RE: PINTAR BUKAN BERARTI PEMIKIR
10 ORANG PINTAR TIDAK SEBANDING DENGAN 1 ORANG PEMIKIR
Sebuah statment ringan tapi berat untuk ditelaah dan dijawab
Baiklah @mrday, saya mencoba menaselarisakan jawaban saya dengan kalimat diatas
Sudut pandang saya adalah sebagai seorang OCM (Organizationl Change Management), 10 orang pintar ini adalah asset yang sudah tidak diragukan lagi kemampuan di bidangnya masing, namun bagaimana korelasinya dengan 1 orang pemikir, di dunia OCM kami menyebutnya sebagai sebuah trigger (Pemicu, leader atau agen of change) dimana 1 orang ini bertindak sebagai connection in integration, yaitu menghubungkan kesepuluh perfection service menjadi sebuah produk/output yang diharapkan bernilai (valuable)
Analogi atas jawaban saya
Kesepuluh orang pintar ini akan saya anggap sebagai sepuluh buah parts yang perfection yang melekat pada sebuah Mobil Mewah, contoh 1 diantara mereka akan menjadi blok mesin yang handal( hanya sebuah ruang bakar, akan tidak ada artinya jika tidak terhubung dengan roda penggerak), 1 diantara lainnya akan menjadi sebuah bahan bakar dengan nilai oktan yang tinggi ( hanya sebuah bahan bakar akan tidak artinya apabila tidak melakukan pembakaran yang sempurna di ruang bakar) dan begitu seterusnya sampai yang 10 terakhir menjadi sebuah ban (ban yang sempurna peruntukan untuk cuaca dan jenis aspal), lengkap lah sudah sebuah mekanisme Mobil mewah yang benar-benar ready to run, deskripsi analogi ini yang manjadikan 1 orang pemikir sebagai seorang supir yang dapat mengintegrasikan itu semua menjadi sebuah mekanisme sempurna sehingga mampu mendapatkan keberhasilan akan visi dan misi yang di maksud. yang mampu menetapkan rules yang seyognya dihasilkan oleh 10 orang pintar tersebut.
kesimpulan
Seorang pemikir sangat dibutuhkan untuk mengintegrasikan kesepuluh orang pintar tersebut, sehingga memberikan valuable product.
Note :
Banyak tersedia di dunia super car, tetapi jarang ditemukan seorang rider yang hebat
Menurutku, orang yang mampu memimpin sekumpulan orang tidak tepat disebut pemikir, tetapi lebih pas disebut pintar. Ya itu, pintar memimpin, atau memiliki kualitas seorang pemimpin. Orang yang pintar memimpin akan mampu memimpin siapapun, termasuk para pemikir. Bukankah para penguasa dan raja-raja memiliki para pemikir di dalam lingkarannya untuk menasehatinya dan memberikan pandangan terkait isyu-isyu tertentu, dan juga mengeksekusi keputusan-keputusan yang dibuatnya? Kita mengenal mereka sebagai menteri-menteri dan Dewan Pertimbangan Presiden, atau Dewan Pakar, atau apapun istilahnya. CEO di perusahaan-perusahaan adalah seseorang berkualitas pemimpin yang memimpin, di antaranya, sekumpulan pemikir untuk membuat inovasi-inovasi baru. Di setiap organisasi yang serius, mereka memiliki suatu kelompok think tank, sebagai bagian yang integral dengan kelompok-kelompok lain, dan mereka semua dipimpin oleh orang yang memiliki kepintaran di bidang kepemimpinan misalnya skill manajerial.. Saya pikir begitu.
Jadi saya tetap masih harus menolak premis bahwa pemikir lebih berkualitas daripada orang-orang pintar. Ada hal-hal lain yang harus ditelaah daripada hanya dua kualitas utama itu, dan hasilnya bisa saja berbeda untuk kasus-kasus yang berbeda.
setuju juga dengan pendapat anda @aneukpineung78, sedikit gambaran tentang penyebutan tentang pintar dan pemikir, saya belum pernah mendengar "pintar dia jadi pemimpin" atau " memang dia seorang pemimpin yang pintar,". mari kita lihat kata lainnya "Nelson mandela terlahir sebagai pemikir untuk bangsa afrika selatan dan akhirnya menjadi pemimpin rakyatnya" ketika duduk di bangku sekolah seorang guru pasti menyebutkan sebuah kata sukses kepada muridnya " Pintar Kamu Nak", inilah sedikit gambaran dari saya. dan ketika sepuluh orang terpintar di dunia dengan IQ diatas 160 mereka tetap di juluki 10 orang pintar dunia, bukan sepuluh orang pemikir dunia.
Saya pikir, ada tidaknya ungkapan "pemimpin yang pintar" bukanlah hal substansial, dan tidak pula membatalkan pendapat saya di atas. Pemimpin yang sukses sudah pasti pintar dalam memimpin. Yang saya maksudkan dalam pendapat saya di atas adalah, butuh ilmu (kepintaran, skill) untuk menjadi pemimpin. Ilmu itu bisa didapat di ruang-ruang kelas, atau melalui pengalaman formal atau non formal. Dalam organisasi-organisasi massa seumpama ormas-ormas kepemudaan, sebagai contoh, mereka mencetak bibit-bibit dan menyeleksi calon-calon pemimpin masa depan melalui proses yang disebut kaderisasi, di mana bakat-bakat dipantau dan dibina.
Tentang Nelson Mandela, redaksi kalimat ringkas "pemikir yang menjadi pemimpin", itu tidak menjelaskan secara spesifik bahwa kepandaiaannya berpikirlah yang membawanya kepada tampuk kepemimpinan, itu pemahaman saya, banyak hal lain yang mempengaruhi itu. Adalah kurang tepat jika kita mengambil kesimpulan besar hanya dari sebuah kalimat pendek begitu, itu sejenis logical fallacy atau kengauran logika. Contoh yang sejajar dengan kalimat itu adalah, "Seorang tukang bubur naik haji." Apakah karena profesi tukang buburnya maka dia naik haji? Ada juga teknokrat-teknokrat yang menjadi Presiden, tentu bukan hanya kualitas tunggal dari keteknokrasiannya itu yang menjadikan dia presiden.
ampon @aneukpineung78, han lee lon singoh-ngoh.... taubat lon.... hehehehe, just said, cucok that apa yang anda katakan, @mrday where is my silop.
Malas kita. (Melayu)
Beu-ö teuh. (Aceh)
Lazy we. (English Meuawo)
hehe, we'll meet again in another post my friend, I see alot of think we can solve and get a troubleshooting with you and @mrday, I like you have the best one think how to make teambuilding and smart leader, waiting for the best time to make it possible, see u guys, love you all
Thanks for the spirit.
May God bless your beautiful soul.
saya sangat menghargai feed back anda, namun disini saya harus bisa memisahkan terlebih dahulu siapa orang pintar dan siapa pemikir, atau kedua adalah orang yang sama?, pemimpin yang pintar menurut saya adalah pemimpin yang mau berfikir, berfikir dalam konteks memperbaiki daerah kekuasaan pemimpin tersebut, ini masih sangat khusus, bahkan ada pemimpin yang hanya mau berfikir untuk kepentingan kelompoknya saja, ini bukan pemimpin menurut saya. banyak orang pemikir didalam satu sistem pemerintahan seperti yang anda sampaikan itu adalah bukan pemikir yang sesungguhnya menurut saya, karena mereka hanya berfikir secara parsial saja bukan secara global.
pemikir yang saya maksudkan adalah orang yang bersedia meninggalkan kehidupan golongannya demi mencapai sebuah maksud tertentu untuk kemaslahatan orang banyak, ini seperti contoh anda sampaikan di atas "einstein".
ini semakin menarik
Haha. Pas!
luar biasa @dedyrendra, secara sistem ini sudah merupakan sebuah feed back yang sangat sempurna, anda bisa menggabungkan bagian bagian yang terkecil sehingga membentuk sebuah sistem yang yang dikatakan unit. ini sebanding dengan apa yang sudah anda tuangkan disini. anda benar benar seorang pemikir.
namun apakah anda orang yang pintar ? terima kasih untuk feed back yang sangat bagus, mudah mudahan dibaca oleh mereka diluar sana.
Jawabnya saya tidak ada diantara keduanya, ini terbukti saya masih seperti ini, masih plankton, yang seharusnya plankton adalah makanan paus namun saya tidak dimakan.
ha ha ha, anda tahu ikan cu ale @dedyrendra, dia tidak akan memakan mangsanya kalau tidak berkilau dan berkilat didalam air, jadi kilat kan diri anda dulu baru bisa menjadi santapan paus, sungguh anda biasa diluar hahahahahaha
Ya sangat tau sekali dengan cuale dan alue-alue, saya bingung harus kilat seperti apa lagi, mungkin mereka mengincar planton yang agresif yang mendekati dekat bibir paus seraya berkata... Kakap lon hai... Kakap laju
ini seperti mimpi buruk bagi saya @dedyrendra ketika berada dimulut paus yang bau mulutnya Na 'u zubillah hi mindzaalik, hahahahahaha.
saya yakin plankton yang satu ini sedang di incar oleh paus yang mulutnya wangi, saya yakin sekali hana trep lee ka jikap droeneuh. djeut tak tanda. hahahahaaha