Filsafat Aceh - Bab XVI (Vol. II)

in #acehnologi6 years ago

Selamat malam... Baiklah, kali ini saya akan membahas tentang Filsafat Aceh. Seperti yang kita ketahui, filsafat adalah pemikiran sesuatu hal yang tidak rasional atau tidak bisa di terima oleh akal pikiran. Di alam semesta ini, filsafat yang sangat berkembang adalah filsafat barat seperti Yunani dan Romawi. Namun, ada juga filsafat Islam yang tidak sampai pada batas disebutkan filosof hanya pada tingkat pemikir.

images(8).jpg
Sumber : satuislam.org

Filsafat Aceh rasanya tidak pernah kita mendengar ucapan tersebut. Tapi di Aceh sendiri juga ada falsafah kehidupan seperti masyarakat lainnya. Yang menjadi masalah adalah di Aceh belum melahirkan seorang filosof seperti para filosof di Timur dan filosof Barat yang terkenal. Akibatnya Filsafat menjadi barang asing di Aceh. Maka langkah yang harus ditempuh adalah copy paste akan konsep – konsep Filsafat Barat dan Filsafat Islam agar mampu memahami Filsafat Aceh. Sebab utama tidak adanya Filsafat Aceh karena Aceh selalu diiringi dengan konflik. Padahal seperti yang kita tau bahwa Aceh memiliki pemikir dan masyarakatnya selalu memiliki semangat bertahan dari kepungan pemikiran.

Dalam Filsafat Aceh, pemahaman awal mengenai konsep Filsafat Aceh adalah bentuk pemikiran yang dihasilkan oleh orang Aceh yang memiliki rasa kesadaran diri orang Aceh yang dibentuk oleh standar berfikir dan berperilaku menurut apa yang diyakini oleh orang Aceh dari sumber – sumber yang ada didalam tradisi orang Aceh sendiri. Maksudnya ialah untuk membuat Filsafat Aceh sebagai masyarakatnya harus terlebih dahulu punya rasa kesadaran diri akan hal tersebut kalau kita mau berfikir dari sumber yang merupakan tradisi kita yang ada di Aceh ini.

Ini dikarenakan masyarakat merupakan hal penting untuk terciptanya Filsafat Aceh. Karena dalam masyarakat juga terdapatnya spirit yang akan membentuk pola pikir, yang nantinya akan melahirkan seorang filosof. Tujuannya Filsafat Aceh untuk mengetahui hal yang paling hakiki seperti tuhan, alam, manusia. Untuk dicarinya karakter dan ciri khas orang Aceh untuk membangun dan bertahan di entitas peradaban sekarang ini. Untuk itu kawan – kawan perlu dilakukan pertama, melihat kembali tradisi berfikir orang Aceh dari dulu hingga sekarang.

Yang tujuannya adalah mengabungkan kembali tradisi berfikir di Aceh yang telah berpisah – pisah. Kedua, mengakui bahwa adanya pertemuan ilmu dan ideologi orang Aceh dengan sumber – sumber pengetahuan yang dari luar Aceh. Ketiga, tidak mengabaikan pola pendidikan orang Aceh yang sudah ada karena disinilah akan dapat banyak ditemukannya materi. Keempat, dan juga jangan mengabaikan identitas ke-Acehan di tengah perkumpulan identitas di Nusantara.