Review Acehnologi Volume 3 (Bab 27 Tentang Cara Berpikir Orang Aceh)

in #aceh7 years ago

2ken2v.jpg
Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatu... kawan-kawan steemit semua, kali ini saya akan kembali dikit-sedikit mereview, bagaimana cara berpikir orang Aceh yang terdapat didalam buku Acehnologi volume 3, yang ditulis oleh Bapak Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, ataupun lebih dikenal Pak KBA.
Mengenai dengan pembahasan dalam bab ini, dengan judul cara berpikir orang aceh tidak jauh dari falsafah orang Aceh. tradisi berpikir orang aceh tidak jauh dari pengaruh faktor tingkat spiritual dan pemahaman mereka terhadap konsep alam (kosmologi). Akan tetapi dengan datangnya perubahan zaman di era orde baru, maka cara berpikir orang Aceh pun juga akan berubah. Namun di Aceh dikenal dengan konsep hadih maja, hadih maja adalah sebuah kata yang mempunyai makna yang tersirat didalamnya. Para endatu nenek kita zaman dulu, mereka menjadikan hadih maja sebagai bahasa yang berfilsafah, didalamnya juga berisi nasihat-nasihat para edatu zaman dulu.
Didalam buku ini terdapat beberapa istilah bahasa Aceh, seperti seumike (berpikir), bangai (bodoh), carong (pintar), ceumarot (memaki), teumeunak (mengujat), seumeupoh ( saling membunuh). Dari dasar istilah tersebut merupakan kata-kata yang sering diucapkan oleh orang Aceh.
Lain dengan istilah reuboh, yang mana istilah ini memiliki arti yang sangat dekat dengan konflik. Istilah reuboh ini adalah merebus sampai mendidih. Settingnya adalah seseorang yang dijadikan sebagai bulan-bulanan untuk mengatai bermacam-macam perkataan, hingga orang tersebut merasa panas ataupun mendidih. Artinya orang ini sampai tidak sanggup lagi mendengar perbincangan tersebut, bisa dikatakan sebagai bahan olok-olok. Akan tetapi dalam tradisi reuboh ini mempunyai cirri khas, yang mana tidak boleh membawa hal keluarga ataupun aib seseorang mapun agama.
Maka dalam tradisi berpikir orang Aceh, dilihat dari tiga fondasi khusus yaitu, alam, agama, dan jiwa. Jadi untuk menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat Aceh, mulai dari kaum hingga nanggro dimulai dari bagaimana bersikap pada alam, agama, dan jiwa.
Adapun, pertama dalam aspek alam bisa kita lain dari kata Hana roh, roh merupakan tuh ataupun spirit yang merupakan sebuah keukuatan yang tidak tampak secara kasat mata. Orang Aceh ebih dekat dengan alam,mulai dari gunung, bukit,sawah,sungai dan laut.yang mana menjadi sebuah sapaan terhadap alam. Contohnya, dalam istilah khanduri yang menjadi tradisi masyarakat Aceh.
Kedua, dalam aspek jiwa. Aspek ini dilahirkan dari kata hana get (tidak baik) atau hana jroh. Adapun kata hana get ini merupakan sebuah nasehat dari ureung tuha, disini dilihat dari ukuran jika dilanggar akan melawan aspek-aspek batiniyah manusia. Jadi yang dihadang disini bukanlah sebuah pikiran melainkan jiwa manusia.
Ketiga, dalam aspek agama. Dilihat dari kata hanjeut (tidak boleh), kata ini dikeluarkan oleh para ulama dari hukum-hukum Allah yang menjadi sebuah larangan, jadi segala yang berkaitan dengan keagamaan tempat bertanya adalah agama. Aspek agama merupakan bentuk dari penerapan syari’at islam di Aceh
ok guys....ini saja yang dapat saya review dari buku Acehnologi vol3 dalam bab 27, semoga bermanfaat bagi kita semua...wassalam