Hijrah - tidak ada kata telat melakukan taubat
Selamat pagi Steemian. Sampai berjumpa kembali dengan saya dalam lnjut postingan saya beberapa hari lalu. Semoga bermanfaat.
Hijrah itu bukan tentang dia yang sudah berpakaian gamis, mengenakan khimar, manset, kaos kaki, dan bahkan mengenakan niqab atau dia yang mengenakan celana cingkang, pelihara janggut, dan hobinya taklim atau kajian agama sana-sini , bukan itu hijrah itu bukan hanya rubah cesing lantas kamu jadi merasa benar tapi hijrah itu dimana kita perang batin, perang pikiran, berusaha keras istiqomah menata batin dan sikap sehari-hari.
Dimana kata yang harus tertata, dimana sikap yang harus di arahkan, dimana pikir yang harus di bimbing, dimana kaki yang harus di alur. Siapa bilang hijrah ku berjalan macam air , kalian salah menilai hijrah ku justru penuh gejolak, penolakan yang jika kata menyerah itu ada aku mungkin sudah menyerah, namun Allah begitu sayang sehingga masalah yang bertubi-tubi datang masih bisa ku tahan dengan selalu ingat Allah maha baik.
Dan aku yakin ini tak lama. Siapa bilang ini bukan dewy. Ini tetap dewy , dewy itavia wanita berbadan kecil kurus apa lah itu penilaian kalian, aku tak paham . “kok lu jadi aneh si, mimpi apa lu”, “tak bermimpi apa-apa, hanya mau balikan aja sama kekasih abadinya hati “ ,jawabku lirih “siapa kekasih abadi mu, bukannya kamu gak punya pacar, jadi tah nikahnya” tanyanya kembali dengan senyum ku tampik semua “ kekasih abadi ku adalah Iman, Allah, Rosul”, “ yah ni bocah bener-bener sakit kayaknya” tolaknya lagi sembari metakkan tagannya di kening ku lalu membalasnya ke tembok.
siapa yang tak kecewa menemukan kalimat ini tapi apa daya, tak ada. Hadir dalam gelap ku bawa kisah hitam dalam kelu hidup sahabat-sahabat ku, dan saat aku keluar buka pintu, mereka seribu alasan tak mau mencoba keluar dari zona nyaman, sakit memang, tapi ini yang membuat menarik .
Bagaimana tidak aku sudah membawa mereka dalam gelap tak sanggup hati berkelok jika aku gagal membawa mereka dalam terang. Ambisi mereka pada nikmat dunia tak bisa ku patahkan bagaimana tidak dulu aku pun sama punya ambisi memiliki masa depan yang indah, dimana aku memiliki jabatan tinggi, harta berlimpah, hidup enak, memiliki suami dari kalangan elit, gengsi itu tinggi sekali, bagaimana tidak, tolak ukur kami masa itu pada proses pendidikan kami yang terbilang tak murah.
Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, jangan lupa upvote, resteem and follow me @bohsidom
Congratulations @bohsidom! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Congratulations @bohsidom! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!