Cara Berpikir Orang Aceh - Bab XXVII (Vol. III)

in #acehnologi6 years ago

Kali ini, saya akan mereview buku Acehnologi volume 3 pada bab ke 27 yang akan membahas tentang Cara Berpikir Orang Aceh.

images (2).jpg
Sumber: finansialku.com

Pada umumnya, cara atau pola berpikir orang Aceh di pengaruhi oleh faktor spiritual, akan tetapi seiring berjalannya waktu mengakibatkan terjadinya perubahan budaya dan sosial masyarakat Aceh sehingga cara berpikir tersebut pun ikut berubah sesuai perkembangan zaman. Di Aceh sendiri ada suatu konsep yang asli dari Aceh yaitu konsep 'hadih maja' yang sampai saat ini masih di akui sebagai pemikiran yang lahir dari Aceh tanpa mengikuti konsep pemikiran dari luar, 'hadih maja' merupakan nasehat dari para tetua atau orang terdahulu Aceh. Kemudian, kata 'bangai' jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia mengandung makna bodoh. Istilah ini biasanya di lontarkan oleh kalangan yang status sosialnya lebih tinggi, kata 'bangai' ini sendiri dilontarkan bukan karena tidak mempunyai ilmu pengetahuan, akan tetapi kata ini di lontarkan apabila ada sesuatu yang dianggap tidak sesuai dengan perbuatannya. Kata ini juga sering di sebut di perkampungan dengan makna yang berbeda, yang maknanya bahwasanya orang yang di katakan bangai tersebut benar-benar bodoh. Kadang kala, kata 'bangai' ini juga digunakan sebagai bahan ejekan atau candaan.

Dari beberapa istilah di atas dapat kita pahami bahwasanya cara berpikir orang Aceh lebih di tentukan berdasarkan wilayah dan status sosial seseorang, dan apabila terjadinya suatu konflik agama dan sosial kebudayaan yang kembali mempersatukan masyarakat Aceh. Untuk mencegah terjdinya suatu konflik maka diantara yang konflik tersebut mereka di ingatkan dengan suatu istilah, yang mana istilah tersebut akan membuat yang konflik tadi sadar. Salah satu hal yang unik pola berpikir orang Aceh, masalah 'keurija' ada terdapat 2 pemahaman yaitu, 'keurija udep' dan 'keurija mate', yang di maksud dengan 'keurija udep' merupakan kerjaan seperti di acara perkawinan, sunatan, dan yang dimaksud dengan 'keurija mate' suasana yang menyelimuti duka, contohnya orang meninggal, kedua hal tersebut merupakan relasi sosial dalam dua kerja yang sampai sekarang masih berlangsung di perkampungan Aceh, adapun kerjaan tersebut di artikan dalam pekerjaan tanpa pamrih yang semuanya di lakukan bersama-sama oleh masyarakat Aceh. Pola berpikir orang Aceh ada tiga fondasi yaitu alam, agama, jiwa. Demikianlah review kali ini, semoga para pengguna steemit dapat mengambil ilmunya.