Kenduri Tahunan, Budaya Kehidupan Masyarakat Aceh
Kenduri tahunan adalah budaya kehidupan masyarakat Aceh, pada umumnya masyarakat Aceh menyebutnya khanduri, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kehidupan masyarakat. Setiap tahun selalu ada kenduri.
Saat melaksanakan kenduri masyarakat melakukannya secara kolektif. Karena, hakikat dari kenduri adalah merekatkan atau mempererattali persatuan dan persaudaraan antar masyarakat.
Kenduri-kenduri yang rutin dilakukan antara lain, kenduri Perayaan tahunan, yaitu dilaksanakan pada malam hari, yang dimulai dari harinya hingga sampai malam.
Selain itu ada beberapa macam kenduri lain yang dilaksanakan masyarakat Aceh.
Antara lain, khanduri blang (kenduri turun ke sawah), khanduri ureueng meukawen (kenduri pesta perkawinan), khanduri ureueng mate (kenduri orang meninggal), khanduri aqiqah (kenduri kelahiran anak).
Kemudian, khanduri peutron aneuk (kenduri pertama sekali anak dibawa keluar rumah), khanduri peusunat aneuk (kenduri sunatan anak), khanduri beuru-at, (kenduri menjelang ramadhan/nisfu syakban), dan khanduri tamat Qur’an (kenduri khatam Qur’an).
Budaya Aceh atau tradisi kenduri dalam masyarakat Aceh adalah warisan terlama masyarakat Aceh. Hal ini berkait erat dengan budaya Islam. Namun, dalam mengadopsi budaya Hindu, masyarakat Aceh yang dikenal kuat dengan agama Islam telah melaksanakan budaya kenduri dengan nilai-nilai Islam.
Budaya harus kita jaga dan sangat penting bagi generasi selanjutnya