Senyum yang abadi
Pada langit yang keemasan
Kunikmati senyum mentari yang tersipu
Sayu, netraku menatap cakrawala
Saat binaran indah mulai bermain di minda
Pada sebait sajak yang beraksarakan pilu
Kini mulai samar terbaca
Sebab ...
Mengalahkan indahnya biasan cahaya mentari
Kembali kugoreskan aksara yang mempuiisikan dirimu
Bagai karang angkuh yang rapuh
Bersembunyi dibalik terjangan ombak
Hanya bisa menatapku dari kejauhan
Akankah tabir ini kian tersibak
Ataukah akan semakin menutup
Biarlah ...
Mainkan saja semua peranan yang kau punya
Dan ...
Diri ini hanya bisa tersenyum
Ketika menikmati butiran embun yang menetes di wajah
Kemudian luruh ke tanah
Kini ...
Dalam diamku menanti
Anugrah terindah yang kumiliki
Bersama senyum terindah yang hakiki
@sampoerna