Steemit Itu Bagaikan Lomba Maraton

Sahabat Steemian yang baik hati, semoga selalu dalam keadaan sehat, hari ini saya ingin menulis sedikit pemahaman tentang steemit, tentu saja belum tentu benarnya dan diperlukan masukan serta kritikan untuk perbaikan di masa yang akan datang, ikuti saya yuk!

Bukan Steemit namanya kalau tidak membuat kita penasaran dan terus ingin mencari tahu tentang media sosial ini, yang jelas bagi saya steemit ini menarik untuk ditelusuri.

Menjadi Steemian seperti kita sedang mengikuti lomba maraton untuk mengejar reputasi, misalnya reputasi saya sudah berada di angka 40 dengan masa bersteemit hingg empat bulan lamanya sementara ada sahabat saya hanya dalam tempo satu pekan bisa menduduki peringkat 42.

Naiknya Reputasi tentu.saja seiring banyaknya yang memberi nilai untuk kita, itu yang saya pahami, jika ada cara lain belum sampai pemahaman saya kesana dan tolong ajarin penulis, siapa tahu seperti pepatah mengatakan banyak jalan untuk menuju ke Bamda Aceh mau pun ke Medan.

Saya termasuk steemian yang lambat larinya di sini jika dibandingkan steemian lainnya di KSI Barsela, entah karena asam urat yang kadang kambuh sehingga membuat saya harus berhenti di saat lari atau kurangnya vitamin yang bisa membuat kita loyo saat mengayunkan langkah, namun intinya saya bukan juara.

Ada lagi pepatah sahabat yang mengatakan, biar lambat asal selamat, larinya boleh tapi perlu hati-hati agar tidak jatuh, sehingga kita sampai ke tempat tujuan demgan selamat.

Lomba lari memang tidak semua orang sampai ke garis finish, ada yang pertama lari nya kencang, namun tiba-tiba detak jantungnya berdenyut kencang dan membuat dia harus berhenti di tengah jalan, ada juga yang larinya slow tetapi meski di bukan juara namun bisa memegang bendera yang di pasang panitia di garis finish.

Begitu juga menjadi steemian, awal saya gabung, di KSI Barsela sangat ramai yang menjadi penulis, namun seiring waktu jumlahnya semakin berkurang, ada steemian yang berhenti setelah melakukan beberapa postingan lalu tidak mendapat penilaian sesuai harapan sehingga memilih berhenti menulis di medsos ini, ada juga yang memposting perkenalan saja setelah itu menghilang, sama seperti di lomba lari maraton juga.

Menjadi atlet itu berat, selain harus stamina kuat juga di tuntut memliki skiil yang tinggi sehingga tidak mudah berhenti di tengah jalan, menjadi steemian juga berat, sebab kita disini membutuhkan skiil, harus ada karya, jika tulisan atau karya lainnya tidak ada apa yang menjadi penilaian atau bagaimana diberikan curasi.

Setinggi mana kah puncak steemit, jika ada gunung di depan kita, pasti bisa di ukur ketinggiannya meski pun sedikit susah. tetapi untuk mengukur ketinggian reputasi di steemit susah diketahui bagi kita pemula, sebab semakin ramai yang vote kita maka repurasi semakin tinggi terus.

Kalau saya mengibaratkan steemit ini ibarat lomba lari maraton, tetapi ada juga petuah yang mengumpamakan steemian ini seperti seorang nelayan yang sedang berada di sebuah perahu, hanya mengayuh dan terus mengayuh untuk sampai tujuan, kira-kira seperti itu lah komentar @rismanrachman di sebuah postingan memberi semangat kepada steemian lainnya.

Untuk mendaki puncak memang sulit, karena jalan yang kita lalui selain terjal juga licin, tetapi lebih sulit lagi ketika kita mempertahankan posisi kita di atas puncak, sebab angin kencang selalu berhembus yang bisa menerbang apa pun hingga kemana pun, sehingga perlu kejelian ketika kita berada di tempat yang tinggi, lebih kurang seperti itu pesan kanda saya dulu yang sekarang juga menjadi steemian dengan akun @abduljalil.mbo

---

---