama ini PKA selalu digelar di Banda Aceh mayoritas rakyat dan masyarakat yang hadir dan berbondong-bondaong ke PKA adalah dari kabupaten Aceh Besar, sebagian Pidie dan sebagian Aceh Jaya, kecuali peserta dank rue bisa itu memang dari semua kabupaten/kota yanga da di Aceh.
Namun bila dilangsungkan di Takengon, Aceh Tengah nan eksostis dengan bantangan alam pegunungan yang dingin dan keindahan danau laut tawar, masyarakat dari beberapa kabupaten/kota terdekat bisa rumpah ruah ke acara tersebut diantaranya pasti dari Gayo Raya (Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues), Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Utara, Lhokseumawe, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Timur, Langsa, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya.
Untuk itu mari masyarkat di dataran tinggi Gayo untuk melobi pemerintah Aceh, terutama sekali pak Wagub Aceh adalah putra asli Aceh Tengah, saya sendiri bukan orang Gayo tapi kecintaan akan panorama dan dinginnya kawasan tersebut luar biasa, konon lagi konsituen pasangan Irwandi-Nova adalah terbesar di daerah tersebut, jadi sudah sepantasnya kini masyarakat Gayo meminta gelaran PKA ke- 7 ini digelar di daearahnya, Aceh Tengah.
Tentunya sebagai tuan rumah Aceh Tengah jika itu terealisasi akan sangat menguntungkan disemua lini kehidupan, ekonomi, sosial budaya dan masyarakat, intinya dalah menambah pundi-pundi PAD.
Belum lagi bila kita wacanakan untuk menggilirkan tuan rumah acara PKA kedepannya untuk setiap kabupaten/kota, misalnya PKA 2018 ini di Aceh Tengah lalu 5 tahun lagi. PKA 2023 di Aceh Tamiang, Aceh Selatan atau Aceh Barat, tahun berikutnya lagi PKA 2028 di Aceh Singkil atau Aceh Tenggara. Selama ini kesannya PKA itu sama seperti event milik kota Banda Aceh saja dan selalu memilih Banda Aceh sebagai tempat yang layak.
Semoga saja tulisan ini bisa mengetuk hati para pemangku kepentingan di Aceh, Disbudpar Aceh dan kabupaten, para Bupati di Gayo Raya, terutama sekali kepada masyarakat dataran tinggi Gayo dimana wakil gubernur Aceh adalah putra terbaik Gayo untuk gencar meminta even PKA tahun depan digelar di Aceh Tengah, masih ada 8 bulan untuk persiapan dan itu lebih dari cukup dan Takengon siap menjadi tuan rumah PKA pertama diluar Banda Aceh. Nyan ban!
Upvote ya..
siap... belum pahan juga saya, masih kena cheetah juga tadi...
luar biasa bg ya, saya masih lemot ni ttg steemit, konon lagi udakena cheetah jadi malas menulis..hehe