Pengalaman ramadhan pertama di perantauan.

in #esteem7 years ago (edited)

image

Assalamu'alaikum sahabat steemians semua

Saya ingin berbagi sama sahabat mengenai menyambut ramadhan di perantauan, emang sieh saya merantau tidak jauh, seperti kebanyakan teman teman yang merantau ke jawa, sumatra, batam bahkan ke malaya, saya merantau masih di seputaran Aceh, tepatnya sering di kenal dengan kota Naga Tapaktuan.

Menghabiskan waktu di daerah orang menjadikan diri mendapat pengalaman baru dan hal yang baru, seperti halnya hari meugang sebelum ramadhan, biasanya klau di daerah pase, bireun, langsa dan sekirarnya hari meugang ada meugang cet (kecil) itu bertepatan 2 hari sebelum puasa dan megang raya(besar) sehari sebelum puasa, pada hari megang biasanya kebiasaan orang daerah pasee dan sekitarnya memasak daging dan menghabiskannya di hari itu juga sampai puasa pertama datang masih juga berbuka puasa dengan daging meugang.

image

Beda halnya dengan daerah yang sering di sebut Kota Naga ini, disini hari meugang di mulai 2 hari sebelum puasa datang, semua membeli daging meugang, dan mayoritas daging yang di beli dan di jual iru daging kerbau, sulit untuk mncari daging sapi. Setelah membeli daging meugang dan di masak, untuk hari sebelum puasa itu gak ada lagi yang jualan daging, semua kede, toko dan usaha banyak yang tutup, disini sehari sebelum puasa, mereka tidak lagi berurusan dengab daging seperti di daerah pasee dan sekitar, hari meugang raya di sibukkan dengan acara kluarga, seperti liburan ke pantai, kolam renang, dan tempat rekreasi lainnya, tidak ada lagi aktifitas kerja, semua fokus sma kluarga masing-masing.

Saya yang tinggal sendiri di negri ini, ea tetap sendiri, untuk kluar mau minum segelas kopi aja susah krna tidak ada yabg jualan, apalagi membeli nasi. Sungguh saya merasakan sangat terasingkan, hidup sendiri di tempat orang tanpa teman dan kluarga.

Saat teraweh malam pertama, saya sholat di mesjid Agung Tapaktuan, alangkah terkejutnya saya, rupanya sholat teraweh di mesjid Agung ini 8 Rakaat tambah Witir 3 rakaat, saya bertanya sama jamaah lain, ada kah tempat shalat terawih yang 20 rakaat? Jawabannya tidak, semua tempat d Tapaktuan ini terawih 8 rakaat, sungguh pengalaman yang baru di tempat baru.

Untuk puasa pertama yang saya jalani di negri kota naga ini, saya rasakan seperti biasa, namun ada yang kurang semangat saat sore tiba, beda dengan daerah lain, saat hampir berbuka puasa, banyak makanan yang di jual untuk menu berbuka, tapi disini, saya 1 setengah jam memutar dan mengelilingi kota Tapaktuan ini, rupanya tidak banyak pilihan menu berbuka di daerah ini, menu berbuka yang menjadi andalan saat ramadhan pun tak ada, menu yang di jual disini hanya minuman seperti es buah, es kelapa, es campua, es teler, es tebu, dan sejenisnya dan untuk makanan cuma kue dengab beragan jenis, mie pecal, mie goreng, dan gado2, tidak ada mkanan lain,

Ini lah cerita singkat dab pengalaman saya di negri orang saat ramadhan tiba, bagaimana pengalaman teman-teman?

Hormat saya kepada seluruh steemians yang masih bertahan, dan hormat saya kepada tim kerja Nanggroe Steemit Community (NSC) beserta anggotanya.

image

                     Hormat saya @rickys
Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by rickys from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.