Eropa dan Tembakau, Kisah Christopher Columbus Dan ABK Santa Maria (1492 M)
Pada suatu masa, Christopher Columbus (1451-1506) bersama dengan anak kapal Santa Maria berada selama dua puluh hari, sejak 5 sampai 24 Desember 1492, sebagai tamu terhormat kerajaan Zibao di pulau Bohio (Sekarang Haiti). Mereka disambut hangat oleh penguasa negeri kerajaan Zibau dan kepala desanya.
Ilustrasi tembakau. (Foto by. @baluembidi)
Miguel Pericas dari Cadiz mengisahkan pengalaman menariknya selama berada dalam kerajaan Zibao ini, seperti yang dinukilkan oleh C. Walter Hodges dalam bukunya Columbus Sails, sebagai berikut:
Suatu kebiasaan aneh dari penduduk itu adalah suka menghembuskan asap. Kami memperhatikan kebiasaan itu di manapun juga termasuk di India (Columbus menyebut benua baru dan negeri-negeri yang baru dijumpainya itu sebagai India). Tetapi saya tidak pernah ingat bahwa pelawat dari Timur berkisah tentang hal itu. Di situ ada sejenis tumbuh-tumbuhan yang oleh orang-orang India itu disebut tobacco. Jika daunnya dikeringkan, orang-orang India itu menggulung daun itu, membakar ujungnya dan menghisap asapnya pada ujung lain, lalu menghembuskannya melalui mulut dan hidung dengan cara luar biasa.
Christopher Columbus. (Foto: Pixabay)
Lalu disambung kembali oleh Miguel Pericas dari Cadiz itu, sebagai berikut:
... mereka kadang-kadang menggunakan pipa berceranggah berlobang, pada salah satu ujungnya ditempelkan tanah liat. Ujungnya yang berceranggah itu didakapkan pada kedua lubang hidung, sambil memegang ujung lainnya yang membakar daun tersebut, lalu menghisap asapnya melalui hidung. Itulah jenis pipa asap yang kami pungut di laut, tak lama menjelang kami melihat daratan untuk pertama kalinya. Saya sendiri pernah mencoba menghisap tembakau itu, tapi ia membuatku batuk, hingga saya tidak pernah menghisapnya lagi sejak itu. Sebagian yang lain malah jatuh sakit. Tetapi sebagian dari kami yang terus menerus mencobanya berkata bahwa kebiasaan itu menimbulkan kesan yang menyegarkan. Saya tetap berpendirian bahwa kebiasaan itu tidak layak bagi seorang Kristen.
Ilustrasi Kapal Santa Maria yang membawa Columbus berkeliling dunia. (Foto: Pixabay)
Miguel Pericas mengisahkan pengalamannya itu dengan sungguh-sungguh, bahwa kebiasaan merokok itu pada masa itu masih tabu dan tidak layak bagi seorang penganut Kristen. Sebutan - - tidak layak bagi orang Kristen - - itu amat besar resikonya pada masa itu, karena dunia Kristen di Barat saat itu berada di bawah ancaman kekuasaan yang mengerikan, karena dianggap sebagai keyakinan menyimpang atau sesat oleh Gereja Roma dan keyakinan "sesat" itu terkenal dengan sebutan Great Inquisition.
Kebiasaan merokok itu barulah oleh Sir Walter Raleigh (1552-1618) diperkenalkan untuk pertama kalinya di tanah Inggris dan lama kelamaan meluas ke berbagai negara di Eropa. Dengan begitu orang-orang Eropa itu belajar merokok dari rakyat kerajaan Zibao di pulau Bohio (Haiti), yang tata pemerintahannya mengenal dua istilah, yaitu cacique (baca: kepala desa) dan guacanagari (baca: kuasa nagari atau penguasa tertinggi seperti dalam susunan adat pemerintahan di Minangkabau).
By. @baluembidi