Cover version: "Tanah airku" (My Homeland)

in #dlive6 years ago (edited)

My Cover video in DLive:

Thumbnail


Hello dear Steemians...

a week later, at the 17th of August Indonesia would celebrate it's birthday. This is gonna be the 73th celebration of our Independence day from colonialism. Indonesia has gone through so much to get it's freedom after 350 years slavery by the Netherland plus 3,5 years by the Japan.

Our ancestors have sacrificed a lot to finally achieve their dream to be free and stand on their own feet, to determine their own destiny.
This country consist of more than 17.000 islands and hundreds of tribes with their own culture, beliefs and tradition and it has taken 336,5 years until they understood that in order to be able to successfully drive away the colonialist they need to work together despite the difference. Yes, "Sumpah Pemuda": the vow of our youth across the nation to unite despite their difference has been made at 1928.
So it has taken 336,5 years to make them understand that fighting alone considering our multicultural background as well as topography wouldn't bring them anywhere since the colonialists are stronger and have more modern armaments.

"Devide et Impera" policy has succeed in disintegrating and conquering this land for more than 350 years... but now it's so breaking my heart that people seem to forget it just like that.
With this statement I never meant to tell my fellow Indonesian citizens to keep the bitterness of the past and not moving on for the future, NOT AT ALL...
I just want to remind them that they should not just take it for granted all what our ancestors have fought to give them their present comfortable life (more or less).
Yes... we still have a lot of homework to do and yes...many things are still disappointing considering some idealism... for example about environment and the wide gap between the rich and the poor...but we all at least live rather well, we (women and men) can go out to work and have fun without fear of dying for no reason.
We can more or less speak up as loud as we want to state our opinion.

So it's really breaking my heart to see the growth of those people who couldn't appreciate this freedom... couldn't value anymore what they already have.
It makes me furious everytime I read news in the medias telling about those religion addicts trying to force in their ideology to others as well as those racists who intimidate the minority tribes.
They are trying to destroy everything that our ancestors have been fighting for more than 350 years.
Indonesia is not a homogen folks, we consist of many many many different cultures, different beliefs... we are very heterogen, it is so absurd to try making it homogen.
Do they want to create a civil war?
Do they really want to turn Indonesia like Syria, Yaman, Palestinine or Afghanistan and be refugees as well?
This song is one of my favourite song composed by Edy Soed which very well express the feeling of most Indonesians living abroad.

I'm actually not a typical right wing nationalist but this song has never failed to make me feel so sentimental and often tearing me up.
Because the feeling is just too contradictory...
Indonesia would always be the place I miss... but only when the society could come back like the way it used to be when I was still in school.
Now the circumstance is not yet so bad but I don't like seeing the direction of the development.
I'm so sick of those people who are using religion for their personal gain in politic and especially sick of those religion addicts who are so foolishly letting themselves being used by those opportunistic and hypocrite politicians.

I dedicate this song to you who are still able to value what we still have in this country...
and most of all, I wish that those beautiful cultures and nature are still able to be preserved for long.

Lyric translation:
My homeland is unforgettable... I'd always keep you in my heart for a life time
Even though I have been travelling to many far away places...
It will never get out of my mind...
My beloved homeland... I really appreciate you.

Even though I've been in many countries
All those beautiful countries as people always said..
However only in my own village and home I could feel the happiest moment.
My homeland... I'd never forget you...I'd always be proud of you
** back to the beginning.

Here I would also attach a YouTube link contains the original video music sung by Rita Effendy.
In this video you can see all the beauty that we "STILL" have, and which I really really wish could last long.


My video is at DLive


Bahasa Indonesia:


Halo sobat Steemians...

seminggu lagi adalah hari perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke 73. Indonesia ... khususnya para leluhur kita telah melalui begitu banyak aral melintang dan derita hingga akhirnya berhasil menghadiahkan kita kemerdekaan dari perbudakan selama 350 tahun oleh Belanda plus 3,5 tahun oleh Jepang.
Leluhur-leluhur kita telah berkorban banyak sampai akhirnya berhasil mewujudkan mimpi mereka akan kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri, berdiri diatas kaki sendiri.
Negeri ini terdiri lebih dari 17000 pulau dan ratusan suku dengan kekayaan ragam budaya, kepercayaan dan tradisi masing-masing.
Dibutuhkan setidaknya 336,5 tahun sampai akhirnya mereka menyadari bahwa untuk meraih kesuksesan dalam perjuangan mengusir penjajah, membebaskan diri dari perbudakan mereka HARUS bersatu mengesampingkan segala perbedaan.

Dibutuhkan lebih dari 336,5 tahun sampai akhirnya mereka menyadari bahwa sepotong lidi tidak akan sanggup membersihkan kotoran, dan hanya seikat besar lidi yang berwujud sapu lah yang bisa membantu kita bekerja untuk membersihkan rumah kita... hingga akhirnya "Sumpah Pemuda" bisa terwujud.

Dengan begitu banyaknya budaya dan suku yang kita miliki serta kondisi topografi negeri ini, maka berjuang sendirian takkan membawa mereka kemana-mana.
Politik "devide et impera" telah berhasil memecah belah negeri ini dan membantu kolonials menguasai negeri ini selama lebih dari 350 tahun.
Saya tidak bermaksud untuk menyuruh sobat semua menyimpan dendam masa lalu dan nggak "move on" menuju masa depan...Sama sekali bukan.

Saya hanya ingin mengingatkan saudara-saudaraku setanah air untuk tidak menyia-nyiakan begitu saja apa yang telah diperjuangkan dengan keringat dan darah oleh para pahlawan kita dimasa lalu.
Ya betul, kita masih punya banyak PR...
Ya betul, banyak hal masih sangat mengecewakan terutama bagi mereka yg idealis, seperti saya... seperti contohnya jika kita membahas soal "lingkungan hidup" dan besarnya jurang antara si kaya dan si miskin.
Tapi setidaknya rakyat kita bisa hidup cukup nyaman, laki-laki dan perempuan bisa keluar, baik itu untuk sekolah, kerja maupun sekedar bersenang-senang tanpa takut mati dijalan tanpa alasan yang jelas...
Setidaknya kita bisa bicara di publik sekeras yang kita mau untuk mengutarakan pendapat se-nonsens apapun itu.

Karena itu hati saya sungguh sakit setiap kali melihat semakin besarnya jumlah orang-orang yang tak bisa lagi menghargai apa yang mereka miliki saat ini, tak bisa melihat lagi betapa berharganya kebebasan yang mereka miliki saat ini.
Sulit sekali rasanya menahan emosi tiap kali membaca berita-berita di media tentang para pecandu-pecandu agama yang tak hentinya mencoba memaksakan ideologi mereka pada orang lain begitu juga para rasis yang tak berhenti mengintimidasi suku minoritas.
Mereka begitu ingin menghancurkan semua yang telah diperjuangkan oleh para leluhur kita selama lebih dari 350 tahun.

Indonesia bukanlah bangsa yang homogen, negeri ini terdiri dari ratusan suku dengan kepercayaan dan budayanya masing-masing, kita ini bangsa heterogen... adalah hal yang sangat ABSURD untuk memaksanya menjadi homogen.
Apakah mereka benar-benar ingin menciptakan perang sipil?
Apakah mereka benar-benar ingin mengubah Indonesia menjadi Syiria, Yaman, Palestina atau Afganistan dan menjalani hidup sebagai pengungsi juga dinegeri orang?

Lagu ini adalah lagu nasional favorit saya buah karya Edi Soed, yang sangat tepat untuk menggambarkan perasaan setiap orang Indonesia yang hidup di negeri orang.
Saya sebenarnya bukanlah tipikal nasionalis aliran kanan, tapi lagu ini tak pernah gagal membuat saya merasa sangat sentimental dan tak jarang membuat saya meneteskan air mata.
Karena perasaan yang dia timbulkan sangatlah kontradiktif...

Indonesia akan selalu menjadi tempat yang saya rindukan... tapi hanya jika kondisi sosial masyarakatnya bisa kembali seperti dimasa saya remaja dulu.
Saat ini memang situasinya masih belum teramat jelek, akan tetapi saya sungguh tidak suka melihat arah dari perkembangan yang terjadi belakangan ini.
Saya begitu muak dengan mereka-mereka yang menggunakan agama untuk keuntungan pribadinya dalam berpolitik...tapi terlebih lagi sangat muak pada mereka para pecandu agama yang begitu bodohnya membiarkan dirinya dimanfaatkan oleh para politikus oportunis dan munafik itu.

Lagu ini saya persembahkan bagi kalian yang masih mampu menghargai apa yang mereka masih miliki di negeri ini...
Dan yang terutama... saya sangat berharap semua hal yang indah yang ditampilkan di video dibawah ini... berharap dengan sangat bahwa segala kekayaan budaya dan alam yang kita MASIH miliki hari ini, akan bisa bertahan cukup lama untuk diwariskan pada generasi mendatang...


Sort:  

Dank der Hintergrundinformationen über deine Heimat berührt mich das Lied sehr.

Es muss schwer für dich sein, aus der Ferne zusehen zu müssen, in welche Richtung sich "dein" Land entwickelt.

Tja... nächstes Jahr gibt es wieder eine Präsident-Wahl.
Ich würde den jetzigen Präsident gerne nochmal wählen, aber seiner Vizepräsident-Kandidat gefällt mir nicht.
Es gefällt mir nicht, dass Jokowi ihn wählte nur aus dem Grund, sich endlich von unendlichen Schimpfen der Religion-süchtigen Bürgern zu befreien.
Der Kandidat für seinen Vizepräsident war Eine der am lautesten geschrien hatte, Ahok (Jakartas ehemalige Gouverneur) wegen Gotteslästerung festzunehmen.
Ahok hatte ja eigentlich mit seiner Aussagen nicht so gemeint.
Ich bin enttäuscht, dass Jokowi jetzt nachgegeben hat und arbeitet mit solcher Person.
Andererseits wollte ich weder seinen Gegner wählen und noch meine Stimme verfallen lassen.
Der Gegner ist viel schlimmer und nicht zu wählen würde den Gegner Vorteile schenken.
Also, das ist wirklich eine schwierige Entscheidung für mich.

Ahok hatte ja eigentlich mit seiner Aussagen nicht so gemeint.

Und wenn er es gemeint hätte, wäre das im Rahmen der Meinungsfreiheit seine Privatansicht und völlig legitim gewesen ... jedenfalls in einem Staat, der sich sein Handeln nicht von religiösen Eiferen diktieren lässt.

Die toxische Kombination aus Umweltproblemen (bei fehlendem Bewusstsein für den Ernst der Lage) und aufkommendem religiösem Fanatismus deutet derzeit leider auf keine sehr angenehme Zukunft hin ...

Das ist wirklich ein Dilemma! Ich denke, ich würde meine Stimme auch nicht gerne jemanden geben, dessen Arbeit ich zwar schätze, der aber mit den "falschen" Partnern zusammen arbeitet. Wenn die Opposition auch keine Alternative ist und Nicht-Wählen aus dem von dir genannten Grund nicht in Frage kommt, dann wird es echt schwierig.

Du wirst dich natürlich aus originalen Quellen über die Zustände in deinem Heimatland informieren. Vielleicht kannst du mir eine deutsche oder auch englische Website empfehlen, wo ich zuverlässige Informationen über die politischen und sozialen Verhältnisse in Indonesien finden kann.

Dies ist zum Beispiel ein Grund warum ich den jetzigen Präsident noch gerne wählen würde.
Er arbeitet gut auch wenn er noch mehr für die Umwelt tun könnte.
Aber ich unterstütze nicht gerne die Idee von "Gotteslästerung" an sich, deshalb mag ich seine Auswahl an Partner überhaupt nicht.

Hello Maaf mengganggu.. saya @fiftyshadesofguy or atau om Bule, asli dari ingriss. Saya sudah tinggal di lombok selama bertahun-tahun. Sekarang adalah waktu yang sangat gelap bagi Lombok setelah gempa bumi baru-baru ini. Saya mencoba untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong penggalangan dana di banyak sosial Media platform. Silakan lihat posting saya. "Gempa bumi lombok" bagikan dengan komunitas Indonesia dan internasional kami. Yang ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa (lumayan bagus) gempa bumi telah berhenti untuk saat ini tetapi ada lebih dari 200.000 tunawisma, takut dan lapar. Terima kasih banyak pak.MERDEKA ✊

Terimakasih sudah mampir disini. Saya akan tengok sesegera mungkin... Yes, my colleagues in Indonesia Diaspora Network have organised donation for it as well. :)
I will support your effort in Steemit of course, This article would get my husband's ( @jaki01 )upvote and mine too :)

Terima kasih banyak buk

Ich kann dich sehr gut verstehen und finde es toll, dass du diese Informationen mit uns teilst. Ich glaube, egal wo man hingeht, man fühlt sich seiner Heimat immer irgendwie verbunden.

Ich war sehr froh von jaki zu lesen, dass es deiner Familie gut geht.
Die Erdbeben waren dieses mal wohl ziemlich schlimm.

Danke Rachel, es ist noch sehr weit von meiner Familie.
Die Erdbeben befindet sich in einer andere Insel, sie liegt in der Ostseite der Bali-Insel.
Sie ist auch eine schöne Insel übrigens, ein Konkurrenz von Bali.

Beautiful song! After reading your story and your translation and listening your song twice, I can touch your feeling of your love to your homeland and I had tears in my eyes while listening.

Besides, watching the original video music, I can see the beauty of your homeland and also do really hope that it will last long….

Thanks so much for sharing. ;)

I often think that people who have left their homeland tend to appreciate it more than those who stay there.
Only when you have lost it then you know how to miss it.
And only when you can see those refugees with your own eyes, then you can better realise, how fortunate your life now.
Perhaps you know tooo that Germany have taken more than a million of refugees and it brought a lot of internal problems too here.

I totally agree with all of your wordings….

Even though, I do not leave my homeland or do not loss my homeland, or do not see those refugees with my own eyes, I think, I understand their feeling (more or less). And I always pray for those refugees for their better life.

Yes, I know from news that Germany has a lot of problems due to the large amount of the refugees. I feel so sad for that, too.

Living in homeland is the best and the happiest life, I think.....

Wow you are really talented @kobold-djawa!!!
Im definitely going to disturb my neighbors with this music on the loud speakers!!!
=)
/FF

Hahaha... thank you.
If I lived in an apartment, I would disturb more people too I guess. :-D
But my neighbour is not that near, as long as the door is shut then it's not that loud. ^_^

Thats convenient, as my dear relative once said: "I hate neighbours".
But she had a bunch of kids and pets and such.

Saya merasa salut sama kakak. Walau tinggal jauh di Jerman sana mamun jiwa nasionalisme tetap seperti sedia kala. Saya cinta tanah airku Indonesia.. Thanks kak @kobold-djawa.

Mantab... Merdeka !!!
salam dr Gombong, Kebumen

Posted using Partiko Android

Excellent I appreciated your post a resstem I liked it too much, we all want to be free, desiring freedom also npen our country Venezuela a free country without so many problems thanks for sharing very good cover
Thanks 🙌

In search of freedom, so be it and that all together can obtain it no human being has been created to be a prisoner in his own country, excellent post and cover greetings @kobold-djawa

Fabulous and fantastic dlive video @kobold-djawa!! I really loved your post. 😍😍💚💙🤗

Have a wonderful day!