Strategi Mendidik Generasi Al Quran di Dunia Barat

in #blog7 years ago (edited)

IMG_20180326_115004.jpg

Orang tua yang sangat peduli tentang pentingnya Al Quran bagi anak-anaknya, segera mengajarkan hafalan Al Quran sebelum anak bisa baca tulis.

Karena orang Islam tidak banyak, pengajian dan pengajaran Al Quran dilakukan dengan menggunakan Skype yang pesertanya bisa di berbagai negara.

Beberapa orang tua lebih mementingkan mengirimkan anaknya ke pesantren dari pada ke sekolah sekuler. Mereka mengirimkan anaknya misalnya ke pesantren-pesantren yang banyak terdapat di Afrika Selatan, Maroko, dll.

Kelebihan pesantren (darul uloom) Afrika Selatan adalah pengajarannya dalam 3 bahasa yaitu Arab, Urdu dan Inggris sehingga santri lancar dalam 3 bahasa itu.

Pendidikan umum diperoleh sang anak melalui pendidikan jarak jauh. Setelah itu, sang anak mengikuti ujian persamaan yang diakui secara internasional misalnya International Baccalaureat (IB). Hasilnya, sang anak memiliki kompetensi ilmu agama dan umum.

Dengan berbekal IB mereka bisa mengikuti kuliah di universitas yang mengakui IB tersebut.

Karena sulit masuk ke fakultas kedokteran di Eropah Barat berhubung kursi sangat dibatasi, mereka mengirimkan anaknya belajar kedokteran di Eropah Timur.

Ijazah kedokteran Eropah Timur diakui di Eropah Barat dan Amerika sehingga mereka tanpa kesulitan bisa menjalankan profesi kedokteran disana.

Hasil pendidikan seperti ini adalah generasi seperti Ibnu Sina yang sangat ahli dalam bidang dunia dan akhirat. Mereka menjadi pilar penguat Islam di dunia barat.