Nasib Malang Siamang
Matahari masih sangat terik. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 15.10. Belum seorangpun peserta Tour Wisata yang sudah makan siang, panitia kegiatan dari Dinas juga sama. Kami baru saja tiba di lokasi kebun binatang mini, di salah satu daerah, wilayah provinsi Aceh. Ini merupakan memori 2012 silam.
Beberapa hewan liar tampak ditempatkan di dekat pintu masuk lokasi wisata itu. Saya lebih tertarik menuju ke kolam ukuran 4x6, kedalaman 2 meter. Di dalamnya ditempatkan beberapa ekor buaya besar. Pengunjung dapat melihat dari celah-celah pembatas kolam yang dibuat dari papan. Kolam tersebut juga dibuatkan atap dari daun rumbia, agar buaya penghuni kolam tidak kepanasan.
Ada dua benda asing di atas atap kolam yang sudah terlihat dari awal, tapi tidak terlalu menghiraukan. Awalnya saya mengira itu adalah boneka. Ternyata bukan. Setelah saya perhatikan dengan seksama, itu adalah siamang yang hanya tersisa kulit dan bulunya. Daging dan tulangnya sudah dikeluarkan pasca dia mati, agar tidak busuk. Lalu diisi dengan kapas. Entah bagaimana caranya, siamang sudah berbentuk kembali.
Selain siamang yang bernasib demikian, burung kuau disebelahnya juga bernasib sama. Tubuhnya bukan lagi otot yang dapat digerakkan kesana-kemari. Suara-suara mereka yang dapat memekakkan telinga tidak dapat terdengar lagi. Mereka telah mati, mungkin setahun yang lalu. Sebelumnya mereka juga penghibur di kebun binatang ini.
Tapi itu tujuh tahun lalu. Entah kemana sudah siamang dan burung kuau itu. Apakah menjadi koleksi kebun mini, atau menjadi koleksi rumah-rumah mewah. Saya tidak tahu lagi setelah merekamnya. Saya juga tidak tahu entah bagaimana sudah kondisi hewan-hewan koleksi lainnya di sana. Mungkin nasib mereka lebih baik. Semoga.
24 Mei 2012, 15.23
Saya pikir si amang, digunung geurete (aceh jaya) bang @afzal-dlima.