Tentang Agama di Negara Komunis
Oleh: Jufrizal M. Daud
Ketika aku berada di China pada akhir Oktober 2012 lalu, seorang lelaki di hadapan ku sibuk membidik kamera telepon selulernya. Tembakan cahaya menyambar-nyambar muka. Pagi itu, banyak orang sudah berkumpul.
Sejumlah personil polisi, wartawan televisi dan foto grafer kelihatan mondar-mandir. Aku juga melihat beberapa orang pejabat provinsi, serta beberapa pemuka agama: Budha, Dao, dan Kristen berdidiri sejajar di serambi Mesjid. Para wartawan sibuk mengambil gambar mereka.
Pagi itu, Pemerintahan Provinsi Jiangxi akan meresmikan Masjid Nanchang. Potret keberagaman agama tergambar di muka depan Mesjid. Ketika Imam Masjid menyudahi sambutannya, para panitia juga memberikan waktu para pemuka agama lainnya menyampaikan kata sambutan di acara itu.
Masyarakat China tak semuanya penganut agama Budha. Masyarakatnya juga terdiri dari Agama Tao, Agama Islam, Agama Kristen, dan Agama Katolik. Jumlah penganut Agama Buhhdha kira-kira mencapai 200 ribu orang, dan Agama Buhhdha terdiri daripada tiga cawangan yaitu, Agama Buhhdha bahasa China, Agama Buhhdha bahasa Tibet, dan Agama Buhhdha Selatan.
Penganut agama ke dua terbanyak di China adalah Agama Tao, tapi jumlah penganutnya sukar dihitung. Para penganut agama ini menyembahyangkan alam dan nenek moyang sejak jaman kuno. Agama Tao tidak menetapkan upacara kepercayaan atau peraturan lazimnya agama yang masyarakat Indonesia yakini.
Penganut agama Islam di China sebanyak 18 juta orang. Agama Islam masuk ke China pada abad ke 7. Kebanyakkan umat muslim China tinggal di wilayah otonom Etnik Uygar Xinjiang, wilayah otonom Etnis Hui Ningxia, Propinsi Gansu, Propinsi Qinghai, Propinsi Shaanxi, dan Propinsi Yunnan. Sementara itu, jumlah penganut Agama Kristen lebih kurang 10 juta orang dan penganut Agama Katolik mencapai hampir 5 juta orang.
Masjid Nanchang adalah masjid pertama di propinsi Jiangxi. Sebelum Masjid itu diresmikan, umat Islam di Jiangxi melakukan ibadah di rumah berlantai dua, berada di pusat pertokoan kota Nanchang. Sekitar satu jam lebih perjalanan dari kampus aku, Nanchang University.
Namun setelah bangunan masjid diresmikan, Aku dan teman-teman hanya membutuhkan waktu 30 menit menuju Masjid, satu kali naik angkutan umum dengan rute yang sama. Saban jum’at suara azan juga terdengar keluar komplek masjid.
Masjid Nanchang kelihatan megah dengan satu kubah besar bercat hijau, diapit dua kubah kecil, dan berlantai dua. Di lantai pertama sebagai kantor pengurus masjid, dan sebuah ruangan besar tempat para wanita beribadah. Lantai dua adalah tempat melaksanakan solat berjamaah. Dan halaman mesjid juga cukup luas,walupun masih kelihatan gersang.
Setelah bangunan Mesjid diresmikan pada pagi itu. Aku hanya membutuhkan waktu 15 menit menuju Masjid. Cukup sekali naik angkutan kota dari kampus.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by fujia from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.