Karena Sebutan "Mantan Sahabat" Terdengar Rancu. Aku Menganggap kita sedang Introspeksi diri masing-masing
Aku tidak tau pasti dan mungkin tidak bisa memastikan detik,menit,jam hari dan tanggal berapa aku mengenalmu untuk pertama kalinya. Tapi aku pastikan kita sering bersama setelah itu. Makan bersama,jalan bersama,tertawa bersama dan berbagai kegiatan kita lalui bersama dan sering menghabiskan waktu bersama sehingga aku tidak bisa pungkiri untuk tetap menyebut kau sahabat serta saudara angkat diranah perantauan ini.
Tapi kau tau?
Seiring ketika waktu terus berjalan tampa henti aku merasa kadar persahabatan kita seakan berhenti, aku merasa kamu mulai jauh menghidari, aku merasa kamu mulai tertutup,menjaga jarak dengan seakan banyak salah yang ku beri. Kau juga mulai mengurangi komunikasi denganku, dimana sebelumnya kita selalu bertanya kabar satu dengan lainya.
Hey sahabat.
Untuk Minggu pertama aku memahami keadaanmu yang begitu sibuk dengan studimu dan tidak aku pungkiri akupun sama denganmu, kita sama-sama sibuk dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang mesti kita tuntaskan. Oke. Aku maklumi itu, memaklumi perasaanku yang akhir-akhir ini selalu penuh dengan tanda tanya.
Tapi bagaimana dengan Minggu kedua?
Kau tetap sama, sama dengan Minggu pertama, jauh dan semangkin menjauhiku. Tapi. Aku masih memakluminya, mungkin kau sibuk dengan urusan kuliah serta urusan dirumahmu.
Dan Minggu ketigapun aku melihat perbedaan antara kau dan aku kian menjadi-jadi, ia kau semangkin jauh sahabat, jauh Sekali, apa kita sedang bermusuhan?
Tapi aku tidak merasa ada berbuat salah padamu, ada apa dengan kita?
Kemana kau yang kukenal selama ini?
Dimana kau yang selalu bercerita tentang keluh kesahmu yang terkadang aku selalu mendengarkan walaupun disaat kau bercerita itu aku juga sedang di Landa masalah yang bahkan lebih besar darimu. Dimana kau yang dulu sahabat?
Dan sekarang. Aku mulai merasa kurang saat aku tak pernah lagi mendengar celotehan kecil darimu.
ADA APA DENGAN KITA?
pertanyaan ada apa dengan kita terus meminta jawaban dan terus memaksa untuk mendapatkan jawabannya, dan aku harus cari dimana jika kau diam seribu bahasa .
APA MASIH ADA PERSAHABATAN KITA? ATAU SUDAG HABIS DI LANDA MASA?
Ia sangat betul seperti pulsa , begitulah yang kurasa perihal pershabatan kita . Ia habis jika dipakai terus menerus, dan akan mati bila tak lagi di isi lagi pulsanya. Apa persahabatan kita seperti itu? Aku rasa tidak. Tapi mungkin ia, bila situasi semacam ini tidak bisa di tuntaskan.
Saat aku melihat kami berbincang serta tertawa dengan teman barumu dari jauh,seakan-akan aku merasa kamu lupa bahwa aku juga sahabatmu, ia aku, aku juga sahabatmu, atau mungkin hanya aku yang menganggap kamu sahabat dan kamu tidak? Ah. Entahlah hanya tuhan dan kau yang tau.
Hey sobat. Sampai kapan kita diam terus seperti ini? Apa kadar rindu tidak cukup untuk kembalikan mu seperti dulu? Apa yang kita lakukan bersama selama ini adalah kegiatan yang sia-sia? Aku ingin mendapatkan jawaban dari pertanyaanku yang muncul dari fikiranku.
Ayolah.
Kita balik lagi seperti kemarin
Aku masih ingin kita tetap bersama
Kita tetap seperti kita yang kemarin Tampa ada jarak yang menghalangi Kebersamaan kita seperti hari-hari kemarin.
Cepat lah balik sahabat, aku tak tahan menahan rindu, ia semangkin menggebu ingin menemui tuju.
Mantap
Thanks brother
Mantap betul tulisannya rakan. Hehe, ditunggu tulisan selain sahabat nanti ya
Heheheh. Siap rakan
Lanjutkan
Nyan!
MANTAN 😅