Ada Kalanya Kau Perlu Mengosongkan Pikiran

in #fiction7 years ago

image

Adakalanya kau perlu mengosongkan pikiran. Kemudian diam. Lantas membiarkan diri menyatu dengan apa yang disebut kekosongan.


KENDATI orang-orang sibuk berlalu lalang, dan tolehan mereka seperti mengajakmu ikut serta. Mengajakmu beranjak dari tempat dudukmu sekarang dan masuk dalam pusaran kesibukan mereka. Tapi ada baiknya kau tetap diam: menyatu dengan apa yang disebut kekosongan.

Saat-saat menyatu seperti itu, barangkali kau akan mendapati pendengaran yang lebih awas, begitu pun pandangan dan hati lebih bisa bekerja dengan tenang tanpa direcoki beban pikiran.

Kau hanya perlu membaca. Rutin. Dan pikiran yang pelan-pelan terisi kembali oleh bacaan itu, kau tumpahkan lagi dalam hitamnya kopi. Sesekali kopi adalah teman yang bisa mengalihkanmu dari pengapnya suasana dalam batok kepala. Sel-sel saraf yang telah seharian bekerja, setidaknya memiliki ruang jeda tepat ketika manis-pahit kopi tercecap di pangkal lidah.

image

Kekosongan. Tak selamanya meminta isi, dan ada pula yang menetapkan diri untuk tak pernah terisi. Itulah kekosongan yang dimaksud oleh para filosof ketika menjabarkan keberadaan angka nol di tanah Eropa berabad-abad silam. Atas penjabaran itu, banyak di antara mereka yang dicap kafir oleh gereja, dan menemui ajal dalam ritual akuisisi. Eropa pernah mengalami masa gelap maha dahsyat.

Keberadaan kekosongan adalah kontradiksi pada waktu bersamaan. Tapi ketika kau bersikukuh untuk tetap menyatu dalam kekosongan itu, yakinlah, kau yang kini tengah bersemayam di dalamnya bukanlah isi. Bingung?

Kapan waktu kita mengaji lagi.[]