Ramadhan Ala si Cantik dan si Manis [Jelajah Silampung]
Bagi seorang Tour Guide, Hal yang menyenangkan adalah jika tamu yang kita bawa merasa puas hati. Karena ia akan mempublish apa yang ia rasakan pada media sosialnya. Sehingga secara tidak langsung kita mendapat iklan gratis. Sekarang ini media sosial memang media yang paling ampuh untuk beriklan.
Seperti tamu saya kali ini yang merupakan hasil rekomendasi dari salah satu tamu saya terdahulu. Begini isi call nya :
"Assalamualaikum Sani, Saya Lina kawan Nabila yang dulu datang ke Aceh dengan Sani. Saya next month mau ke Aceh bersama seorang kawan saya. Tolong aturkan trip saya ya, boleh kita discuss via Whatsapp, terimakasih".
Diskusi kami pun berlanjut. Masalahnya adalah ia ingin ke tempat-tempat yang dulu kawannya datang. Dia mau tempat wisata alam pantai yang indah. Sedangkan saat dulu kawannya datang bukan saat bulan ramadhan dan waktu itu trip mereka selama 4 hari. Sedangkan Lina dan sahabatnya ini datang saat ramadhan dan waktu efektif trip hanya 2.5 hari.
Sebagai tour planner tentu saya tak mau mengecewakan customer. Saya tak mau berkata tidak bisa. Saya jelaskan kondisi wisata ramadhan dan berbagai alternatif itinerary. Sedikit-demi sedikit ia faham dan akhirnya memilih salah satu itinerary yang telah saya berikan. Tetap saja pergi ke Sabang, Pulau Weh. Tempat ini memang mempunyai daya tarik yang luar biasa.
Hari itu pun tiba...
"Selamat datang ke Aceh Nangroe Darussalam Lina dan Siti"
Setibanya di Banda Aceh, mereka langsung kami ajak wisata religi kesan Tsunami di Banda Acehm Oiya, dalam trip ini saya tidak sendiri, saya berusaha melibatkan team sesuai fungsi dan kebutuhan trip. Team saya kali ini ada Akmal dan Hidayat. Mereka berdua adalah team inti trip ini.
Hari pertama di Banda Aceh mereka mengunjungi tempat wisata religi, yaitu Masjid Raya Baiturahman, Masjid Raya Baiturrahim, kapal PLTD Apung dan Museum Tsunami. Rasanya ketiga tempat ini wajib untuk di kunjungi. Karena puasa dan baru tiba, hari pertama mereka meminta banyak istirahat. Apalagi mereka tadi malam tidak cukup tidur dan menginap di Bandara KLIA Malaysia karena takut tertinggal pesawat.
Masjid ini adalah masjid Kebanggan Aceh, bahkan menjadi kebanggan Indonesia. Masjid ini dibangun masa sultan Iskandar Muda (1022H/1612M). Pada masa tsunami masjid ini kokoh berdiri dan selamat dari gelombang pasang tsunami, bahkan air tsunami tidak masuk ke dalam masjid.
Meski terletak di tepi pantai UleeLheue, masjid Baiturahim juga tetap berdiri kokoh. Masa tsunami, kawasa Ulelheue bisa dikatakan kawasan terparah. Perkampungan yang dulu ramai, rata dengan tanah akibat gelombang tsunami. Di dalam masjid ini juga selamat beberapa orang penduduk.
Bayangkan kapal seberat 2.600 ton terapung mengarungi gelombang tsunami sejauh 2.5 km. Kapal generator listrik inipun berlabuh di kawasan Blabg Cut, Punge Banda Aceh. Ialah Kapal PLTD Apung.
Museum ini di design untuk mengenang tsunami Aceh dan juga sebagai tempat evakuasi darurat tsunami di lantai atas gedung. Ridwan Kamil sebagai arsitek memang mendesign Museum ini dengan apik dan menarik.
Saat berbuka mereka saya ajak untuk berbuka puasa di rumah saya. Hal ini saya lakukan untuk ajang ramah tamah. Sengaja istri saya membuat hidangan nasi liwet dengan alas daun pisang. Sayangnya saat menjelang berbuka mati lampu, jadilah kami makan berbuka dalam gelap bercahaya lampu handphone.
Foto inilah yang berhasil saya ambil. Makanan baru sebagian saja yang ditata. Saat itu susana masih terang, hingga akhirnya gelap.
Hari kedua. Pagi-pagi team kaki lasak telah siap membawa Lina dan Siti ke pulau Weh, Sabang. Cuaca cukup cerah. Meski panas melanda perjalanan berjalan sesuai dengan rencana. Berfoto di tugu Nol Km Indonesia, melihat tebing pantai Goa Sarang, bersantai di Goa Jepang serta menikmati jernihnya air laut di pantai Ujong Kareung.
Jika ke Sabang, pulau Weh. Tugu nol Km RI wajib di kunjungi. Ada rasa bangga jika berfoto di sini. Jika anak bangsa tentu rasa nasionalisme makin membara, tapi bagaimana dengan pelancong Malaysia ya? Tentu mereka pun bangga sebagai Jiran Indonesia.
View tebing Goa Sarang ini memang indah. Landscape maha karya Allah yang sangat indah. Siapapun akan betah berlama-lama disini merasakan hempasan angin laut nan sejuk.
Plank Goa sarang ini tempat paling kekinian. Hampir semua pelancong tak melewatkan untuk berfoto disini, termasuk kami.
Lokasi terakhir adalah pantai Ujong Kareung. Air laut yang biru kehijauan sangatlah jernih. Tampat ini pavorit saya. Semua senang berada disini. Meski cuaca sangat terik. Semakin terik, kawasan ini semakin cantik.
Hari ketiga, kami kembali ke Banda Aceh. Tentu kulit wajah sudah berubah kegelapan. Kami semakin eksotik. Setelah puas di pulau Weh, hari ketiga ini hanya bersantai. Pergi ke souvenir untuk belanja oleh-oleh. Setelah itu kami menuju Bandara Sultan Iskandar Muda.
Tiga hari yang melelahkan dan menyenangkan. Semoga mereka pun puas hati dan merekomendasikan kami sebagai tour planner trip Aceh kepada kawan-kawan mereka. Terimakasih Lind dan Siti. Sampai jumpa lagi di lain masa :)
"Lasaklah ... Sebanyak, Sebisa dan Sejauh Mungkin, Karena Hidup Bukan Diam di Satu Tempat"
Kaki Lasak : All About Travel, Photo & Food
Follow Me :
Steemit @kakilasak
Facebook Husaini Sani
Instagram kaki lasak ucok silampung
Whatsapp +6282166076131
Cantik-cantik rata-rata yang di dalam foto ya. Haha
Dua orang cuma ceweknya hehe
Haha itulah. Nitip salam aja deh.
Haha.. Orait