<h2> Penasaran? Mengapa 1 jam 60 menit? Simak alasannya <h2>
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa hidup tanpa adanya jam. Bahkan kita semua melakukan aktivitas harian dengan bantuan jam. Mungkin tanpa adanya jam, manusia tidak bisa mengatur jadwal aktivitas harian mereka. Hmm… jadi, penemuan jam sangat penting ya bagi kehidupan manusia. Nah, kamu pasti diajarkan perhitungan matematika dan fisika, bahwa 1 jam berdurasi 60 menit. Begitu pula dengan 1 menit berdurasi 60 detik. Lalu kenapa ya harus 60 menit? Mengapa tidak 20, 30, 80 atau 100 menit? Pasti penasaran kan kenapa demikian, dari pada penasaran dan bertanya terus, simak penjelasannya ya
Pembagian 1 jam 60 menit sudah dilakukan sejak 400 tahun yang lalu, Dilansir dari Live Science, selama ribuan tahun, peradaban kuno harus memandang langit untuk mengukur waktu. Untuk menghitung tahun, mereka harus melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi matahari.
Untuk mengukur waktu bulan, mereka menghitung seberapa lama Bulan mengorbit Bumi.
Selain itu dalam menghitung minggu dan hari dihitung dari durasi satu rotasi Bumi pada porosnya.
Kehadiran jam, menit, dan detik menjadi terobosan dalam penghitungan waktu sampai saat ini. Sistem bilangan Penggunaan angka 60 sudah di mulai pada bangsa Sumeria.
Bangsa Sumeria merupakan peradaban kuno di Mesopotamia selatan yang menggunakan sistem bilangan yang berbeda yaitu bangsa Sumeria menggunakan basis 12 (duodecimal) dan basis 60 (sexigesimal). Sedangkan kamu tahu saat ini, penulisan angka pastinya menggunakan desimal atau basis 10.
Tidak diketahui persis mengapa bangsa Sumeria memilih sistem yang berbeda ini . Namun, terdapat beberapa teori yaitu : “Menghitung sampai 12” Dalam buku The Universal History of Numbers (2000) karya David Bello, banyak budaya kuno menggunakan tiga segmen dari masing-masing jari untuk menghitung sampai 12 pada satu tangan. Dihipotesiskan, 60 muncul dari menggunakan lima jari satu tangan dengan dua belas segmen yang lain.
Sistem 60 menit sudah dikembangkan bangsa Sumeria sejak 2000 Sebelum Masehi, kemudian sistem 60 menit diciptakan oleh Hipparchus dan astronom Yunani. Dan selanjutnya sistem tersebut dikembangkan oleh orang Babilonia yang sebelumnya sudah menaklukkan bangsa Sumeria. Masyarakat Babilonia membuat perhitungan astronomi yang sama dengan sistem sexagesimal, yaitu menggunakan angka 60 sebagai dasarnya, Sampai saat ini, masih belum diketahui alasan angka 60 dipilih untuk diterapkan dalam sistem waktu. Namun angka 60 dianggap paling tepat dalam perhitungan.
Angka 60 adalah angka terkecil yang bisa dibagi oleh lima angka puluhan sebelumnya, yaitu 2,3,4,5,6, dan dibagi oleh angka 10,12,15,20, dan 30. Jadi, bangsa Babilonia ini, fakta uniknya, menggunakan basis “12” dalam sistem penghitungan mereka!! Jadi analoginya, “12”-nya mereka itu adalah “10” bagi kita sekarang. Semua logika perhitungan mereka itu ya basisnya dari 12, bukan 10. Tapi. Tapi. Tapi. Terus muncul pertanyaan berikutnya: kenapa 12? Kenapa Babilonia ngga kayak kita aja yang pake basis “10”??
Babilonia sebenarnya mengadopsi sexagesimal dari bangsa Sumeria Kuno yang kemudian diturunkan pada Babilonia. Bangsa Babilonia kemudian memodifikasinya untuk menghitung waktu.. Pada akhir abad ke-14, jam mekanik pertama kalinya diciptakan di Eropa. Seorang astronom Yunani, Erastosthenes menggunakan sistem sexagesimal untuk membagi lingkaran menjadi 60 derajat. Dirinya juga menggunakan sistem ini dalam menciptakan garis lintang. Garis lintang adalah garis yang melintasi tempat-tempat terkenal di Bumi saat ini.
Angka 60 juga ada kaitannya dengan sistem bujur 360 derajat. Ini juga menjawab mengapa jam bergerak melingkar. Erastosthenes menciptakan peta dengan sistem 360 derajat dari garis utara ke selatan. Bumi itu bulat sudah diketahu pada masa itu oleh para ilmuwan Yunani pada 276 sampai 194 sebelum masehi. Astronom kemudian membagi lingkaran menjadi 60 bagian.
Satu abad kemudian, Hipparchus juga membuat garis lintang menjadi sejajar menurut garis Bumi. Sehingga tercipta sistem garis bujur dalam 360 derajat.
Temuan Hipparchus dikembangkan oleh Claudius Ptolemaeus yang membagi 360 derajat menjadi menjadi 60 dan dapat dibagi lebih kecil lagi. Tampilan jam terbagi menjadi setengah, sepertiga, seperempat, bahkan kadang hanya 12 bagian. Satuan menit baru ditampilkan pada abad ke-16, saat sudah terciptanya arloji
Sebetulnya, arloji pada zaman dahulu masih membagi waktu menjadi setengah, sepertiga, dan lainnya. Tetapi tidak pernah dalam 60 bagian. Saat itu waktu tidak dimengerti sebagai 1 jam sama dengan 60 menit. Menit bahkan tidak ditampilkan dalam arloji sampai abad ke-16 yang kemudian membuat jam sampai saat ini tetap menggunakan hitungan 60.
Berikut beberapa alasan kenapa harus angka 60, yuk simak :
Bilangan 60 Bisa Dibagi 6 angka pertama
Para sejarawan tidak menjelaskan secara rinci kenapa dipilih angka 60 dalam setiap jam. Namun, banyak ahli yang menganggap bahwa angka 60 dipilih karena mudah dalam pembagian dari 6 angka pertama yakni 1,2,3,4,5,6. So, jika kalian bicara ½ jam berarti 30 menit, 1/3 jam berarti 20 menit, ¼ jam berarti 15 menit dan seterusnya.
Hmmm… kalian pasti kesulitan kan kalau 1 jam terdiri dari 100 menit? Misalnya 1/3 jam itu berarti 33,333 menit. Pastinya sulit untuk dibagi oleh bilangan sebelumnya ya. ya kebayang tidak? Saat mengatakan waktu ada koma komanya “nanti ya bro 33,333 menit lagi” pasti sangat ribet kan, teman-teman.
Paling Pas dengan Sistem Bujur 360 derajat
Pada tahun 276 hingga 194 sebelum masehi, seorang astronom Yunani menciptakan peta tempat tersohor di bumi dengan sistem 360 derajat dari utara ke selatan. Karena pada masa itu orang orang sudah memahami jika bumi ini bulat, astronom yunani membagi lingkaran menjadi 60 bagian yang ternyata paling pas untuk dibagi lagi dengan 6 bilangan pertama.
Setelah satu abad berlalu, Hipparchus membuat garis-garis lintang yang sejajar dan teratur sesuai dengan garis bumi. Ia juga menciptakan sistem garis bujur 360 derajat dari kutub utara hingga kutub selatan.
Nah, setelah digunakan dalam sistem bujur 360 derajat, sebuah karya Almagest yang dibuat oleh Claudius Ptolemaeus menjelaskan bahwa 360 derajat dapat dibagi menjadi 60 bagian. Nah, 60 bagian ini juga bisa dibagi lagi menjadi 60 bagian kecil. Sehingga ditemukanlah hitungan detik yang kini banyak diterapkan dalam arloji. Mungkin sejarah ini juga mengungkap kenapa jam bergerak melingkar ya.
Ada banyak penemuan bersejarah di dunia ini yang mungkin belum kita pikirkan sebelumnya. Salah satunya adalah penemuan jam dan kenapa 1 jam terdiri dari 60 menit. Jadi, ini lah sistem waktu yang kita pake sekarang. Keliatan sepele, tapi banyak pemikiran kompleks dibalik “1 menit = 60 detik” kita ini!
Daaan sekali lagi kita perlu berterima kasih sama bangsa Babilonia dan peradaban kuno lainnya, karena dengan sistem mereka, kita jadi lebih gampang untuk bertanya jam sama orang tanpa perlu ngitung pake kalkulator