Sastra Aceh - Bab XIX (Vol. II)
Selamat pagi, sapaan mentari pagi menyelimuti hari-hari indah bersama para pengguna Steemit. Pada hari yang berbahagia ini, saya akan mereview bab ke-19 dari Volume II tentang sastra Aceh, dalam buku yang berjudul Acehnologi yang di tulis oleh Bapak Kamaruzzaman Bustamam - Ahmad, M.Sh,. Ph.D.
Sumber: atjehliterature.blogspot.com
Sastra adalah salah satu bentuk dan hasil dari seni kreatif yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediatornya. Dalam hal ini, sastra Aceh meliputi beberapa periode, yaitu: Pertama, periode animisme yang ditandai dengan adanya corak takhayul atau kepercayaan terhadap makhluk-makhluk mistis tertentu yang memiliki kekuatan luar biasa, seperti kepercayaan kepada roh roh dan lain sebagainya.
Kedua, yaitu periode hindu yang berkembang pada masa awal mulanya sastra Aceh bersentuhan dengan alam kepercayaan Hindu. Tahapan ini sangat berpengaruh kepada sastra Aceh itu sendiri. Ketiga, yaitu periode antara hindu dan Islam, pada saat itu, karya sastra Aceh sudah mulai mengalami proses pembaharuan dan pergeseran nilai budaya hindu menjadi nilai budaya Islam. Pada tahapan ini sudah banyak sastra hindu yang telah diislamkan.
Keempat, periode Islam, pada saat itu, karya sastra Aceh sudah mulai mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pada tahapan ini, karya sastra Aceh lebih banyak bertemakan tentang Islam. Kelima, periode mutakhir, pada saat itu, karya sastra Aceh, masih tetap mempertahankan pola ucap tradisional dan sudah mulai pula bergerak ke arah inkonvensional, tidak terikat dengan aturan yang statis. Selanjutnya adapun karya karya-karya yang dimiliki Aceh adalah kajian sastra perang yang dituliskan oleh Tgk. Chik Pante Kulu sebagai penyair perang.
Kemudian "hikayat malem dagang" disini di kisahkan bagaimana kisah perjalanan Sulthan Iskandar Muda di dalam mempersiapkan bala tentara untuk melawan postugis. Hikayat perang lainnya adalah "hikayat prang Cut Ali" yang ditulis pada tahun 1930, karya dari Tengku Syekh Hasan, kuala Lambeusoe yany ditulis oleh Dokarim. Kemudian ada lagi sastra Aceh yang sangat terkenal pada masanya adalah Hikayat Prang Sabi. Karya yang diciptakan oleh Teungku Thjik Pante Kulu menjadi instrumen penting yang memicu perlawan terhadap penjajah. Demikian review bab ini. Semoga dapat diambil manfaatnya.