Eksistensi Dayah di Aceh
Dayah merupakan lembaga pendidikan yang sudah sangat berkembang dari tempo dulu. Di sana fokus pembelajarannya mengenai agama Islam. Anak muridnya disebut aneuk miet beut dan pengajarnya disebut teungku (tgk). Kehadiran dayah yang terdapat di gampong-gampong di Aceh telah memperkuat ajaran Islam ke setiap sendi kehidupan masyarakat Aceh.
Di zaman yang semakin berkembang ini, daya masih mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya. Bahkan setiap daya memiliki jumlah murid yang terbilang banyak untuk tingkat gampong. Dayah telah memberikan kontribusi luar biasa sehingga masyarakat Aceh bisa berbudaya islami seperti yang dirasakan sekarang ini. Dengan berkembangnya teknologi, manajemen pendidikan dapat dikatakan mulai modern.
Sistem pendidikan dayah pada umumnya mengadopsi sistem tradisional. Setiap guru mengajarkan muridnya dengan membaca kitab Arab gundul yang kemudian diterjemahkan. Pola pembelajaran seperti itu dilaksanakan dari dulu hingga sekarang.
Jumlah lulusan dayah di Aceh sudah mencapai ratusan ribu orang. Mereka ada yang kembali ke kampung halaman melanjutkan misi dakwahnya, terjun ke dunia usaha, berpolitik, bertani, dan sebagainya. Tidak ada larangan bagi lulusan dayah menentukan jalan kehidupannya. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di dayah, dan alangkah sangat baiknya juga ditularkan kepada orang lain. Tentunya, ilmu yang bermanfaat juga membawa berkah kepada si pemberinya.
Apakah Dayah menganut sistem MLM dalam memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada Aneuk miet beut?
Kalau turun temurun yang dimaksudkan, jawabannya iya. Pahalanya juga akan berlipat ganda bagi si pemberinya.