Five Books of Student Work to Start Cultivate Literacy/ Lima Buku Karya Siswa untuk Memulai Membudayakan Literasi
Five Books of Student Work to Start Cultivate Literacy
Literacy or literacy is important in the development of school children early on. Because reading becomes a skill in modern culture. Even literacy is a culture of a highly civilized nation. Therefore, the success of high school students of Negeri 1 Muara Batu Regency, North Aceh, Aceh-Indonesia has been able to give birth to written articles in the form of articles that have been recorded must be appreciated and supported.
It needs to be appreciated because this can be an example for other schools not only in Aceh, even in Indonesia. It should be supported, so that students who have been able to produce writing can continue in the future, so they can manage the knowledge and cultivate literasi in Indonesia.
The paper published by PT Maghza Yogyakarta which already has International Standard Book Number (ISBN) is, "Literacy of Students Toward Aceh Carong" then "Student Inspires" book third "Horizon of Literacy", the fourth "Literacy Steps" and "Literasi Generasi Nanggroe ". While one more book titled "Master, Give Me Whole Mirror" written Siti Amina teacher and also builder of Sisa I SMAN 1 Muara Batu.
Book titled Literacy of Students to Aceh Carong, it was written 26 students of class X and one teacher with an average length of article 1,000 words more with free theme. Teachers and students spend two weeks to produce one. Then the book Students inspired 27 students wrote class XI and one teacher for a week, also with a free theme. The horizon book is written 27 students of class XII IPA-1 and one teacher, then step-by-step book by the number of students from grade XII IPA-2 writing 29 and one teacher. Then the book Literacy generation nanggroe written 24 students class XII IPS.
While the book "Master, Give Whole Mirror" written Siti Aminah. This book contains student writing in the form of articles with free themes. The program aims to explore students' writing talents, so all that students think is poured in good articles about ideals, inspirational stories, life motivations, love and stories of high school. Students are given the freedom to decide and choose their own themes, in order to write without burden.
Although the contents of the five books of students are still diverse, it is a good start to cultivate literacy in Aceh and Indonesia. Especially during this rarely we hear the students managed to publish the book, therefore we hope the success of students in the school is able to ignite the spirit of other schools in Aceh. A one-class book program is an initial idea to start literacy in Aceh. "This program of Suhu is also new, and first in Aceh even Indonesia," said the builder of literacy at Muara Batu High School.
Lima Buku Karya Siswa untuk Memulai Membudayakan Literasi
Kemampuan baca-tulis atau literasi penting dalam proses perkembangan anak sekolah sejak dini. Karena membaca menjadi satu keterampilan dalam budaya moderen. Bahkan baca tulis adalah budaya bangsa yang sudah berperadaban tinggi. Karena itu keberhasilan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Muara Batu Kabupaten, Aceh Utara, Aceh –Indonesia sudah mampu melahirkan karya tulis dalam bentuk artikel yang sudah dibukukan harus diapresiasi dan didukung.
Perlu diapresiasi karena ini dapat menjadi contoh bagi sekolah lain bukan hanya di Aceh, bahkan di Indonesia. Harus didukung, supaya siswa yang sudah mampu melahirkan karya tulis dapat terus melanjutkan kedepannya, sehingga dapat mengelola pengetauan dan membudayakan literasi di Indonesia.
Karya tulis yang diterbitkan PT Maghza Yogyakarta yang sudah memiliki Internasional Standar Book Number (ISBN) adalah, “Literasi Siswa Menuju Aceh Carong” kemudian “Siswa Menginspirasi” buku ketiga “Cakrawala Literasi”, ke empat “Derap Langkah Literasi” dan “Literasi Generasi Nanggroe”. Sedangkan satu buku lagi berjudul “Guru, Berikan Aku Cermin Utuh” ditulis Siti Amina guru dan sekaligus pembina Sakesaku SMAN1 Muara Batu.
Buku berjudul Literasi Siswa Menuju Aceh Carong, itu ditulis 26 siswa kelas X dan satu guru dengan rata-rata panjang artikel 1.000 kata lebih dengan tema bebas. Guru dan siswa menghabiskan waktu selama dua pekan untuk melahirkan satu buku tersebut. Lalu buku Siswa menginspirasi ditulis 27 siswa kelas XI dan satu guru selama sepekan, juga dengan tema bebas. Buku Cakrawala ditulis 27 siswa kelas XII IPA-1 dan satu guru, kemudian buku derap langkah diterasi jumlah siswa dari kelas XII IPA-2 yang menulis 29 dan satu guru. Lalu buku Literasi generasi nanggroe ditulis 24 siswa kelas XII IPS.
Sedangkan buku “Guru, Berikan Cermin Utuh” ditulis Siti Aminah. Buku ini berisi tulisan siswa berupa artikel dengan tema bebas. Program ini bertujuan untuk menggali bakat menulis siswa, jadi semua yang dipikirkan siswa itu dituangkan dalam artikel baik tentang cita-cita, kisah inspirasi, motivasi hidup, cinta dan cerita masa-masa SMA. Siswa diberikan kebebasan dalam menentukan dan memilih tema sendiri, agar dapat menulis tanpa beban.
Kendati isi dari ke lima buku karya siswa masih beragam, tapi itu awal yang baik untuk membudayakan literasi di Aceh dan Indonesia. Apalagi selama ini jarang kita mendengar siswa berhasil menerbitkan buku, karena itu kita berharap keberhasilan siswa di sekolah tersebut mampu memantik semangat sekolah lain yang ada di Aceh. Program satu kelas satu buku adalah adalah ide awal untuk memulai literasi di Aceh. “Program Sakesaku ini juga baru, dan pertama di Aceh bahkan Indonesia,,” ujar pembina literasi di Sekolah Menengah Atas Muara Batu.(*)
@jaff banyak baca banyak bisa.
Semakin banyak baca semakin banyak lupa.@safrinaz
Ydh ngak usah baca2 aja bg.😂😂😂
karena itu setelah baca harus ditulis, supaya tidak cepat lupa @safrinaz. hehehe
Program yang saaaangat bagus, mengingat sebenarnya banyak siswa disekolah yang tidak mempunya wadah utk berkarya terutama menulis. Harapan kita ada wadah2 lainnya utk menampung bakat siswa yg lihai menggambar atau melukis, sehingga meja dan kursi tidak lagi dijadikan object dlm menuangkan kreativitas mereka. He he. Semoga hal ini segera di plagiasi oleh sekolah2 lainnya. :)
Ide menarik dari @ayijons semoga dibaca dan diplagiasi. Kemungkinan selama ini belum ada wadah sebagai tempat untuk menyalurkan minat dan bakat siswa. Buktinya ketika ada wadah dalam dua pekan sudah bisa melahirkan karya yang bisa langsung dibukukan.
Benar, yang ada hanya MADING. Sidro tipek, 3 droe tukang puliek. He he. Pane na cara.
hana cara @ayijons. Jadi memang mereka wadah dan pembinaan, itu saja yang dibutuhkan mereka dan hal itu mampu dipenuhi. Kecuali mereka mengharapkan kapal pesiar dan pesawat terbang, nah itu sulit dapat direalisasikan, hehehe
Great Read! Check out my post as well.
Thanks you @steem881 sudah berkunjung ke blog saya.