Antara Serakah dan Qana'ah
"Ketika kaki ini terasa begitu berat untuk melangkah.
Ku mencoba untuk tidak berputus asa.
Mengikhlaskan apa yang harus kutinggalkan.
Mensyukuri apa yang telah banyak ku terima."
Yang ingin saya utarakan adalah terkadang kita terlalu meresahkan terhadap apa yang tidak kita miliki. Dan kita terkadang lupa untuk mengingat apa yang telah banyak dimiliki. Ini justru membuat kita semakin lupa untuk bersyukur.
Tak sedikit orang yang merasa tidak pernah puas untuk menuruti gaya hidup.Ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, kita bahkan sering menghakimi hidup sendiri, seolah kita seorang diri yang tak dihargai dan tak diperhatikan.
Ingat..
"Yang berat itu bukan ketika ingin gaya hidup mewah gak punya fulus, tetapi menahan nafsu. Kamu gak bakalan kuat, aku juga." - versi dilan :)
Sadarlah, bahwa semakin kita turuti keinginan akan gaya hidup itu semakin tidak pernah cukup bukan??
jika memang kita harus mundur atau bahkan berbalik kebelakang dikarenakan didepan hanya akan ada gemerlap ketamakan (serakah) yang melalaikan kita dari syukur (qana'ah). Maka berbaliklah, jika kita terus mengikuti arah itu, sungguh kita telah terjerumus dalam kebathilan.
Ingat hadis yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim, menyatakan bahwa apabila manusia memiliki dua lembah harta maka ia pasti akan mencari lembah yang lain, dan begitulah seterusnya. Tidak akan pernah cukup bagi mereka kecuali kematian (maut).
Intinya, jika kita terus berupaya untuk mengejar harta dunia, maka tidak akan pernah ada rasa puas. Kecuali bagi orang orang yang bersyukur.
Be sure.. be strong..belajar Qana'ah.
Yang perlu kita benahi adalah bagaimana kita bisa menahan diri dari hawa nafsu yang menimbulkan ketamakan (keserakahan) dunia pada diri kita. Walaupun fitrah nya, tidak ada manusia yang tidak bernafsu (keinginan akan harta).
Tulisan ini saya buat bertujuan untuk mengingatkan diri sendiri, dan semoga para pembaca juga bisa mengambil hikmahnya.
Terimakasih :)
Upvote and follow @millaizzati