kisah abu di uteuen bayu
AULIYA ALLAH, ABU DI UTEUEN BAYU; ULAMA KERAMAT DARI ULEE GLEE.
Tgk H Abdul Hamid bin Yahya atau lebih akrab dipanggil dengan laqab Abu Di Uteun Bayu adalah Pimpinan Dayah (Pondok) Pesantren Darul Falah dan Dayah Manbaul Ulum Uleegle, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, selain pimpinan Pondok Pesantren, juga sebagai khatib Masjid Besar Al-Istiqamah Ulee Gle Pidie Jaya selama puluhan tahun (mungkin lebih 30 tahun). Abu di Uteun Bayu selalu merangkap sebagai khathib dan imam. Sangat jarang diganti oleh orang lain. Karena konsistennya beliau merangkap sebagai khathib, maka materi khutbah jum'at sudah tersusun dalam satu kitab khusus yang selalu digunakan setiap khutbah. Tema khutbahnya sudah disesuaikan dengan hari dan bulan hijriyyah dalam setahun. Bahkan redaksi khutbah bahasa arabnya selalu mengandung saja' (kesesuaian huruf akhir kalimat dalam tulisan natsar/prosa) yang berbeda beda antara satu Jum'at dengan Jum'at lainnya, sehingga para pendengar tertarik untuk menyimaknya.
Setahun sekali, di kawasan pegunungan Lhok Gop Ulee Gle selalu di adakan doa bersama agar turun hujan saat petani akan memulai musim tanam. Abu di Uteun Bayu selalu menjadi tokoh sentral yang ditunggu kedatangannya untuk memimpin do'a dikawasan tersebut. Menariknya, selesai berdoa dan masyarakat turun pulang ke kampung, hujan pun turun dengan izin Allah mengiringi kepulangan mereka. Para pihak yang bertikai dalam konflik Aceh pun, sangat segan dengan beliau.
Dari isi khutbah khutbahnya yang sering disampaikan dapat disimpulkan bahwa didominasi oleh kaidah ihtiyath (hati hati), sebuah kaidah yang banyak dianut oleh ulama sufi. Baju yang dipakainya selalu warna putih, ciri khas seorang ulama yang patut diteladani.
Menurut Abu Kuta Krueng, dengan meninggalnya Abu Uteuen Bayu berarti Aceh Darussalam kembali kehilangan seorang ulama besar di bidang ilmu tauhid, yang sangat sulit akan ada pengganti selevel almarhum di zaman sekarang. Karenanya, kata Abu Kuta, semua komponen warga Aceh Darussalam merasa sangat berduka.
Abu Uteuen Bayu, salah seorang ulama kharismatik Aceh Darussalam terkenal sangat vokal dalam memperjuangkan Islam, Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, dan kepentingan masyarakat Islam di Aceh Darussalam. telah dipanggil menghadap Sang Khaliq Allah SWT, Jumat (1/8) subuh sekira pukul 05.00 WIB.
Pimpinan dua Pondok Pesantren putra dan putri di Uleegle, Bandar Dua, Pidie Jaya, yang selama hayatnya menetap di Desa Uteuen Bayu, Uleegle, selain pimpinan Pondok Pesantren, juga sebagai khatib tetap Masjid Besar Al-Istiqamah, Ibukota Kecamatan Bandar Dua (Uleegle) menghembuskan nafas terakhir di rumah kediamannya karena menderita penyakit ketuaan atau sesak nafas.
Jenazah almarhum, setelah dimandikan dan dikafani di rumah duka Desa Uteuen Bayu, Uleegle, Bandar Dua, selanjutnya hari itu juga dikebumikan halaman rumah kediamannya.
Tersiarnya berita duka tentang berpulangnya ke Rahmatullah Tgk. H. Abdul Hamid, sehingga membuat sekitar lima ribuan warga Kabupaten Pidie Jaya, Pidie, Bireuen, Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara serta sekitarnya berduyun-duyun mendatangi rumah duka di Uteuen Bayu.
Abu di Uteun Bayu, Tgk. H. Abdul Hamid bin Yahya, Ulee Gle Pidie Jaya. Ulama Kharismatik Aceh Darussalam yang Tasawuf , idealis, tegas, mustajabah do'a, mursyid thariqat syathariyyah.
Beliau tak segan mengusir wanita mutasyabbihat yang datang bertamu ke rumahnya. Isi khutbahnya lebih didominasi oleh tanzir terhadap berbagai bentuk kemungkaran di tengah tengah umat.
Kharismanya membuat pelaku maksiat berpikir berulang kali bila berhadapan dengannya. Semoga kita bisa meneladaninya.
اللهم اغفرله وارحمه وعافه واعف عنه واكرم نزله ووسع مدخله واغسله بالماء والثلج والبرد ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس وابدله دارا خيرا من داره واهلا خيرا من اهله وزوجا خيرا من زوجه وادخله الجنة واعذه من عذاب القبر وفتنته ومن عذاب النار
اللهم لا تحرمنا اجره ولا تفتنا بعده واغفرلنا وله ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا انك رؤوف رحيم
آمين يا رب العالمين