Mengapa Tali Pusar Tidak Boleh Dibuang?

Kebanyakan orang tua melarang kita untuk membuang tali pusar bayi yang baru lahir dan kita tidak percaya dengan apa yang mereka katakan. Mengapa kita harus menyimpan tali pusar bayi kita? Itulah pertanyaan yang akan muncul dalam pikiran orang tua muda seperti kita yang masih belum tahu dengan khasiatnya.

Terkait dengan kepercayaan orang tua kita terdahulu, ketika bayi baru lahir, saat umurnya antara 10 hari sampai 2 bulan akan diadakan acara selamatan. Dalam adat Jawa, selamatan ini biasa diadakan saat tali pusar putus (dinamakan dengan puputan) yang artinya putus. Tujuannya selamatan ini agar bayi kita diberi kesehatan dan keselamatan. Tali pusar itu kemudian dikeringkan dan disimpan karena dipercaya dapat menyembuhkan dengan merendam tali pusar yang kering tadi dengan air panas lalu airnya diberikan kepada bayi kita yang sakit maka akan memberi kesembuhan. Itu katanya! Percaya atau tidak, itu tergantung pada kepercayaan kita masing-masing.

Disamping itu, bagi sebagian masyarakat Bali, tali pusar dipercaya sebagai pelindung karena sejak dalam kandungan tali pusar menjadi penghubung antara ibu dengan janin. Saat masih dalam kandungan, makanan yang kita konsumsi masuk melalui tali pusar ini.

Dan secara tidak terduga, manfaat tali pusar tidak terhenti pada saat si kecil dalam kandungan. Teknologi medis terbaru memungkinkan tali pusar untuk disimpan dan digunakan saat si bayi membutuhkan. Bagian yang disimpan ini adalah sel punca atau lebih sering dikenal sebagai stem cell.

Menurut direktur laboratorium Cordlife Group Limited, Li Ming Ming, Phd. Sel punca dapat membelah diri dan berkembang menjadi berbagai macam sel dalam tubuh. Inilah potensi sel punca yang dapat digunakan saat si kecil menderita penyakit berat.

Sel punca memiliki dampak yang baik untuk anak dengan kelainan darah seperti leukeumia dan thalasemia. Selain itu juga dapat digunakan untuk anak dengan celebral palsy.

Pada anak dengan celebral palsy, terapi sel punca akan bermanfaat untuk meningkatkan fungsi tubuh dan saraf motorik, sedangkan pada kelainan darah, sel punca terbukti bermanfaat bagi pasien.

---