The Diary Game Season Ke-tiga (Senin: 07-Desember-2020 )"Membesuk Bibi di Jeumpa Hospital Bireun"
Dan dengan langkah berat pergilah aku meninggalkan rumah sakit itu. Rumah tempat orang yang tak bebas mempergunakan tubuh dan hidupnya sendiri. ~ Pramoedya Ananta Toer
Salam untuk sahabat steemians di manapun anda berada saat ini. Semoga selalu sehat dan dapat beraktifitas dengan lancar.
🧭Jam 05.00 WIB
"Ashsalatu khairum minan naum ...." Dari Mesjid Al-Munawarah Gampong Blang Pulo berkumandang suara azan subuh memecah sepi pagi, suara muazin terdengar jernih mendayu, melembutkan hati-hati yang lelah. Terdengar juga kokok ayam milik tetangga, membangunkan jiwa-jiwa yang masih terlelap di alam mimpi. Mengoyak keheningan alam sunyi. Keriangan subuh pun dimulai.
Tiba-tiba entah mengapa ada rasa ingin melihat pagi dari balik jendela kamar. Lalu saya menyibak gorden kamar, tanpak semburat warna putih dan kemerahanan mewarnai langit dan bulan masih menggatung di kaki langit.
Lampu jalanan di ujung gang milik perumahan kompleks PAG masih menyala, memendarkan cahaya kuning keemasan, bersatu dengan kabut tipis yang turun selepas hujan semalam.
Suana di luar ternyata tidak gelap, tapi tidak juga begitu terang. Bulan merah jambu masih setia menemani langit. Duh indahnya lukisan alam di langit subuh.
Dari arah belakang saya dengar suara sanyo mulai dihudupkan, seperti biasa suami saya selalu bangun lebih cepat karena mempersiapkan diri untuk sholat subuh ke mesjid. Pak Awal tetangga sebelah rumah pun nampak bergegas menuju mesjid selalu seperti itu, hanya beberapa orang saja laki-laki di gang saya yang rutin melaksanakan sholat subuh berjamaah ke mesjid.
Saya pun bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Anak-anak juga sudah pada bangun menunggu antrian sambil terkantuk-kantuk di kursi.
Selesai wudhu lalu saya sholat subuh baru kemudian melanjutkan mempersiapkan sarapan pagi dan sekaligus untuk siang. Setelah selesai beres-beres saya pun mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
🧭Jam 07.00 WIB
Saya berangkat ke sekolah, tapi baru saja tiba di pintu gerbang sekolah, ada telphon masuk dari adik ibu yang tinggal di Banda Aceh. Beliau mengabarkan bahwa bibi saya yang tinggal di Takengon sakit keras, katanya pembengkakkan jantung dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit Jeumpa Hospital Bireun.
🧭09.00 WIB
Setelah menerima pesan tersebut karena saya juga sudah berada di sekolah saya tetap melanjutkan sesi daring saya, kebetulan semester ini jumlah jam mengajar saya hanya 2 jam pelajaran saja akibat isu mutasi yang dikabarkan oleh propinsi. Hingga akhirnya kepala sekolah mengambil kebijakkan untuk meminimalis jam tatap muka saya atas pertimbangan interen sekolah. Sebenarnya saya nerasa keberatan tapi ketika saya konfirmasi di awal semester lalu soal saya merasa keberatan atas kebijakkan tersebut, menurut beliau SK mutasi saya akan datang setelah 2 minggu dari pemberitahuan propinsi. Namun kenyataannya setelah 4 bulan berlalu pun SK kepindahan saya belum juga sampai. Hari-hari saya sedikit berubah, teman-teman sibuk mengajar secara, tapi saya hanya datang ke sekolah untuk melihat kesibukkan teman-teman. Lama-lama saya pun jadi malas dan lebih sering bepergian ke luar kota dengan saudara atau menemani suami mengambil data korban-korban konflik di Aceh.
Seperti hari ini saya juga tidak sesibuk teman-teman yang mulai mengajar tatap muka. Saya hanya datang duduk manis, sambil melihat perkembangan sekolah dan berbicara dengan beberapa teman yang masih menunggu pergantian jam mengajar. Tapi walaupun saya melayani obrolan teman-teman pikiran saya tidak focus, saya ingat bagaimana dengan kondisi bibi saya di rumah sakit, separah apa sakitnya... akhirnya saya menelpon ke no bibi saya yang sedang di rawat, berharap ada pihak keluarga yang menjawab. Rupanya pakcik atau suami dari bibi saya yang mengangkat telpon dan saya menanyakan kabar terakhir bibi. Beliau menjawab "alhamdulillah setelah ditangani oleh dokter kondisi bibi semakin membaik. Cemas saya jadi berkurang akhirnya saya putuskan untuk pergi ke Bireun menjenguk dan ingin memastikan sendiri kondisi bibi.
Memang setelah kepulangan ibu saya kerahmatullah, beliau salah satu keluarga dari pihak ibu yang paling care dan selalu datang melihat keadaan saya di Lhokseumawe sepeninggal ibu, baik waktu saya sakit atau hanya sekedar mampir jika kebetulan lewat. Jadi wajarlah kalau saya mengenang kebaikkan dan membalas perhatiannya... apa lagi sekarang saat beliau sedang sakit dan sangat butuh dukungan dari keluarga untuk menyemangatinya.
🧭10.00 WIB
Setelah minta izin dari sekolah, saya naik becak ke simpang Selat Malaka Cunda. Sampai di Simpang Selat Malaka sambil menunggu L300 saya menelpon bapaknya anak-anak untuk memberitahu perihal bibi yang sakit dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit Jeumpa Hospital Bireun, sekalian saya juga minta izin pergi membezuk. Suami saya tidak keberatan hanya saja merasa tidak enak karena tidak bisa ikut ke sana berhubung sedang ada pekerjaan, saya bilang tidak masalah karena sudah agak baikkan yang penting ada yang mewakili. Setelah mendapat izin saya berangkat dengan mobil L300 melanjutkan perjalanan ke RS Jeumpa Hospital Bireun.
🧭Jam 11.00 WIB
Akhir saya tiba juga di depan RS Jeumpa Hospital, lalu saya membayar ongkos L-300 yang saya tumpangi. Turun dari mobil saya berdiri sebentar sambil memperhatikan dan mempelajari profil RS Jeumpa Hospital. Bangunannya tidak terlalu besar tapi masih kelihatan baru dengan desain minimalis. Saya urung untuk menyeberang jalan, rasanya kok lapar... saya jadi teringat kalau saya belum makan sejak pagi. Saya pikir lebih baik mampir dulu di warung pinggir jalan yang letaknya pas di seberang jalan raya berhadapan dengan rumah sakit, juga untuk mengisi energi berhubung di masa pandemi ini kita juga harus meningkatkan imunitas tubuh dengan asapun energi dengan mengkonsumsi makanan sehat secara teratur, karena tubuh kita juga akan berjibaku melawan virus apalagi rumah sakit bukan tempat yang menyenangkan dan aman di datangi saat ini.
🧭Jam 11.30 WIB
Selesai membayar makanan dan minuman, saya membeli sedikit buah tangan lalu bersiap menyeberangi jalan memasuki halaman rumah sakit, di halaman rumah sakit saya berdiri sebentar sedikit risih saya nencoba mengambil photo dokumentasi gedung rumah sakit sebagai bahan tulisan di Steem SEA salah satu komunitas menulis di steemit dan saya mencoba menulis tentang The Diary Game walaupun waktu saya disibuki dengan pekerjaan rumah tangga melulu. Tapi saya mencoba tetap menulis kapan saya sempat, Jadi saya perlu beberapa photo kegiatan sebagai kelengkapan tulisan saya.
Sebenarnya saya sangat ingin mengambil photo di bagian dalam rumah sakit, tapi kemungkinan kalau ruang dalam akan dilarang untuk diekspos oleh pihak rumah sakit, apalagi selama Covid 19 isu seputar rumah sakit sangat santer dengan berita miring dan hoax, berita yang sering tidak relevan dan ini menyakitkan pihak rumah sakit. Mungkin karena hal tersebut mereka menjadi sangat tertutup sekarang.
Setelah masuk ke dalam ruangan rumah sakit, saya menjumpai resepsionis dan menanyakan letak kamar tempat bibi saya di rawat. Resepsionis membuka catatan pasien dan menyebutkan alamat kamar pasien yaitu Madinah Lantai 2 dan katanya harus melewati tangga darurat berhubung lift tidak bisa di gunakan oleh umum hanya untuk pasien saja. Di lantai 2 saya melihat para perawat sangat menjaga protokol SOP semua berseragam seperti layaknya dokter anastesi, mengenakan masker dan sarung tangan serta mengenakan sepatu bot, tidak ada yang hanya duduk bergosip ria, semua dalam posisi siaga saya pun jadi seperti agak tegang melihat suasana di depan gang tempat pos perawat siaga. Sangat berbeda kondisinya dengan rumah sakit yang pernah saya kunjungi semasa pandemi ini. Di sini sangat disiplin dan 80 % sudah sesuai protokol yang ditetapkan oleh pemerintah.
Saya mengetuk kamar tempat bibi saya dirawat, memutar gagang pintu dan masuk pelan-pelan. Saya lihat hanya ada pakcik dan bibi, keduanya sedang tertidur, pakcik tertidur di sofa mungkin kecapean karena sudah berjaga semalaman. Saya duduk saja sambil melihat cairan impus yang hampir habis. Lalu saya bangunin pakcik agar memberitahu ke perawat penjaga. Pakcik sedikit kaget melihat saya dan bertanya kapan saya sampai. Saya menjawab pertanyaan pakcik kalau saya juga baru sampai tapi tidak bermaksud mengganggu istirahat pakcik dan bibi. Tidak lama bibi bangun karena mungkin tertanggu dengan percakapan kami, lalu saya bertanya juga tentang kesehatan bibi dan kapan dokter membolehkan pulang. Bibi mengatakan bahwa kemungkinan lusa sudah boleh pulang. Bibi juga mengatakan bahwa selama dirawat, bibi lebih banyak tidur mungkin efek obat tidur yang diresepkan dokter. Setelah bercerita panjang lebar dengan pakcik dan bibi, dan setelah menyulangi makan bibi saya pun pamit untuk pulang. Saya kasian melihat kondisi bibi yang masih sedikit lemah padahal bibi orang yang rajin kalau dalam keadaan sehat mana pernah bibi tidur di siang hari. Ada saja yang dikerjakan. Tapi baguslah.. paling tidak bibi bisa beristirahat beberapa hari untuk memulihkan fisiknya. Lalu saya pamit untuk pulang. Seperti kata Pramoedya "dengan langkah berat pergilah aku meninggalkan rumah sakit itu. Rumah tempat orang yang tak bebas mempergunakan tubuh dan hidupnya sendiri."
🧭Jam 17.00 WIB
Saya tiba di rumah, lalu membereskan rumah sambil menyiapkan makan malam. Setelah sholat mahgrib kami sekeluarga makan malam dan saya juga membereskan kembali meja makan, mencuci piring-piring yang kotor dan menyetrika baju yang sudah menumpuk. Memang banyak pekerjaan rumah sudah biasa saya kerjakan pada malam hari kecuali menyuci baju yang biasanya sore hari dan pada saat air PDAM hidup atau jika tetpaksa saya menggunakan air sumur yang harus disaring dengan saringan sederhana yang kami buat sendiri berhubung air sumur yang tidak terlalu jernih.
🧭Jam 20.00 WIB
Saya pun sholat Isya, lalu tidur bersama anak-anak, mungkin karena lelahnya sampai mimpi pun saya tidak sempat hehe. Begitulah hari yang sudah saya lalui, alhamdulillah semua atas izinNya.
Hidup kita memang tidak hebat nan menakjubkan. Tapi kita bisa membuatnya utuh dengan senantiasa bersyukur.~Tere Liye
Ucapakan Terima kasih saya kepada @radjasalman, @el-nailul, @hhusaini1, @ernaerningsih, @anroja, @puncakbukit, @nazarul, @green07 juga kepada teman-teman seperjuangan khususnya stemian smanli, juga kepada stemians yang telah menyempatkan diri membaca dan berkomentar, saran dan rekomendasi untuk perbaikan diterima dengan baik.
Foto-fotonya adalah dokumentasi saya pribadi yang saya ambil dengan menggunakan ponsel Samsung A9.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang saya: silahkan kunjungi blog saya: @dianaakmal
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja