TEMANKU KOPI

in #fiction6 years ago

"bagaimana aku dapat menceritakan tentang hari ketika tidak ada secangkir kopi di mejaku?"

Selalu kalimat itu saat malam hari aku mengajak dia untuk berbicara ataupun keluar malam. Baginya kopi adalah awal dari sebuah jiwa tapi bagiku kopi adalah minuman yang banyak mengandung kaffein.

"ok, kita ketempat biasa saja"

Isi pesan yang aku kirimkan kepadanya dan dia tidak membalasnya dan aku mengangapnya sebagai "ok". Dia memang orang yang sesuka hatinya dalam berhubungan dengan orang lain khususnya berhubungan dengan-ku. Bagiku dia itu mengalami sosiopat yang sudah akut.

Seperti biasanya kami selalu ketempat yang sama jika ingin menikmati secangkir kopi di malam hari atau hanya sekedar melawan rasa suntuk atau juga ketika hilang arah. Sebuah tempat yang ramai disinggahi oleh para adam yang membuang waktunya, sekedar berbincang maupun untuk membicarakan sesuatu yang mereka anggap penting dan juga seperti biasa aku yang pertama tiba di kedai kopi tersebut, kenapa? karena akulah yang selalu menjadi ETF (empty table finder) itu cap yang diberikan oleh kawan-ku, entah itu bahasa inggris atau bukan.

"sungguh aku suka dengan kopi"
kata khalid sambil mencium aroma dan menyeruputnya.

"biasa saja"
sahut-ku tidak tertarik dengan tema pembicaraan yang akan dia buka.

"kau tau setiap orang berbeda dalam memilih kopi"
lanjutnya sambil melihat kearah lain dan mulai membakar rokok. Itu gaya yang akan menjadi pengantar pendapat ke-sok tahu-an-nya yang akan mendominasi perbincangan.

"iya, itu pasti dan aku pikir cuma kamu manusia yang ingin menikahi kopi di dunia ini"

"pribadinya yang memilih"
sambutnya tanpa peduli sindiranku.

"bagaimana menurut-mu Mila jurusan tata negara?"
tanya ku mencoba mengantikan topik pembicaraan dan juga sebagai tameng untuk menahan pendapat atau opini yang akan dia lontarkan nantinya.

"menurut-ku setiap kopi dapat mencerminkan kepribadian seseorang"
Dia menjawab pertanyaan yang tidak aku ajukan dan terompet opini telah mengaung. Oh, dia akan mendominasi pembicaraan.

"kopi hitam itu pahit, beraroma khas, nikmat ketika panas, itu berarti peminumnya memiliki pribadi yang santai tidak suka dengan buru-buru, penikmat seni, suka dengan hal yang alami, lebih idealis, penyabar juga tahan dengan perubahan. Mereka juga orang yang menerima suatu hasil dari proses tanpa ada improvisasi"
Sambungnya sambil meminum kopinya yang seakan mengatakan tentang dirinya.

"kopi tubruk itu lebih kental dan memiliki cara yang berbeda dalam menikmatinya, bisa aku katakan peminum kopi tubruk memiliki sifat yang sederhana, senang dengan hal-hal yang unik dan klasik, mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan tidak peduli dengan apa omongan orang tentang dirinya." lanjutnya

"bagaimana dengan kopi yang manis atau kopi dingin?" tanya-ku.
secara tidak lansung aku telah menjadi audience-nya. Dia tersenyum ketika aku bertanya, entah karena aku telah terperangkap dalam pembicaraan yang tidak aku suka atau karena dia senang ada orang yang ingin mendengar opininya.

"penikmat kopi manis itu cenderung melihat dunia dari sisi positif, orang yang tidak sabaran, ingin perubahan dalam hidupnya kalau kita kalau kata agnes dalam sebuah iklan "life is never flat" dan termasuk juga orang yang tidak peduli dengan kesehatannya. Mereka adalah orang yang tidak suka dengan konflik, jika terjadi konflik mereka akan mencari orang untuk menyelesaikannya atau lari dari konflik tersebut sampai konflik itu mereda. Kopi dingin itu adalah minuman orang-orang yang periang, suka bergaul, cinta damai, dan easy going"
jawabnya panjang sembari menghembuskan rokok berfilter putih

"bagaimana dengan ini?"
tanyaku lagi sambil menunjukan segelas Cappucino yang telah aku pesan. Entah kenapa tiba-tiba tema ini menjadi menarik bagiku.

"caaappucinooo..... kamu orang yang sensual, senang dengan hal-hal yang lembut, perfecksionis, lebih sensitif ketimbang peminum kopi manis, fashionable, dan suka dengan kemewahan, dan itu mengapa kamu suka dengan putri"
jawabnya dengan gaya sok tau yang di dunia ini hanya dia yang memiliki gaya tersebut.

"ya ya ya ya "
balasku mendengar teorinya

"oya, satu hal lagi, kamu tau siapa yang pertama kali di dunia ini yang menikmati kopi?" tanyanya

"emm,.. orang arab"

"bukan,."

"jadi,?"

"yang pertama menikmati kopi adalah itu" dia menunjuk ke arah 3 ekor kambing yang sedang bersantai di pinggir jalan.

"merekalah yang pertama menikmati kopi dan kopi adalah minuman yang mampu merubah persepsi haram menjadi halal, kenapa? itu karena vatikan tidak mampu membendung keinginan dari kopi yang ingin membuat manusia menjadi pengemarnya tanpa peduli dia dari agama yang mana, dari negara mana, dan dari mana asalnya, kopi telah menjadikan pengemarnya satu dalam rasa. Kopi juga telah tersebar di seluruh dunia apakah itu melalui perdagangan ataupun itu melalui pencurian yang jelas kopi lebih popular daripada the Beatles" lanjutnya lebar

memang secara tidak sadar kopi merupakan minuman yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, setiap orang selalu mempunyai waktunya untuk menikmati kopi bersama temannya. Pikirku dalam hati.

"kopi ini adalah suatu kenikmatan yang memiliki sejuta misteri dalam perkembangannya dan melalui proses yang panjang dari penyebarannya sampai proses dari sebuah biji menjadi larutan yang memberikan semangat yang positif, keharumannya membuat kita mengingat akan hari kemarin yang telah kita lalui dan setia tegukan akan memberikan kita persepsi akan masa depan, entah kita ataupun tidak kita akan menjalaninya" khalid mulai berpuisi.

Memang kawan-ku ini sudah menjadi pecandu kopi berat layaknya penguna kokain. Dia memulai dan menutup hari dengan kopi dan bahkan pernah aku melihat dia berbincang dengan secangkir kopi, dia tidak meminumnya dia berbincang dengan segelas kopi dan dia juga memiliki puluhan resep minuman kopi. Dikamarnya banyak poster tentang kopi, orang minum kopi, cangkir kopi, biji kopi, petani kopi dan juga satu keluarga kambing (aku tidak tau hubungannya apa).

"coba kamu lihat meja di arah jam setengah tiga-mu.!" sambil mendekatkan wajahnya ke muka-ku.

Aku menoleh ke arah kiri agak serong di belakang khalid dan melihat ke arah meja yang dekat dengan lampu neon sepia, aku melihat dua lelaki dan satu perempuan. Sekilas mereka terlihat seperti manusia-manusia lain yang menghabiskan waktunya untuk bercanda dan menceritakan sesuatu mereka secara santai.

"mereka telah lama tidak berjumpa"
katanya lagi-lagi sok tau.
"coba lihat minuman mereka tidak ada yang memesan minuman lain selain kopi dengan bubuk gula sachet" lanjutnya.

"darimana kamu tau,? mereka lama tidak jumpa hanya dengan melihat kopi yang mereka pesan..??" tanyaku penasaran.

"yup, itu mudah karena 2 diantara mereka adalah penikmat kopi"

"darimana kamu tau mereka menikmat kopi"

"para penikmat kopi memiliki satu jiwa yang saling terhubung"

"aku tidak percaya"

*"ok, coba kamu perhatikan cangkir cowok yang memakai topi itu"
tunjuknya sambil menghirup aroma kopi dan meminumnya sampai habis. Tidak bisa aku percaya dia meminum kopi yang pahitnya akan bertahan sampai besok pagi dalam sekali teguk.

"bang, pesan satu lagi kopi hitam mini,!!!" teriaknya kepada pelayan.

"ok sebatang rokok lagi sampai,!!!!" jawab pelayan yang terlihat akrab dengan khalid

"kenapa dengan cangkir kopi cowok itu" tanyaku tidak sabar mendengarkan opininya

"mereka masing-masing memiliki 2 sachet gula rendah kalori dan cowok yang memakai topi tersebut tinggal hanya tinggal satu, letak cangkirnya dengan tangannya terlalu jauh dari depannya dan sendok berada di dalam cangkir...." jawabnya

"jadi,,,,,?"

"itu menunjukan dia itu mengikuti pesanan kedua temannya, sedangkan kedua temannya adalah penikmat kopi karena kopi itu pahit tidak manis, dan orang yang menikmati kopi pahit pasti tidak meletakan sendok di dalam cangkir kopi karena tidak mencampurkan gula dan juga dapat merubah sedikit rasa kopinya. Letak kopinya menunjukan dia itu tidak kidal dan jangkauannya yang terlalu jauh itu menunjukan kurang tertariknya dia terhadap rasa kopi. Aku bisa menebak dia lebih suka latte atau cappucino ketimbang kopi hitam dan lebih senang dengan jenis kopi robusta daripada arabika ." dia menghentikan sejenak opininya dan beranjak untuk membeli lagi rokok.

Kopi yang khalid pesan sampai, pelayan itu menanyakan khalid dimana, aku jawab dia sedang beli rokok di seberang jalan. pelayan tersebut memintaku untuk menyampaikan pada khalid bahwa kopi ini padat. Penasaran dengan apa maksud "padat" dari pelayan itu aku mencoba menyicip sedikit rasa kopinya dan waaaaaw... rasanya ampun pahit dan tidak enak sama sekali.

Dia kembali dengan rokok Sampoerna dimulutnya, dia duduk dan mengambil kopinya lalu mencium aromanya dan meminumnya sedikit, dan ekspresinya biasa saja. Padahal aku menginginkan ekspresi sama sepertiku

"kenapa,..??"
tanyanya melihat muka-ku. Tidak apa-apa aku jawab karena aku akan ditertawai olehnya jika aku bilang rasa kopinya masih terasa dimulut-ku walau telah aku coba menghilangkannya dengan cara meminum habis Cappucino-ku.

"ok, kita lanjut,.."
katanya untuk membuka kembali pembicaraan yang terhenti karean hal yang tidak penting. pembicaraan yang terhenti karena rokok.

".. lihatlah tidak ada diantara mereka yang memengan handphone, untuk zaman sekarang itu adalah perilaku yang menyimpang ketika di dalam satu meja warung kopi tidak ada satu orang-pun yang memengang hp-nya. hal yang demikian sering dilakukan oleh orang yang sedang berbicara tentang hal yang penting atau hal menarik lainnya namun, bisa aku simpulkan mereka sedang bercerita tentang masa lalu mereka yang mereka sajikan dengan kerinduan dan keinginan untuk kembali pada masa itu"

"kenapa kamu bisa simpulkan demikian,???"

"karena mereka lebih banyak tersenyum, tertawa kecil dan tidak ada yang lebih mendominasi percakapan. suatu hal yang wajar apabila wanita lebih banyak berbicara" jelasnya

"kenapa kopi itu pahit"
tanyaku karena pahit kopinya tidak juga hilang

"itulah kopi, jika ditambahkan gula creamer sudah bukan kopi lagi namanya, bisa jadi Latte, Frapucino, atau Mocha"
jawabnya sambil tersenyum yang bagiku mengejek yang seakan dia tau aku telah menyicip kopi padatnya.

"kawanku, kopi itu hitam, pahit, memiliki rasa manisnya sendiri, membuat aliran darah menjadi cepat, memberi energi, dan dapat membuatmu kecanduan tidak salah ketika kamu mau menambahkan gula, creamer, teh, susu, coklat ataupun wiski, namun makna dari kopi itu juga telah berganti" lanjutnya seperti menasehati atau mengajari-ku

"memang kopi memiliki makna?" tanyaku

"apa yang tidak ada makna dalam hidup ini, menurutku kopi adalah kehidupan. Hitamnya menciptakan misteri dari apa kopi ini dicampur disaat perebusan atau pengilingan, hitamnya mengaburkan dari mana asal kopi ini hingga setiap kopi terlihat sama walaupun berbeda darimana dia berasal, begitu juga dengan hidup ini yang begitu banyak misteri yang semakin kita cicip semakin kita kecanduan, rasa pahitnya terdapat manis yang berbeda dengan manisnya gula atau manisnya jagung, semakin pahit semakin kita dapat mencintai cita rasa kopi yang khas. Jika kita meminum kopi tepat pada takarannya tidak terlalu berlebihan tidak juga terlalu kurang, aku yakin semangatnya akan mengalir dalam darah kita untuk memompa jantung untuk lebih kuat hingga meningkatkan kondisi fisik kita dan juga mendorong otak kita untuk lebih berkonsentrasi terhadap suatu hal. jika kita hendak menikmati setiap detik dari hari, kopi dapat memberikannya, jika kita menginginkan tenaga yang lebih, kopi mampu memberi selayaknya doping. Setiap orang memiliki sisi dalam melihat kehidupan begitu juga dengan kopi setiap orang memiliki pendapat mereka masing-masing, dan berbeda juga tentang bagaimana menikmati kopi, juga dengan campurannya dan tidak semua orang cocok untuk mencandui kopi" lebar dia jawab.

Mungkin secara tidak lansung kopi memberikan sebuah makna kepada peminumnya, aku sedikit sepakat dengan khalid. Tapi aku lebih sepakat dengannya tentang makna dari setiap hidup ini, semua memiliki makna tergantung makna seperti apa yang diterjemahkan oleh yang menjalani hidup ini, tidak jauh seperti kopi yang bagiku sangatlah pahit dan tidak enak namun bagi khalid kopi adalah segala rasa yang dia candui. Sebelum kami beranjak pulang khalid mengatakan bahwa dia sangat ingin menikmati kopi di Ethiopia, entah apa alasannya. Aku melihat tiga sekawan yang menjadi bahan sok pintar dari khalid tetap dimeja mereka walau hari telah larut mereka terlihat asik saja bercerita dan bersenda-gurau dan aku juga melihat kopi mereka masih setengah gelas.


**FROM ACEH WITH LOVE** salam manis cucoe raja
Sort:  

Jeb beu le bang kupi...nak itam mansaboh tuboh 🤣

hahahahaha nyan jep cat kon kupi

Kopi seperti wabah.. tetiba orang suka minum kopi, entah itu gegara lagi nge-trend, atau apapun istilahnya.. tapi satu yang pasti, nikmati kopimu dengan bijak, jangan sampai kopimu mengganggu hidupmu..

Maka berbahagialah, orang-orang dengan pencernaan yang sehat. Mereka bisa menikmati kopi sesukanya..

Kereenn postingannya..

hahahaha, nyo sang bentuk keluhan dari asam lambung yang berpesta pora

This post has been rewarded with 30% upvote from @indiaunited-bot account. We are happy to have you as one of the valuable member of the community.

If you would like to delegate to @IndiaUnited you can do so by clicking on the following links: 5SP, 10SP, 15SP, 20SP 25SP, 50SP, 100SP, 250SP. Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Please contribute to the community by upvoting this comment and posts made by @indiaunited.

Halo, saya harap Anda baik-baik saja!

Tolong, izinkan saya untuk mengundang Anda untuk bergabung dengan perselisihan #steemschools. Klik tautan ini untuk bergabung dengan https://discord.gg/eTZqQvk dan kami akan mengajari dan mendukung Anda untuk tumbuh di Steemit, untuk memilih topik yang tepat untuk menarik pembaca, untuk menggunakan tag yang tepat untuk mendapatkan lebih banyak visibilitas, cara membuat kualitas posting dan komentar dan dapatkan lebih banyak pengikut.

Terima kasih.

images (22).jpeg

itulah dia, sepertinya harus menaikan level