Kecantikan Fisik itu Dinamis
Setiap perempuan menjunjung tinggi nilai estetika.
Tak ubahnya seperti menata sebuah ruangan ia lihai dalam mengatur sesuai posisi yang dianggap cocok.
Begitu juga cara mereka mempercantik wajah. Sebenarnya konsep cantik itu Sendiri memiliki arti yang sangat sempit apabila di kaitkan dengan seorang perempuan yang artinya molek.
Kemolekan yang seorag perempuan miliki disini merpakan kemolekan yang ia miliki sejak lahir bukan kemolekan yang ia buat.
Namun konsep ini berubah jika di pakai untuk konsep cantik jaman now. Bahkan kecantikan jaman sekarang dapat menimbulkan strata sosial di kalangan perempuan itu sendiri
Kecantikan seseorang dapat berubah sejak ia mulai beranjak remaja terlebih lebih lagi tampak pada masuk usia dewasa awal.
Jika sebelum masa pubertas biasanya seorang perenpuan memilki wajah yang masih kelihatan murni tanpa ada masuk produk kecantikan yang di poles kewajahnya. Saat remaja ia mulai mencari-cari produk yang cocok untuk kulit wajahnya karena faktor perubahan pada fisik akibat masa pubernya.
Contohnya seperti ketika mulai tumbuh jerawat pada wajahnya maka ia akan mencari alternatif mengatasinya melalui produk kecantikan yang ia rasa sesuai.
Kendati demikian, ketika ia mulai memasuki dewasa awal maka biasanya perempuan mulai menemukan jati diri mereka. Bahkan ia mulai menetapkan suatu produk kecantikan kulit yang bisa mempercantik kulitnya.
Jadi jangan heran apabila ada seorang perempuan yang sewaktu kecilnya memiliki pigmen kulit yang lebih saat dewasa mulai lebih terang.
Bahkan saat ini hal ini dapat diperoleh secara instan seperti melakukan suntik, memakai produk pemutih, tanam benang dan bahkan operasi plastik.
Untuk ukuran perempuan cantik itu sendiri biasanya merujuk pada warna kulit yang putih, tinggi semampai, bibir merah, dan bentuk badan proporsional. Yang merujuk pada bentuk fisik orang Barat meskipun sejatinya ia hanyalah orang asia yang terkenal dengan kulit kuning langsatnya.
Karna stigmanisasi tersebut banyak perempuan yang melakukan perubahan fisik yang merujuk pada kriteria di atas guna menyandang kata sempurna.
Tak hanya itu, kecantikan juga dapat menimbulkan strata sosial dikalangan perempuan itu sendiri. Dengan pemakaian produk mahal dan perubahan yang drastis dianggap memiliki nilai sosial tinggi.
Pemakaian produk kecantikan yang bermerek tentunya hanya dapat di peroleh oleh perempuan yang memiliki uang yang lebih. Beda halnya dengan perempuan yang hidup sederhana. Jika ini sudah terjadi maka ia hanya akan bergaul sesamanya saja. Karena jika ia punya cerita akan ada feedback.
Jika ingin cantik tetapi tak memiliki uang yang lebih maka biasanya seorang perempuan akan melakukan tindakan sosial yang menyimpang. Contohnya ia rela menjadi seorang pekerja seks komersial (PSK) demi membeli sebuah produk yang dapat mempercantik bentuk fisiknya.
Mantap buk kohati..😁😀