Menjadi Marshall di Borobudur Marathon 2018
Borobudur Marathon adalah event lari tahunan yang diadakan untuk mewadahi para pengiat olah raga lari. Dan dilaksanakan disekitar lokasi candi Borobudur. Adapun even lari ini dibagi dalam beberapa kategori, yaitu lari untuk 10 k, half marathon dan full marathon.
Kali ini even diadakan pada tanggal 18 November 2018. Yang diikuti para pelari dari berbagai pelosok nusantara.
Ini cerita pengalamanku ketika menjadi marshall di Borobudur Marathon. Marshall dalam even lari ini bertugas disetiap pos-pos yang ditentukan oleh panitia untuk membantu para pelari memberikan informasi jalan, mesjid ataupun hal lainnya. Juga mengawasi dan melaporkan apabila ada pelari yang melakukan kecurangan. Dan melaporkan ke panitia lomba.
Para anggota Marshall yang telah ditunjuk, berkumpul di wisma KPRI di sekitaran wilayah kecamatan Borobudur. Disini para Marshall akan diberikan briefing.
Gedung KPRI disekitaran Candi Borobudur
Sekitar pukul 20. 00 para marshal yang akan bertugas sudah diberikan briefing oleh para panitia lomba Borobudur Marathon.
Suasana briefing relawan Marshall Borobudur Marathon
Sekitar pukul 22.00 briefing selesai dan kami mulai bisa beristirahat. Walau istirahat seadanya, yang penting bisa memejamkan mata.
Pukul 03.00 pagi hari kami briefing lagi, untuk yang terakhir kali. Masing-masing diberi tahu titik-titik mana yang akan dijaga. Dari sekitar 400 marshal yang ada dibagi menjadi beberapa zona. Kebetulan saya ditempatkan di zona 4.
Para relawan Marshall Borobudur Marathon bersiap untuk mulai bertugas
Pukul 04.00 kami mulai berangkat menuju lokasi. Dipimpin langsung oleh koordinator lapangan.
Pelari full marathon start pada pukul 05.00, dan kami sudah harus segera bersiap di pos masing-masing.
Dan kira-kira pukul 6.30 seorang pelari berkulit hitam sudah melintas di pos saya. Tampaknya jauh meninggalkan para pelari full marathon lainnya.
Beberapa pelari kulit hitam mulai bermunculan
Dan beberapa lama kemudian disusul pelari-pelari lainnya sekitar setengah jam kemudian.
Yang mengejutkan ialah seorang pelari yang tampaknya usia beliau sudah tidak muda lagi. Tapi mengambil lari Full Marathon. Dan memakai pakaian adat jawa lengkap. Tentu bisa dibayangkan bukan, berlari dengan memakai baju seperti itu. Tak ada nafas tersengal dari mulut beliau. Dan larinya pun tampak stabil.
Bapak yang sudah berumur mengikuti lomba Borobudur Marathon 2018
Beberapa pelari ada yang sudah menyerah dan berhenti di pos saya dan minta segera diangkut ambulan.
Pelari ini sudah menyerah dan minta diangkut ambulan
Kira-kira pukul 10.00 even marathon ini sudah selesai. Para pelari yang melebihi batas waktu sudah dibuntuti mobil polisi untuk diangkut. Kalau tidak begitu jalan juga akan segera digunakan oleh penduduk sekitar. Begitulah tulisan singkat saya tentang pengalaman menjadi marshal di acara Borobudur Marathon.
Sampai gedung KPRI sudah capek dan beristirahat seadanya