Suriah adalah kita
|| Meninggalkan Ghouta Timur, Menuju Idlib Tanpa Harapan ||
Perjalanan yang kosong. Ratusan kilometer dijalani, tergesa-gesa, mengungsi, menyelamatkan diri dan keluarga. Beberapa masih dalam kondisi terluka. Sebagian lainnya ada juga yang masih berduka. Sebab baru pekan kemarin rumahnya habis dihujani rudal, kehilangan anggota keluarga tepat di depan mata.
Evakuasi sudah dimulai, dari dalam Ghouta Timur yang sudah porak-poranda, belasan ribu jiwa dievakuasi menuju ke Idlib, bagian Utara Suriah. Perjalanan mengungsi, terpaksa harus melupakan semua tentang Ghouta Timur. Menuju Idlib, tanpa harapan. Hanya membawa sedikit bekal.
Sampai Selasa (3/4), proses evakuasi besar-besaran masih terus dikebut. Lusinan bus melaju konvoi dari dalam Ghouta Timur, kurang lebih 320 km jarak sampai ke Idlib. Ketika tiba di Idlib pun, tak bisa dibilang baik-baik saja. Tiba sebagai pengungsi baru, hanya harta paling berharga yang sempat terbawa.
Seperti Abu Jawad misalnya, seorang ayah berumur 27 tahun asal Hammouria, Ghouta Timur. Bersama ribuan warga Ghouta Timur lainnya, hari itu di penghujung Maret 2018, ia meninggalkan bungker bawah tanah. Keluar menuju ke satu titik kumpul, jejeran bus sudah menunggu. Abu Jawad mengungsi dengan membawa istri dan bayinya yang baru berumur 18 bulan. “Kami tinggalkan semuanya (di Ghouta), rumah kami, tanah kami, harta kami, semua tertinggal di belakang,” kata Abu Jawad, melansir Al-Jazeera.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://act.id/news/detail/meninggalkan-ghouta-timur-menuju-idlib-tanpa-harapan