Ikan Empang VS Ikan Aquarium (Refleksi atas Analogi Pengasuhan Anak dan Pengelolaan CSR versi sang Direktur )
Hai steemian, para warga negara maya steemit.com...pada kesempatan ini aku mencoba menceritakan sebuah kasus yang lokasi, waktu dan tokohnya tidak dimunculkan kecuali tokoh aku. Semoga penceritaanku yang masih jauh dari sempurna ini tetap bisa menyampaikan nilai dalam pesan yang terbaca...pengalaman ini sebenarnya kualami bersama dengan sdr @awaludin dan beberapa lainnya.
Sumber: http://www.faunadanflora.com dan http://umpanikan123.blogspot.co.id/2015/08
Suntuk! Ya, itulah mungkin perasaan yang muncul saat aku dan teman-teman mengikuti rapat pembahasan laporan akhir kegiatan mapping sosial yang dilakukan oleh sebuah BUMN dengan menggunakan jasa perguruan tinggi tempat aku mengajar. Selain istirahat yang kurang, proses mempersiapkan laporan yang mencapai hampir lebih 300 lembar sudah membuat otakku jenuh. Puncak menyiapkan laporan tersebut dalam perhitunganku memakan waktu kurang dari 3 hari. Pada periode itu, kalau diakumulasikan aku hanya sempat tidur mungkin sekitar 8-10 jam saja. Kondisi demikian jelas membuatku agak kurang bergairah mengikuti pembahasan. Suasan ruang yang dingin karena menggunakan AC, juga ikut menambah daya kantuk. Namun karena jumlah peserta yang terbatas, maka sangat tidak mungkin bagiku untuk membiarkan kantukku menguasai. Akibat aku berusaha menahan kantuk, maka yang muncul adalah suntuk.
Namun demikian, menjelang sesi akhir diskusi suasana suntuk dan kantukku mulai berangsur hilang. Penyebabnya bukanlah goreng pisang yang disuguhi setelah teh manis milikku habis atau sebungkus mie yang dihidangkan oleh pihak perusahaan. Hilangnya suntuk dan kantukku lebih disebabkan cerita yang menjadi pengantar materi diskusi yang dilontarkan oleh direktur utama BUMN tersebut.
Cerita itu disampaikan sebagai bagian dari responnya saat aku berupaya menutupi kantuk dengan mencoba memberi pernyataan bahwa usaha mapping sosial yang sudah dilakukan tidak akan berdampak apa-apa jika orientasi perusahaan hanya sebatas patuh pada aturan. Atau dengan kata lain, jika mapping sosial yang dilakukan hanya sebatas mencitrakan filantropi perusahaan semata, maka pembahasan laporan yang sudah kami susun lapangan seharusnya menjadi tidak perlu dilakukan. Mendengar pernyataan tersebut, sang direktur langsung menyambar kesempatan bicara sesudahku dan kemudian berkisah tentang hal apa yang mendorong dia melakukan mapping sosial perusahaan sekalipun perusahaannya masih menurut sang direktur dalam beberapa tahun terkahir tidak memiliki profit.
Saat merespon penjelasanku sang direktur dengan tegas dan lugas menyatakan bahwa salah satu mimpi besarnya adalah menjadikan perusahaan sebagai pemberi manfaat bagi tidak hanya karyawan namun juga bagi masyarakat sekitar. Saat ini citra dan tanggapan masyarakat sekitar atas kelangsungan operasional perusahaan BUMN yang bergerak di dalam produksi pupuk untuk kebutuhan nasional tersebut dapat dikatakan dalam kondisi tersudut. Rangkaian maloperasional pabrik yang tidak bisa diantisipasi beberapa waktu yang lalu berupa kebocoran gas amoniak akibat katup mesin yang terlambat tertutup secara otomatis ikut menjadikan perusahaan menjadi makhluk jahat dalam pandangan dan kehidupan sebagian masyarakat. Lebih lanjut, sang direktur menceritakan bahwa salah satu yang memotivasinya untuk mengatur ulang pola pengelolaan dana CSR perusahaan melalui kegiatan mapping sosial adalah peristiwa sederhana saat perayaan ulang tahun perusahaan yang dipimpinnya beberapa bulan sebelumnya.
Saat perayaan ulang tahun perusahaan diperingati, ada banyak kegiatan pendukung yang dilakukan. Pada salah satu kesempatan di even perayaan tersebut, ia melihat ada dua orang anak kecil sepantaran yang berusia sekitar 9 atau 10 tahun memperebutkan tiket untuk naik kereta api yang gratis. Maklum, di kawasan tersebut jalur kereta api yang seyogianya akan menghubungkan dua kota di sekitar perusahaan tidak pernah terwujud. Jalur yang sudah siap saat ini panjangnya hanya beberapa kilometer. Sementara lokomotif telah terlanjur disediakan. Akibatnya jalur kereta api tersebut menjadi salah satu wadah hiburan dengan rute bolak-balik. Mengingat jalur kereta api yang ada melalui kawasan kompleks perusahaan, maka panitia perayaan ulang tahun menjadikan naik kereta api sebagai salah satu kegiatan yang ditawarkan. Berkenaan dengan aktivitas inilah sang direktur terinspirasi untuk membenahi mekanis pengelolaan CSR yang berlaku selama. Pada kejadian perebutan tiket itu, ia melihat bahwa salah satu dari anak yang terlibat adalah anak kampung dan seorang lagi anak kompleks. Anak kampung adalah sebutan buat anak yang bertempat tinggal di luar kompleks perumahan karyawan dan anak kompleks adalah sebaliknya. Dalam perebutan tersebut, sang anak kampung melakukan banyak hal termasuk bullying berupa ejekan, intimidasi dan lain-lain kepada anak kompleks. Tidakkan tersebut jelas salah menurut sang direktur. Tapi dampak dari tindakan tersebut, anak kompleks menjadi kehilangan kepercayaan diri yang kemudian membiarkan anak kampung menguasai tiket kereta api yang tadinya sudah di tangannya. Peristiwa sederhana dan lumrah ini dalam pemikiran sang direktur merupakan sebuah tamsil yang memiliki nilai dan jauh lebih besar lagi juga menggambarkan adanya peran perusahaan yang tidak dimainkan.
Di satu sisi, sang direktur melihat bahwa kemampuan anak kampung berkompetisi jauh lebih unggul dibandingkan dengan anak kompleks. Kemudian dia menganalogikan anak kampung sebagai ikan empang. Ikan di empang masih dalam penjelasannya jelas lebih memiliki daya tahan. Air keruh, minimnya oksigen dan keterbatasan makanan serta tidak adanya perlakukan khusus yang diterima malah mendorong ikan empang memiliki kemampuan hidup yang lebih baik. Tubuhnya beradaptasi pada lingkungan sehingga ikan empang terdorong untuk mempertahankan hidup dengan cara apapun termasuk mungkin melakukan kanibal. Tubuh dan tampilan ikan empang mungkin tidak sebaik ikan akuarium yang menurut sang direktur adalah analog atas kehidupan anak kompleks. Semua kebutuhan dan fasilitas pendukung hidup ikan di akuarium telah disediakan mulai dari airator, hiasan, jadwal makan dan jadwal ganti air. Hal yang sama juga berlaku bagi anak kompleks. Fasilitas sekolah, tempat bermain, fasilitas kehidupan layak lainnya telah tersedia bagi anak-anak kompleks. Namun menurut kacamatanya situasi itu malah membuat daya tahan anak kompleks rendah. Mereka ringkih jika bersaing dengan anak kampung. Persis kalau ikan empang dipindah ke akuarium, maka kemungkinannya mengintimidasi ikan yang terlebih dahulu ada lebih besar. Juga sebaliknya, jika ikan akuarium yang dipindah ke empang, maka sudah pasti ikan akuariaum akan menjadi bulan-bulanan dan mungkin tidak akan bertahan alias koit.
Makna lain yang lebih besar dari peristiwa itu menurut sang direktur adalah bahwa orang atau anak-anak kampung mungkin sikap dan attutide-nya tidak sebaik anak kompleks. Namun daya juangnya jauh lebih baik dari anak kompleks yang hidupnya diatur dan difasilitasi. Pada kondisi demikian, peran CSR perusahaannya ke depan harus bisa membenahi sikap dan attitude anak kampung menjadi lebih baik melalui program yang ada. Sebaliknya, anak kompleks harusnya bisa memiliki daya juang yang baik sebagaimana dimiliki anak kampung. Selama ini, pengelolaan CSR perusahaan yang dipimpinnya belum mewujudkan hal itu.
Beranjak dari analogi yang sampaikan sang direktur, aku menyadari bahwa distribusi kesempatanlah yang belum sepenuhnya berjalan di negara kita. CSR perusahaan di manapun perusahaan itu berada seharusnya bisa menjadi kanal penyaluran kesempatan bagi masyarakat di sekitar perusahaan untuk bisa mengakumulasi nilai sosial, budaya dan ekonomi sehingga mereka bisa berada pada tingkatan terbaik dalam struktur sosial masyarakat. Kondisi unggul yang bisa diperoleh semua masyarakat harusnya tetap terbuka untuk dinikmati dan selanjutnya biarlah takdir-Nya yang akan menentukan nasib berbasis pada usaha. Bukan regulasi manipulatif yang menentukan nasib karena secara struktural menghambat orang untuk berusaha.
Mendengar penjelasan yang disampaikan oleh sang direktur, aku semakin yakin bahwa jika semua anak buah sang direktur bisa menerjemahkan ide dasar kepememimpinan bosnya, maka usia perusahaan akan panjang. Saat semua orang yang bekerja di perusahaan bisa menjadi duta bagi perusahaan, maka saat itulah masyarakat akan merasa sebagai pemilik dari perusahaan. Dengan sendirinya masyarakat sekitar akan ikut aktif menjaga kelangsungan hidup perusahaan sebagai imbalan atas manfaat yang mereka terima. Pepatah “tikus mati di lumbung” padi harusnya tidak terjadi dalam semua kasus hadirnya perusahaan di masyarakat.
Semoga apa yang saya coba narasikan sebagai bentuk tafsir saya atas cerita sang direktur bisa memberi manfaat bagi siapapun yang membaca. Tantangan hidup memang kerap membuat orang tangguh, namun tampilan dan perawakannya seseorang yang ditempa tantangan sering tidak dianggap ideal. Demikian sebaliknya, orang yang hidupnya terfasilitasi, kadang melahirkan tampilan yang enak dilihat namun kurang tangguh menghadapi gelompong cobaan dalam hidup. Menyilangkan keunggulan dari dua tipe kehidupan tersebutlah yang seharusnya negara ikut terlibat paling tidak melalui regulasinya tentang penerapan CSR. Semoga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan bisa diciptakan secara bersama oleh semua elemen anak bangsa. Semoga...
Congratulations @akhyarnasution! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Kami telah upvote yah..
thanks ya bang...
postingannya sangat menarik bang @akhyarnasution
izin bang @akhyarnasution ikannya ada yang gratisan gak satu mau di kembang biakkan dalam sumur, biar nyamuk dalam sumur cepat punah serta juga bisa jadi makanan terindah untuk ikannya.
salam kerabat steemit
boleh...ada juga beberapa ekor ternakan di rumah yang bisa diambil...gratis lho..
Congratulations @akhyarnasution! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You got your First payout
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP