Dua kata pasien kepada perawat (terimakasih telah menyelamatkan saya) dan (terimakasih telah mematikan saya)
Malam sahabat stemian semua
Malam ini saya akan berbagi cerita pengalaman dan pelajaran berharga bagi saya sendiri dan semoga juga bisa buat pelajaran buat sahabat stemian semua...
Sedikit saya tulis pengalaman berharga ini
COAS Ners, itu merupakan suatu profesi ners dimana ketika itu perawat di tuntut untuk lebih harus mempunyai skil yang lebih dan mampu bersaing secara global
Ketika saya COAS di salah satu RSUD yang masih berada di provinsi Aceh, saat itu saya sudah menjalani profesi selama kurang lebih 7 bulan dan pada suatu malam saat itu saya berada di stase keperawatan darurat, pembagian ruangnya (IGD, OK, ICU) kebetulan saya berada ruang ICU
Pada hari itu saya shif malam,
Saat saya datang ke ruangan dan ketika pergantian shif siang dan malam semua bad pasien penuh, kami Ners muda hanya berdinas 2 orang saja, saya dan teman saya sebut saja namanya Eva Itawarni
Pasien dan keluarga malam itu terlihat cukup tenang dan aman, dan saat jam menunjukkan pukul 23.00 Wib, waktunya injeksi pasien
Saya dan juga kawan saya membagi pasien untuk melakukan injeksi (obat intravena/suntik) ternyata tidak semua pasien mendapatkan injeksi, pasien di bad 6 tidak dapat obat intravena tapi kami tetap memantau pasien tersebut dan mencatat tanda-tanda vitalnya
Jam menunjukkan pukul 02.00 Wib bed 6 ada injeksi intravena (suntikkan)
Saya yang bertugas saat itu berhubung teman saya udah tidur, setelah saya berikan tindakan saya juga memberi sentuhan pada pasien tersebut, saya pegang tubuhna suhu badannya panas, saya bergegas ambil termometer digital untuk mengukur suhu tubuh pasien tersebut,
Suhu tubuhnya 41'C ternyata pasien tersebut sudah demam dari tadi tapi keluarga tidak melapor kepada perawat, dan akhirnya saya bilang sama perawat senior bahwa pasien tersebut demam, tapi senior saya hanya bilang pasien tersebut fase terminasi,.
Saya tidak habis pikir jika begitu jawaban dan saya tidak merasa puas. Lalu, saya putuskan untuk membantu dan berbagi sama keluarga pasIen tersebut siapa tahu keluarga tersebut membutuhkannya dan menghargai apa yang saya bilang (kata hati saya)
Anjuran dari saya yaitu mengompres keluarganya yang sakit tersebut untuk di kompres, supaya demam turun, ternyata keluarganya sangat antusias dan saya mengajarkan bagaimana mengompres pasien dengan benar, berikan kapas yang besar, baskom dan air panas dan dingin
Saya hanya berpesan pada keluarga kompresnya di dahi, dan lipatan tubuh
Saja anjurkan di lipatan tubuh yaitu (ketiak) dengan catatan harus di ganti setiap 15 menit sekali dan infus yang awalnya 20tt/menit saya cepat kan jadi 30tt/menit dan saya berpesan jika ada apa-apa, tolong panggil saya di situ saya bilang seama keluarganya
saya pun sudah capek dan lelah saya tertidur diatas meja dan bangun jam 05.00Wib
Langsung saja saya ke pasien bed 6 tersebut untuk menlihat kondisi, Alhamdulillah demam nya sudah mendingan, dan keluarga sangat senang,
Dan esok harinya pasien itu sadar dari comanya, ketika pasien itu keluar dari ICU saya begitu senang dan menjatuhkan air mata,
Dari kejadian tersebut saya belajar banyak hal
- Hidup seseorang itu bukan manusia yang bisa mengira dan dipastikan
2.jika merawat pasien rawat lah semuanya dengan hati yang ikhlas walaupun umur pasien itu sudag di vonis tidak lama lagi, tapu bukankah kita melakukan pertolongan tampa harus membiarkan dia begitu saja dan menerima - Profesi tenaga medis merupakan suatu pekerjaan mulia dan mendatangkan pahala buat kita
Melakukan suatu hal dengan ikhlas menjadikan segalanya mudah ya kak. Jangan mengerjakan sesuatu dengan setengah hati, apalagi berhubungan dengan nyawa seseorang. Memang maut tidak ada yang tahu kapan akan tiba, namun tanggung jawaban seseorang harus tetap pada hakikatnya.