Hapus Facebook
Di era modern saat ini, orang bisa mendapatkan berbagai informasi dengan sangat cepat dan mudah. Internet membuat semua orang dari seluruh dunia bisa bertemu dalam waktu yang sama dan tempat yang sama, kapan saja dan dimana saja ditempat yang sering kita sebut dengan dunia maya (internet).
Facebook adalah salah satu jejaring sosial yang terdapat diinternet, pembuatnya ialah Mark Zuckerberg dari New York. Sejak peluncuran pertamanya hingga sekarang pengguna facebook mengumumkan bahwa selama kuartal ketiga tahun ini pengguna aktif bertambah 60 juta per bulan, yang membuat pemakai secara global menembus angka 1,55 miliar.
Banyak orang yang senang membuka akun facebook mereka untuk chatting , bermain game, mengapdate status, gambar ataupun video untuk dibagi dengan teman. Banyak fasilitas yang terdapat di facebook untuk menarik kita sebagai penggunanya.
Seperti yang kita tahu fungsi utama dari facebook adalah sebagai sarana jejaring sosial yang dapat digunakan untuk berbagi informasi apapun antar teman. Dengan facebook kita bisa menemukan teman lama dan teman baru, hal ini dapat memungkinkan kita dapat memiliki teman dari segala penjuru dunia .
Namun belakangan ini facebook tengah dilanda badai krisis kepercayaan setelah 50 juta data akun penggunanya dinyatakan bocor ke pihak yang tidak berhak. Beberapa hari lalu terungkap ada sebanyak 50 juta data personal pengguna Facebook dicuri dan disimpan oleh firma analisis data, Cambridge Analytica. Kasus pencurian ini digunakan untuk kampanye Donald Trumpt menjadi presiden dan membuat masyarakat tidak terima karena ketidakamanan privasi pengguna facebook, sehingga banyak dari mereka yang ingin facebook dihapus. Bahkan tidak hanya masyarakat biasa saja yang menginginkan facebook dihapus, salah satunya mantan pendiri WhatsApp yang menyerukan ajakan untuk menghapus Facebook.
Melalui akun Twitter-nya, Brian Acton menuliskan tagar atau yang biasa kita sebut hashtag #DeleteFacebook (hapus Facebook). Kemudian tagar tersebut dibicarakan dan di-retweet oleh lebih dari 1.800 pengguna Twitter. Brian Acton merupakan salah satu pendiri WhatsApp yang bekerja bersama Jan Koum mengembangkan aplikasi ini. Brian sempat bekerja selama kurang lebih empat tahun setelah WhatsApp diakuisisi Facebook.
Pemilik facebook, Mark Zuckerberg angkat bicara soal skandal ini melalui akun facebook personalnya. Ia meminta maaf dan berjanji akan memperbaiki sistem keamanan facebook untuk melindungi privasi pengguna. Tidak hanya lewat akun facebooknya, Mark Zuckerberg juga meminta maaf lewat satu halaman koran di beberapa media besar, antara lain New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post. Permohonan maaf itu naik cetak untuk edisi Minggu pada tanggal 23 Maret 2018. Isinya hanya lima paragraf pendek disertai tanda tangan Mark Zuckerberg.
Ia juga mengatakan kejadian ini adalah pelanggaran kepercayaan, dan sekarang mereka mengambil langkah agar kejadian seperti ini tak terulang lagi. Adapun langkah yang dimaksud adalah menghentikan operasional aplikasi pihak ketiga yang menghimpun terlalu banyak informasi pengguna. Facebook juga lebih gencar menyelidiki pergerakan aplikasi pihak ketiga. Pada penutupnya, Mark Zuckerberg berterima kasih kepada pengguna karena memberikan kepercayaan yang besar. Ia berjanji akan melakukan hal yang lebih baik bagi pengguna. Orang nomor satu di facebook itu pun mengakui, dibutuhkan waktu berbulan-bulan serta anggaran berjuta-juta dollar AS untuk memperbaiki semua masalah kepercayaan keamanan pengguna ini.
Skandal pencurian data oleh Cambridge Analitica membuat saham Facebook turun drastis 10% dan kehilangan hampir US$ 50 miliar atau Rp 679,92 triliun (asumsi kurs Rp 13.763 per dolar Amerika Serikat) dalam beberapa hari. Saham dari perusahaan media sosial facebook kembali menurun hampir tiga persen saat penutupan perdagangan. Hal ini karena perusahaan pimpinan Mark Zuckerberg itu masih tersangkut masalah skandal privasi pengguna yang melibatkan firma analisa data Cambridge Analytica.
Citra Facebook di mata investor menurun setelah Cambridge Analytica mengaku mendapat akses ke 50 juta pengguna Facebook untuk mempengaruhi suara dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016. Mark Zuckerberg memiliki 400 juta saham facebook. Sejak kasus ini terjadi, pemilik facebook itu sudah kehilangan USD 6,8 miliar atau sekitar Rp 93,5 triliun. Meski demikian, Zuckerberg masih memiliki saham yang bernilai USD 70 miliar. Ia juga masih bisa mempertahankan posisinya di perusahaan karena memiliki kontrol terhadap mayoritas pemegang saham di perusahaan itu.
Congratulations @snapbyokty! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!