Sertifikasi Halal Kuliner di Aceh

in #aceh7 years ago

Ada isu menarik yang beberapa waktu lalu muncul di Aceh, yaitu status halal atau tidaknya kopi dan garam Aceh. Ini muncul karena pernyataan dari MPU Aceh yang disalah tafsirkan sehingga jadi polemik. Tidak sedikit masyarakat Aceh yang tersinggung dan menganggap pernyataan ini sebagai upaya untuk membunuh sektor ekonomi masyarakat Aceh. Pernyataan ini semakin ramai dibicarakan karena memang MPU Aceh sedang gencar gencarnya di pantau dan dicari cari kesalahannya oleh kelompok yang berseberangan dan dirugikan dengan keputusan MPU Aceh sebelumnya yang mengeluarkan fatwa tentang kitab muktabarah di Aceh.

Namun ada hal menarik bagi penulis dari hasil pernyataan ini, iya, masyarakat semakin sadar tentang sertifikasi halal terhadap sektor ekonomi terlebih kuliner di Aceh. Para pebisnis makanan dan kuliner yang ada di Aceh semakin sadar dan berbondong bondong menyelesaikan kepengurusan sertifikasi halal yang selama ini diabaikan dengan berbagai macam alasan. Mulai dari anggapan bahwa sertifikasi halal butuh biaya mahal dan administrasi yabg begitu sulit.

Tapi, semua anggapan ini hilang saat ternyata isu isu yang berkembang sebelumnya adalah hal yang tidak terbukti. Sertifikasi halal di Aceh benar benar gratis dan dipermudah, ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan sektor wisata halal diaceh yang terkendala dengan makanan yang tidak bersertifikasi halal.
Banyak masyarakat yang memangdang remeh dan acuh, bahkan tidak paham terhadap betapa pentingnya label sertifikasi halal dalam memperkenalkan produk produk Aceh kepada wisatawan yang berkunjung ke Aceh.
Label halal terbukti meningkatkan minat dan kenyamanan para wisatawan dalam mencoba kuliner Aceh. Label halal dapat menjadi faktor ekonomis dalam meningkatkan tingkat penjualan dan sebagai nilai yang menambah ketertarikan wisatawan muslim untuk mengunjungi aceh.
Wisatawan muslim yang taat terhadap perintah dalam agama Islam, tentu saja akan mempertibangkan kehalalan makanan yang dicari sebagai suatu prioritas dalam menentukan kuliner yang akan di konsumsi dan objek wisata yang dikunjungi. Terlebih lagi wisatawan yang berkunjung di Aceh mayoritas merupakan wisatawan muslim.

Oleh karena itu mari sama sama kita bantu dan bekerja sama dengan pemerintah dalam memajukan wisata Aceh.