EKSPEDISI PEGUNUNGAN TAMIANG - MENAPAKI PUNCAK NEGERI RAJA MUDA SEDIA

26166122_1504491012981082_8523336097963528211_n.jpg

Ekspedisi yang mengambil tema ''menapaki puncak negeri raja muda sedia'' telah direncanakan dengan matang sebulan sebelum hari keberangkatan, kegiatan ini di nahkodai oleh 3 lembaga yaitu UKM-PA MATERIAL, ACEH TRACKER, dan UKM-PA JEMPA, perencanaan yang matang sangat diperlukan untuk melakukan ekspedisi ini mengingat jalur yang dilalui baru sekali dilewati yakni oleh tim ACEH TRACKER sendiri tepat setahun lalu.

           Untuk tahun ini tim akan membuka kembali jalur untuk ke gunung segama 2 dan kejuruan muda yang melewati jalur segama 1, persiapan ekspedisi dilakukan dalam beberapa tahap mulai dari fisik, pembekalan navigasi, pembekalan logistik, dan pembuatan papan penunjuk arah dan tempat yang masing masing ditugaskan kepada anggota yang ikut.

Anggota yang mengikuti ekspedisi ini adalah

  1. SAID MURTHAZA (KETUA TIM)

  2. FEBRI A. SYAHPUTRA (PENEBAS)

  3. ANWAR CHAIDIR ( CO.NAVIGATOR)

  4. ZULFIQAR KAMAL (PEMBUAT MARKER JALAN)

  5. IKHSAN MUFTI (NAVIGATOR)

  6. ALFIAN ZEBUA (LOGISTIK)

            Ekspedisi ini di rencanakan selama 7+1 hari walaupun kenyataan nya di lapangan menjadi bertambah karena faktor cuaca dll. kami berangkat pada minggu 24 desember dari kediaman ketua tim ekspedisi ini di gp.matang seulimeng menggunakan mobil angkutan umum menuju ke kota kuala simpang jam 10:47 dengan ongkos 15ribu/orang, perjalanan ini memakan waktu 1 jam, sesampainya di kota kuala simpang kami langsung menyambung angkutan umum yang menuju ke Pulo tiga yang menghabiskan ongkos serupa yakni 15ribu/orang. setibanya di pulo tiga kami langsung bersilahturahmi ke polsek dan koramil untuk pemberitahuan bahwa kami akan langsung menuju ke titik start pendakian ekspedisi ini.
    
           Untuk menuju ke titik start kami telah bernegosiasi sebelumnya dengan salah seorang penduduk di desa kaloy untuk mengantar kami ke kuala blutan, kami membayar mereka 300ribu untuk mengantar kami ke titik start yang ada di kuala blutan. sesampai di kuala blutan kami memutuskan untuk beristirahat dikarenakan waktu telah menunjukkan jam 18:00 tidak memungkinkan lagi untuk memulai start.
    
            Besoknya masalah kami mulai muncul hujan yang turun deras di pagi itu telah membuat debit air sungai meninggi menyebabkan start ekspedisi harus ditunda lagi untuk beberapa jam, jam 13:30 debit air sungai sudah menunjukkan tanda tanda akan menyurut kami pun langsung bersiap siap untuk berjalan, plot jalur yang telah kami rencanakan sebelumnya melewati/menyebrangi 6 sungai. untuk menuju camp pertama kami harus menyebrangi 4 sungai, perjalanan menuju camp pertama memakan waktu 4 jam. sesampainya di camp pertama kami langsung membuka flysit untuk bermalam di situ.
    
            Jam menunjukkan 07:00 itu pertanda kami harus bangun dan bersiap siap untuk berjalan lagi menuju titik selanjutnya yang sebelumnya kami makan terlebih dahulu untuk mengisi tenaga di perjalanan menuju camp kedua. perjalan menuju camp kedua mulai menampakkan kesulitannya batu yang tajam, semak yang masih rimbun tebing yang curam dan pacat(hewan penghisap darah) harus kami lewati. semua itu dapat kami lewati dengan semangat yang membara sepanas api yang menghangatkan kami tadi malam untuk tidur.
    
             Hari berikutnya cerita berubah, hutan rotan berduri tajam, semak pakis hutan, tebing terjal, dan tanah berlumpur yang diguyur hujan semalaman juga harus kami lewati agar bisa menembus puncak yang kami tuju. selama di perjalanan kami tidak terlalu kesusahan untuk mencari air karena ploting jalur yang kami ambil melewati titik titik sumber air untuk perbekalan di perjalanan entah itu air hujan air sungai dan air genangan hujan yang belum menyurut kami gunakan untuk minum. malam kami lalui dengan candaan dan bercerita kisah pribadi satu sama lain yang membuat hangat sehingga lupa kalau malam di situ dingin.
    
             Dikarenakan sebelumnya waktu start kami molor dan ditambah speed kami rendah menyebabkan kami terhutang hari target untuk mensiasati hal itu kami memecah perbekalan logistik agar mencukupi target. di camp ketiga kami memecah logistik kami dan menanam sebagian untuk perbekalan pulang nanti lalu beban sisanya dibagi sama rata untuk dimuat di masing masing cariel anggota. dibeberapa titik perjalanan kami melakukan esload ( setafet loading) yaitu sistem yang dilakukan untuk mempermudah membuka jalur, si penebas jalur tidak diwajibkan membawa carier selama menebas jalur itu akan memperlambat speed, yang membawa carier mereka adalah anggota team lainnya yg dilakukan, carier di angkat secara estafet dari satu titik ke titik lainnya.
    
            Untuk menuju puncak segama 1 adalah jalur yang terberat harus memanjat tebing batu setinggi 50 meter melewati hutan rotan dan lumut yang masih tebal semua itu kami lewati dengan hati hati agar selamat, kami tiba di puncak jam 14:00 hal pertama yang kami lakukan adalah bersyukur telah berhasil mencapai puncak teringgi di aceh tamiang. misi pertama telah berhasil tinggal misi kedua dan ketiga yaitu menembus jalur segama 2 dan puncak kejuruan muda, yang sayangnya hal itu gagal kami laksanakan dikarenakan faktor waktu perbekalan dan cuaca, yang tidak mendukung tapi setidaknya kami telah berhasil membuat jalur persimpangan ke kejuruan muda sehingga tidak perlu lagi melewati segama 1 jalur yang berhasil kami tembus sampai di batas sadel yang kami namai batu enam. deskripsi jalur yang berhasil kami potong berupa pinggiran lembah kecil, tebing batu dan hutan rotan berduri tajam.
    
           Demikian sedikit yang dapat penulis ceritakan seputar ekspedisi pegunungan tamiang ini semoga dengan adanya ekspedisi ini dapat menjadi salah satu destinasi wisata minat khusus bagi para pendaki yang suka dengan hutan gunung tropis. berikut penulis tampilkan beberapa photo selama kegiatan tersebut.
Sort:  

Assalamu'alaikum
Saya udah apvote post saudara..
Di tuggu vote n follow balik ya..

Sama sama membantu apvote