HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL
Maaf postingan saya kali ini terlamabat dari seharusnya,mohon dimaklumi mahasiswa semester akhir harus ditutuntut lewat Toefl sebagai syarat untuk Yudisium. Dijajah oleh bahasa asing dalam Negeri Sendiri, jadi saya harus les toefl dari jam 08:00 s.d 16:00 selama dua minggu. Baik lah, hari bahasa ibu internasional diperinganti setiap tanggal 21 Februari setiap tahunnya, yang detetapkan oleh UNESCO selaku badan PBB yang mengurusi bidang pendidikan dan budaya.
Kita dapat mencari di internet apa itu hari bahasa ibu iternasional, banyak hal yang akan ditampilkan diantaranya sejarah mengapa peringatan hari ini ditetapkan, proses dalam penetapannya, kapan hari ini resmi diperingati di seluruh dunia, serta lain-lain dan sebagainya. Kita juga akan menjumpai ironisnhya peringatan hari bahasa ibu internasional ini dengan catatan telah hilangnya sebelas bahasa daerah kita, diantaranya : bahasa daerah Kajeli dari Maluku, Piru dari Maluku, Moksela dari Maluku, Palumata dari Maluku, Ternateno dari Maluku, Hukumina dari Maluku, Hoti dari Maluku, Serua sari Maluku, Nila dari Maluku, Tandia dari Papua, Mawes dari Papua. Serta masih banyak bahasa daerah lainya yang hamir punah.
Hilangnya bahasa-bahasa ini dikarenakan tidak adanya penutur dari bahasa tersebut, bisa saja diakibatkan posisi daerah asli bahasa tersebut diapit oleh bahasa besar lainnya, atau kemajuan derah yang mengharuskan persamaan bahasa dalam keseharian, mungkin juga akibat pernikahan campuran antar daerah yang orang tuanya tidak mengajarkan bahasa daerah masing-masing kepada anaknya. Semua penyebab tersebut seperti sebuah teori menurut saya, bagai manapun proses hilanya satu bahasa tidak terlepas dari budaya di daerah tersebut. Seperti yang disampaikan Audrey Azoulay selaku Direktur Jendral UNESCO, “Bahasa lebih dari sekedar alat komunikasi, tapi ini adalah kondisi kemanusian kita, nilai-nilai kita, keyakinan dan identitas kita tertanam didalamnya”.
Inilah gambaran kita sekarang, kita lebih banga berbahasa asing, dan mengadopsinya menjadi bahasa dikeseharian, atau kita dengan gaya-gayaan merubah bahasa kita sendiri menjadi bahasa dengan istilah bahasa Gaul lah, bahasa Alay lah, atau bahasa anak muda zaman sekarang yang tidak jelas asalnya. Dikampung saya sendiri, Bukittinggi – Sumatra Barat, kami masih mengunakan bahasa Minang dalam keseharian, akan tetapi banyak dari kata-kata dalam bahasa tersebut yang telah berubah, tidak sama lagi dengan kata-kata yang diucapkan nenek-nenek saya dahulu. Bahasa ibu adalah bahasa yang pertama kali diajarkan kepada anak oleh ibu sejak dia lahir, namun dalam perkembangannya bahasa yang diajarkan ibu kita dahulu kita ubah seiring dengan pertumbuhan kita, lingkungan kita dan tidak terlepas dari perkembangan zaman.
Untuk sekaran ini mungkin kita tidak perlu cemas dengan keberadaan bahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia masih ditetapkan sebagai bahasa nasional kita, dan tentunya hampir diseluruh Indonesia kita mengunakan bahasa Indonesia. Namun dengan perkembangan kita kedepan, dengan tuntutan zaman kedepan, dengan kemajuan teknologi yang membuat kita tiada batas diseluruh dunia ini mengharuskan persamaan bahasa internasional agar kita bisa menjelajahi setiap jenkalnya, dan saat ini bahasa inggris yang paling umum dipakai diseluruh dunia. Hilangnya suatu bahasa dalam aplikasinya dikarenakan kita tidak lagi menggunakan bahasa tersebut, namun lebih memilih bahasa lain yang lebih besar cakupannya dan lebih bermanfaat menurut kita. Coba kita bayangkan seandainya saja kita di Indonesia, seluruh penduduk Indonesia lancar berbahasa inggris serta kita tidak diwajibkan lagi berbahasa Indonesia di instansi-instansi pendidikan, mungkin hanya mahasiswa jurusan bahasa Indonesia saja yang menggunakan Bahasa Indonesia tersebut, atau hanya diajarkan di sekolah dasar.
Sekaran siapa yang peduli dengan kepunahan bahasa ini, siapa yang berjuang keras dan mati-matian dengan bahasa ini, menyambung dari postingan saya sebelumnya “ Postingan Berbahasa Indonesia”, kalu bukan kita semua siapa lagi, cuma mengharapkan segelintir orang tak akan bisa. Banggalah berbahasa Indonesia, perjuangkan kelestarian dan keasliannya. Bahasa Indonesia adalah Sumpah Pemuda leluhur kita, Pemuda-Pemuda yang memperjuangkan kemerdekaan kita.