Belilah Barang Di Akhir Bulan
Bulan baru. Dompet tebal. Semua ingin dibeli. Tanpa pikir panjang, Kutar men-stater mobilnya ke toko sepatu. Ya, dia ingat sepatu yang diliriknya akhir bulan kemaren. Bahkan sempat dicoba. 'Good'. Nyaman. Harganya pun keren. Tetapi sayang, hari sedang tongpis, kantong tipis. Maklum belum gajian.
Sesampai di toko sepatu yang dituju, Kutar lirik sana lirik sini. Susunan sepatu berubah. Tulisan diskon besar-besaran hilang. Mau bertanya, gengsi ah. Kutar berjalan pelan-pelan. Matanya tak lepas dari deretan sepatu lelaki. Nah, itu dia. Sepatu yang dicari ketemu. Tetapi kok harganya berubah? Lebih mahal! Selisihnya bisa buat bensin tiga hari. (Kalau gak macet?).
"Ada yang bisa dibantu, Pak?" Suara pelayan toko mengusiknya.
"Ini," Kutar menunjukkan sepatu, "memang segini harganya?"
"Betul, Pak."
"Nggak diskon?"
"Gak, Pak."
Kutar meletakkan kembali sepatu itu. Bisa sih dibeli. Cuma mengingat harganya yang selisih cukup lumayan dengan harga akhir bulan kemaren, Kutar mengurungkan niatnya membeli.
Apa jangan-jangan kemaren itu harga khusus akhir bulan? Kan biasa toko-toko di akhir bulan memberi diskon lumayan gede buat pelanggan? Di awal bulan harga diskon hilang. Nanti di akhir bulan lagi, ada lagi. Gitu terus.
Ah, Kutar jadi ingat bulan lalu, di awal bulan, dapat orderan orang beli mobil. Diskon yang diminta tidak direspon bos. Lucunya, di akhir bulan, orang yang sama beli mobil yang sama, lewat teman, bos memberi diskon mendekati yang diminta. Terlepas dari cara bujuk rayu teman meminta diskon, Kutar menyimpulkan, belilah barang di akhir bulan.@edysoemanto