Marhaen & Soekarno, siapakah itu?
Before going to the concept of Marhaenism teachings we need to know what marhaen is?
Sebelum menuju konsep ajaran Marhaenisme kita perlu tahu apakah marhaen itu?
Marhaen secara epistimologi adalah kaum atau kelompok/golongan. Dalam pengertian secara luas ialah kaum proletar Indonesia, kaum tani yang melarat, dan seluruh kaum melarat Indonesia.
Marhaen epistimologically is a people or group / group. In the broadest sense are the Indonesian proletariat, the destitute peasants, and the whole poor of Indonesia.
Sedangkan Marhaenisme adalah faham dan cara perjuangan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dengan cara revolusioner menghilangkan pengaruh, ajaran dan faham kapitalisme dan imperialisme di bumi Indonesia yang merupakan cita-cita Bung Karno yang di tuangkan dalam buku ini.
While Marhaenisme is the ideology and the way of struggle to achieve the welfare of society with revolutionary way of eliminating influence, doctrine and ideology of capitalism and imperialism in Indonesia earth which is Bung Karno ideals which pour in this book.
Marhaen itu bukan proletar semata, karena proletar hadir oleh kapitalisme sedangkan kaum-kaum lainnya sudah ada jauh sebelum kaum proletar lahir, karena kaum proletar lahir disebabkan kapitalisme. Proletar sudah menjadi bagian dari marhaen akan tetapi kaum proletarlah yang berperan paling besar dalam melawan imperialisme dan kapitalisme menjadi garda terdepan bagi kaum marhaen Indonesia
The Marhaen is not a proletarian, for the proletariat is present by capitalism whereas other peoples existed long before the proletariat was born, because the proletariat was born due to capitalism. The proletariat has become part of the marhaen but it is the proletariat who has the greatest role in fighting imperialism and capitalism to be the frontline for the Indonesian Marhaen
Ketika itu kaum proletar sebagai orang-orang yang sudah berfikir modern, tidak kolot, mengerti akan perlawanan dan revolusi terhadap kapitalisme. Berbanding terbalik dengan kaum marhaen dalam garis "di luar kaum proletar" adalah mereka orang yang benar-benar kolot akan feodalisme, imperialisme dan kapitalisme yang memeras kekayaan rakyat
At that time the proletariat as those who have modern thinking, not conservative, understand the opposition and revolution against capitalism. Contrary to the marhaen in the line "outside the proletariat" are those who are genuinely old-fashioned for feudalism, imperialism and capitalism that blackmail the wealth of the people
Tidak hanya kaum marhaen yang didominasi laki-laki, maka ketika itu perempuan turut serta dalam melawan imperialisme dengan menyatakan sikap turut bergabung dengan kaum marhaen yang disebut marhaeni. Ketika itu kaum perempuan tidak diberikan kesempatan untuk persamaan hak dengan kaum laki-laki. Anggapan wanita hanya pantas di rumah menjadi alasan utama kekolotan, tetapi semenjak marhaen bergerak untuk melawan maka kaum marhaeni juga turut bergerak melawan
Not only the male-dominated marhaen, then women participated in fighting against imperialism by expressing themselves in joining the marhaen called marhaeni. At that time women were not given the opportunity to equal rights with men. The presumption of just decent women at home is the main reason for orthodoxy, but since the marhaen are moving to fight the marhaeni also move against
Kritik Bung Karno dalam buku ini mengenai impor dari dunia luar terhadap kesejahteraan ekonomi kaum marhaen. Bung karno denga cakrawala berfikirnya yang cerdas, beliau mengkhawatirkan jika impor akan melemahkan ekonomi masyakat. Karena barang impor jepang jauh berbeda mengenai harga alias jauh lebih murah dengan barang yang dibuat kaum marheaen sehingga kaum marhaen jadi sengsara karena persaingan harga yang tidak sehat
Bung Karno's critique in this book concerns the import from the outside world on the economic welfare of the Marhaen. Bung Karno premises smart thinking horizon, he is worried if imports will weaken the economy of the society. Because Japanese import goods are much different about the price alias much cheaper with goods made by the marheaen so that the marhaen so miserable because of unhealthy price competition
Dalam buku ini mengungkapkan bagaimana perbedaan yang jauh antara org miskin marhaen, dengan barang impor dari jepang yang akan berakibat mematikan penghidupan kaum marhaen. Serta mematikan daya kratifitas dan produktifitas kaum marhaen dan masyarakt umum di sebabkan dengan harga yang sangat murah menjadikan masyarakat Indonesia "budaya konsumsi"
Malam steemian..
Saya me-review dengan apa yang saya baca, jika ingin lebih faham lagi langsung saja koleksi bukunya. Semoga blog saya bermanfaat