The Da Vinci Code dan Sebuah Petualangan Membaca

in #film5 years ago

adoc.jpg

pembatas postingan.png

Karena keperluan meminjam buku untuk bahan makalah mata pelajaran Teknologi Informasi, kami satu kelas di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sigli ramai-ramai mendaftar menjadi anggota perpustakaan Training Center yang berada di komplek pelajar Tijue, Sigli. Sebelumnya, kami tidak pernah mengunjungi perpustakaan tersebut. Perpustakaan adalah tempat yang tidak menawarkan hal yang bisa diandalkan dalam pergaulan anak SMA pada masa itu, khususnya bagi siswa cowok di kelas kami. Tetapi pada saat itulah saya menemukan sebuah novel berjudul The Da Vinci Code.

Saya mulai membuka tiap lembaran-lembarannya dan mendapatkan banyak gambar salib dan hal-hal terkait agama Kristen. Akhirnya saya meletakkannya kembali ke rak buku perpustakaan Training Center tersebut. Setelah beberapa bulan, sebuah iklan di televisi swasta Indonesia menampilkan cuplikan film yang akan diputar pada malam tahun baru. Judul film tersebut tidak asing bagi saya. Benar saja, judulnya The Da Vinci Code. Saya rela begadang untuk menonton film ini karena rasa penasaran yang timbul sejak di perpustakaan Training Center.

Keesokan harinya, saya tidak ragu lagi untuk meminjam novel The Da Vinci Code. Dalam waktu empat hari, saya menamatkan bacaannya. Kemahiran Dan Brown dalam menjalin kisah dan memasukkan unsur-unsur ilmu pengetahuan dan seni dalam The Da Vinci Code melalui profesor Robert Langdon membuat saya takjub. Diam-diam saya mulai tertarik untuk menjadi seperti profesor Robert. Sejak itu, saya mulai rutin ke perpustakaan untuk membaca buku-buku matematika, statistika, farmasi, seni, sejarah, politik, roman, dan lainnya. Semakin hari, rasa penasaran yang tumbuh semakin besar. Itu membuat saya untuk terus membaca dan menikmati setiap lembaran informasi yang tersaji dari buku-buku yang dibaca.

Tidak cukup dengan buku, saya memanfaatkan sedikit pendapatan dari mengajar di pesantren untuk membeli majalah. Dalam sebulan saya menghabiskan sekitar tiga ratus ribu rupiah untuk membeli majalah National Geographic, Four Four Two, Bola Vaganza, Tempo, dan Nat Geo Traveler. Entah apa yang saya pikirkan saat itu. Bagi kawan-kawan, menghabiskan uang yang banyak itu untuk majalah adalah hal yang sia-sia. Tetapi saya sudah kecanduan dan terus membeli banyak bacaan.

Birahi membaca tidak sampai di sana saja. Ia telah membuat saya sakit secara pikiran atau boleh dikatakan gila. Saya seperti harus mengeluarkan apa yang saya ketahui dari pikiran agar saya bisa menyeimbangkan hidup. Dari sanalah saya mulai menulis. Pertama kali saya menulis di setiap lembar belakang kalender. Saya menandakan setiap tanggal penting dengan sebuah tulisan dibelakangnya. Mulailah, pada masa internet sudah bisa diakses melalui warnet di kota Sigli saya minta seorang kawan untuk dibuatkan blog. Saya bisa menulis dengan jangkauan pembaca yang luas.

Pada pertengahan tahun 2016, Aceh mulai dihebohkan oleh hadirnya platform untuk menulis dan dibayar
menggunakan cryptocurrency. Platform yang bernama Steemit tersebut telah membuat perubahan besar dalam hidup saya. Melalui Steemit, saya berjumpa dengan orang-orang yang punya masalah yang sama. Sama-sama sakit setelah menikmati bacaan. Kami mulai menulis apa saja ide dan gagasan yang tentu saja melalui apa yang kami baca. Saat itu, saya mulai sadar uang dan waktu yang dihabiskan dulu untuk membaca dan membeli bacaan akhirnya menemukan waktunya. Dari Steemit saya mendapatkan penghasilan yang lumayan untuk membeli buku lagi dan menjelajah belahan dunia yang dulunya hanya menjadi bagian dari imajinasi.

Buku telah membuka percakapan saya bersama orang-orang baru. Ia juga telah membawa saya kepada sudut-sudut tempat yang belum pernah saya kunjungi. Awal April, menggunakan penghasilan dari Steemit saya pergi ke Brunei Darussalam. Sebuah cita-cita yang telah lama saya idamkan. Buku telah mengaburkan dunia nyata dan imajinasi. Saya bahkan sempat menarik sebuah kesimpulan dari pikiran-pikiran yang timbul di cakrawala berpikir bahwa "Jika Tuhan menghendaki sesorang untuk pintar, maka Dia akan menganugerahkan hasrat untuk membaca". Oleh karena itu, jika kita belum punya hasrat untuk itu, temukanlah.

Buku juga sudah membantu saya untuk berfikir positif. Menerima setiap perbedaan dan menekan amarah disetiap percakapan. Ia menjadi teman untuk melanjutkan pengembaraan. Hingga saya mulai masuk kedunia film, buku menjadi teman yang membimbing kepada jalan menemukan jawaban-jawaban dari setiap pertanyaan. Ia menawarkan banyak gagasan hingga membawa saya pada tingkat yang tidak pernah saya pikirkan, menjadi seorang programmer untuk sebuah festival film. Kadang saya berfikir, jika saja saya menemukan The Da Vinci Code, mungkin saya bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi favorit di luar negeri. Tapi tidak terlambat, Tuhan telah menganugerahkan sebuah harta yang sangat bernilai, yaitu hasrat untuk membaca.

Dalam sebuah pemutaran film dan diskusi di SMA Sukma Bangsa Sigli, saya diminta untuk memberikan sebuah kalimat motivasi bagi siswa-siswi. Tidak banyak berfikir, saya langsung berujar "Jika ingin tercapai apa yang kalian cita-citakan, rajinlah membaca! Bacalah apa saja yang kalian temui!". Buku benar-benar candu yang akan membuat kita terbang ke dalam semesta. Semesta yang disedikan oleh Tuhan untuk jiwa-jiwa yang memang terpilih. Bukankah kalimat pertama yang diturunkan dari Al-Quran adalah "bacalah!". Bagi saya, makna itu sangat dalam. Ia lebih dari sebuah fi'il amar (kalimat perintah), tetapi sebuah undangan untuk menikmati keindahan surga duniawi yang tidak akan didapatkan oleh sembarang orang. Terakhir, saya pernah bercerita kepada teman sekamar di pesantren, "Jika saya dibuang ke suatu tempat yang asing atau dipenjara, tidak masalah asal masih bersama buku-buku"

Tulisan ini pernah dimuat di majalah Iqra (Arsip dan Perpus Aceh)

pembatas postingan.png

story - Copy.jpg

Sort:  

Hello @akbarrafs, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!