Bahasa Ibu, akankah tergerus oleh Bahasa Asing??

in #culture7 years ago

bahasa ibu kemdikbud.jpg
source

Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri.
Pepatah ini sangatlah cocok dengan kondisi kedudukan bahasa daerah dan bahasa asing di hati generasi muda. Mengapa bisa diibaratkan demikian? Lihatlah, betapa ‘anak zaman now’ akan lebih merasa bangga bisa menguasai bahasa asing yang notabene-nya adalah bahasa dunia. Berbagai les bahasa asing, mulai dari bahasa Ingrris, Mandarin, Korea, Jerman, dan lainya sangat diminati. Tujuannya tak lain adalah sebagai modal kecakapan hidup untuk mendapatkan pekerjaan yang bonafit kelak.

Sementara itu, bahasa ibu atau bahasa daerah mulai dianggap sebagai bahasa yang kuno, kolot dan tidak kekinian, sehingga seperti ada rasa ‘malu’ jika berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Kondisi ini meyebabkan beberapa bahasa daerah dari Indonesia nyaris punah, bahkan sudah ada yang punah. Menurut UNESCO, keragaman Bahasa Daerah di Indonesia menempati peringkat ke-dua di Dunia, mencapai 600 bahasa lebih bahasa lokal, setelah Papua New Guinea (lebih dari 750 bahasa lokal).
bahasa daerah.jpg
source

Beberapa bahasa lokal yang telah dan nyaris punah, kebanyakan berasal dari daerah Kalimantan dan Irian Jaya. Penyebab yang dikemukakan oleh UNESCO adalah akibat superioritas dari Bahasa Indonesia, sebagai bahasa wajib dan formal di dunia pendidikan dan dunia kerja.

Memang bagai pisau bermata dua, penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Lokal. Jika hanya satu bagian yang dijaga ketajamannya, maka mata satunya lagi akan kian tumpul. Sehingga, hal ini wajib menjadi PR kita bersama, bagaimana tetap melestarikan Bahasa Lokal dengan tidak meniadakan pentingnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu Bangsa.

Selain itu, memberikan pemahaman pada generasi muda agar lebih mencintai Bahasa Lokal-nya adalah salah satu cara menjaga kelestarian budaya Bangsa Indonesia. Mungkin, jika Bahasa Daerah sudah menjadi primadona di kalangan generasi Z sekarang ini, ungkapan cinta mereka juga tak perlu lagi menggunakan “I love You, Wo ai ni, Ich liebe dich, Sarang Heyo”, dan bahasa asing lainnya. Mereka bisa menggantikan dengan ungkapan “Loen galak gata, Abdi nyaah ka anjeun, Abang demen ame eneng, Sa cinta ko”, dan ungkapan bahasa lokal lainnya.

Mari lestarikan budaya dengan bangga berbahasa Daerah!!!
bahasa.png
source

Sort:  

Congratulations, you were selected for a random upvote! Follow @resteemy and upvote this post to increase your chance of being upvoted again!
Read more about @resteemy here.

Ich liebe dich: ih leubeun deh

(asing to aceh) 😂